untuk mengobati batuk, demam, haid tidak teratur, meningkatkan nafsu makan, menghilangkan mules, obat cacing, radang tenggorokan, sembelit, amandel dan sakit kuning
Wasito, 2011. Nilai guna relatif yang tertinggi terdapat pada jenis tanaman aren Arenga pinata.
Nilai tersebut mengevaluasi seluruh pengetahuan penggunaan jenis tumbuhan setiap nara sumber dibandingkan dengan nara sumber-nara sumber lainnya Rugayah, 2004. Masyarakat
karo yang ada di Kecamatan Tigabinanga mengatakan bahwa mereka menggunakan nira aren untuk memperlancar air susu ibu ASI pada wanita dan juga untuk mengobati penyakit
diabetes.Aren termasuk kedalam famili Arecaceae. Tinggi batang aren dapat mencapai 25 m. batang pokoknya kukuh dan pada bagian atas diselimuti oleh serabut berwarna hitam yang
dikenal dengan ijuk. Daun majemuk menyirip, helaian daun panjangnya sampai 5 m Steenis, 1981. Aren mengandung justicin, minyak atsiri, kalium dan alkaloid, gula, dan minyak
lemak. Nira atau aren dapat dijadikan obat tradisional misalnya untuk mengobati penyakit sembelit, sariawan, radang paru-paru, pusing, disenteri, haid yang tidak teratur, kepala pusing
dan untuk memulihkan keletihan. Akar muda pohon aren bisa digunakan untuk obat kencing batu ginjal, dan akar tuanya untuk obat sakit gigi Wasito, 2011. Gula aren palm sugar juga
berkhasiat untuk menghambat penyerapan kolesterol oleh tubuh karena memiliki kandungan kalori dan serat yang tinggi, sehingga baik utuk pencernaan Iskandar, 2005.
Berdasarkan data yang diperoleh nilai guna relatif yang paling rendah terdapat pada tanaman ubi kayu Manihot esculanta. Ubi kayu merupakan tanaman perdu tidak bercabang
atau bercabang sedikit. Batang dengan tanda berkas daun yang bertonjolan. Umbi akar besar, memanjang, dengan kulit berwarna coklat suram Steenis, 1981. Sebagian masyarakat
menggunakan daun ubi untuk mengobati penyakit kulit bisul dan reumatik. Ubi kayu memiliki kandungan kalori, protein, lemak, hidrat arang, kalsium, fosfor, zat
besi, vitamin B dan C dan amilum. Daun mengandung vitamin A, B1, C dan kalsium, kalori, fosfor, protein, lemak, hidrat arang dan zat besi. Selain sebagai makanan tanaman singkong
memiliki khasiat sebagai obat, diantaranya obat reumatik, sakit kepala, demam, luka, diare, cacingan, disentri, rabun senja, beri-beri. Efek farmakologis dari singkong adalah sebagai anti
oksidan, anti kanker, anti tumor, dan menambah nafsu makan, bagian yang umum digunakan pada tanaman ini adalah daun dan umbi Agoes, 2010.
4.2. Index of Cultural Significance ICS
Sistem pemanfaatan keanekaragaman jenis tumbuhan dapat diketahui dengan menganalisis tingkat kepentingan suatu jenis tumbuhan bagi masyarakat yaitu dengan
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
mengukur Indeks of Cultural Significance ICS. Index of Cultural Significance ICS merupakan hasil analisis etnobotani kuantitatif yang menunjukkan nilai kepentingan tiap-tiap
jenis tumbuhan berguna yang didasarkan kepada keperluan masyarakat, dimana angka ICS menunjukkan tingkat kepentingan tiap jenis tumbuhan berguna oleh masyarakat.
Dari hasil penelitian pada Tabel 4.1.1 nilai Index Cultural of Significance ICS masyarakat Karo di Kecamatan Tigabinanga yang tertinggi dimiliki oleh tanaman jahe merah dengan
nilai 117 sedangkan Index Cultural of Significance ICS yang terendah adalah tanaman nenas dengan nilai 3.
Berdasarkan data yang diperoleh dapat diketahui bahwa tanaman jahe merah mempunyai nilai kepentingan yang sangat besar pada masyarakat Karo di Kecamatan Tigabinanga karena
sangat sering digunakan oleh masyarakat untuk membuat ramuan berbagai jenis obat yang berguna untuk menyembuhkan berbagai jenis penyakit. Dalam keseharian sebagian besar
masyarakat untuk meramu suatu jenis obat untuk menyembuhkan suatu penyakit tanaman jahe merah merupakan tanaman yang selalu dibutuhkan terutama penyakit yang masih
tergolong ringan dan bahkan beberapa penyakit medispun masyarakat masih memanfaatkan jahe merah dalam penyembuhan.NenasAnanas comosus memiliki nilai ICS yang paling
rendah yaitu 3. Berdasarkan hasil wawancara dengan masyarakat setempat nenas merupakan jenis tumbuhan yang paling jarang mereka gunakan untuk menyembuhkan suatu jenis
penyakit, karena mereka belum mengetahui manfaat nenas sebagai obat tradisional, sebagian besar masyarakat hanya mengetahui manfaat nenas sebagai bahan pangan.
Untuk membedakan index perbedaan kultural setiap jenis tumbuhan tersusun oleh berbagai pemanfaatan jenis tumbuhan berdasarkan pada nilai kepentingan penggunaan,
intensitas dan eksklusivitas Turner, 1988. Berdasarkan data yang diperoleh nilai kepentingan budaya tertinggi dimiliki oleh jahe merah bahing hal ini disebabkan tingginya
pengetahuan masyarakat Karo tentang manfaat dari jahe merah bahing. Rahayu 2003 suku zingiberaceae khususnya jahe merah sangat banyak digunakan oleh
masyarakat Karo baik untuk diminum sebagai penghangat badan, juga sangat dipercaya dalam penyembuhan rematik dan asam urat.
Berdasarkan Tabel 4.1.1 nilai Index of Cultural Significance tumbuhan yang paling disukai dan lebih banyak digunakan oleh masyarakat Karo di Kecamatan Tigabinanga adalah
jahe merah Zingiber officinale Roxb bawang putih Allium sativum, merica Piper nigrum, sirih Piper betle, kencur Kaemfperia galanga, padi Oryza sativa. Tumbuhan tersebut
banyak digunakan untuk kebutuhan sehari-hari seperti untuk obat-obatan. Dalam meramu obat salah satu dari kelima jenis tumbuhan tersebut tetap dipakai.
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
Menurut Hapsoh 2008, jahe merah Zingiber officinale memiliki kandungan senyawa kimia yang sangat tinggi dalam rimpangnya berupa zat gingerol, oleoresin, dan minyak atsiri
yang tinggi. Rimpang jahe berwarna merah hingga jingga muda, memiliki aroma yang lebih tajam dan rasanya sangat pedas. Kandungan minyak atsiri dan oleoresin yang cukup tinggi
pada rimpang berkhasiat untuk mengobati berbagai jenis penyakit misalnya mencret, sakit kepala, demam, pencahar, masuk angin dan pegal-pegal.
Menurut Arisandi 2008, bawang putih Allium sativum memiliki kandungan senyawa kimia yang paling baik digunakan sebagai obat tradisional. Kandungan senyawa kimia
bawang putih berupa minyak atsiri, aliin, kalium, sulfur, saltivine, diallysulfide. Bawang putih berkhasiat mengobati penyakit kutil dan sebagai antibiotik alami di dalam tubuh
manusia. Maryani 2008, mengatakan pada buah buni dalam biji merica Piper nigrum terdapat
sel sel yang mengandung minyak atsiri, daun jika diremas beraroma mint. Buah merica banyak digunakan dalam bentuk ramuan untuk obat perut gembung, obat tekanan darah
tinggi, sesak napas, pelancar keringat dan memperkuat lambung. Kencur Kaemperia galanga merupakan salah satu jenis tanaman obat yang tergolong
dalam suku temu-temuan Zingiberaceae karena rimpang tanaman ini mengandung minyak atsiri dan alkaloid yang bermanfaat sebagai stimulan. Kandungan minyak atsiri kencur berupa
sineol, asam metil kanil, pentadekaan, asam sinamat, kamphene, alkaloid dan gom. Khasiat dari rimpang kencur dapat mengobati batuk, radang lambung, radang anak telinga, masuk
angin, sakit kepala, membersihkan darah kotor, memperlancar haid, mata pegal, keseleo dan sebagai alat KB tradisional Septiatin, 2008.
Sirih Piper betle merupakan tumbuhan memanjat dimana daun dan buahnya dipakai sebagai bahan obat tradisonal untuk menyembuhkan berbagai jenis penyakit. Daun sirih
mengandung senyawa kimia berupa minyak atsiri, kavicol, hidroksikavicol, eugenol, penil propana, tannin, gula, dan pati yang digunakan untuk memuat ramuan tradisional Arisandi,
2008. Kandungan senyawa kimia padi Oryza sativa berupa karbohidrat, dextrin,
arabanoxylan, phytin, glutelin, enzim dan vitamin B. Kandungan kimia yang terdapat di dalam tanaman padi berkhasiat untuk mengobati berbagai jenis penyakit misalnya pegal linu
dan masuk angin Wijayakusuma, 2009.
4.3. Degradasi Pengetahuan D