Kesadaran Berbahasa Kumpulan Makalah KBI X subtema 7 Optimalisasi Peran Media Massa dalam Pemanfaatan Bahasa dan Sastra Indonesia

Wieke Gur Ͷ

Bagian 1 Kesadaran Berbahasa

Kesadaran berbahasa adalah sikap positif seseorang baik secara sendiri‐sendiri maupun secara bersama‐sama bertanggung jawab sehingga menimbulkan rasa memiliki suatu bahasa dan berkemauan untuk ikut membina dan mengembangkan bahasa itu. Kesadaran Kesadaran berasal dari kata “sadar” yang menurut kamus besar bahasa Indonesia KBBI, berarti insaf, merasa, tahu dan mengerti. Sedangkan “kesadaran” diartikan sebagai keinsyafan atau keadaan mengerti dan merupakan hal yang dirasakan atau dialami seseorang. Secara umum kesadaran merupakan suatu keinsyafan dalam diri manusia dan menjadi dasar untuk merefleksikan sesuatu. Berbahasa Berbahasa bukan sekedar menyusun kata‐kata. Berbahasa adalah proses penyampaian informasi dalam berkomunikasi. Penuturnya harus memiliki sikap bahasa yang positif. Garvin dan Mathiot 1968 merumuskan tiga ciri sikap bahasa yaitu: 1. Kesetiaan Bahasa Language Loyalty yang mendorong masyarakat suatu bahasa mempertahankan bahasanya dan apabila perlu mencegah adanya pengaruh bahasa lain. 2. Kebanggaan Bahasa Language Pride yang mendorong orang mengembangkan bahasanya dan menggunakannya sebagai lambang identitas dan kesatuan masyarakat. 3. Kesadaran adanya norma atau kaidah bahasa Awareness Of The Norm yang mendorong orang menggunakan bahasanya dengan cermat dan santun merupakan faktor yang sangat besar pengaruhnya terhadap perbuatan yaitu kegiatan menggunakan bahasa language use. Kesetiaan dan kebanggaan kita pada bahasa Indonesia sa‐ngat tergantung pada kesadaran adanya norma bahasa yang pada gilirannya menentukan kemampuan kita untuk mewujudkan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Apa dan bagaimana wujud bahasa Indonesia yang baik dan benar itu? Pertanyaan itu kerap muncul ketika kita berbicara bahasa Indonesia di masyarakat. Bahasa yang Baik Wieke Gur ͷ Bahasa Indonesia yang baik adalah bahasa Indonesia yang digunakan sesuai dengan norma kemasyarakatan yang berlaku. Dalam situasi santai dan akrab kita menggunakan bahasa Indonesia yang santai dan akrab tanpa perlu terlalu terikat pada kaidah‐kaidah bahasa. Dalam situasi resmi dan formal, seperti dalam kuliah, rapat, seminar, sidang, atau pidato kenegaraan sangatlah penting untuk selalu menggunakan bahasa Indonesia yang resmi dan formal dengan memperhatikan norma bahasa. Bahasa yang Benar Bahasa Indonesia yang benar adalah bahasa Indonesia yang digunakan sesuai dengan kaidah yang berlaku yang mengatur pemakaian bahasa Indonesia yang berlaku. Kaidah bahasa Indonesia meliputi kaidah ejaan, pembentukan kata, penyusunan kalimat, penyusunan paragraf, dan penataan penalaran serta mengurangi sedapat mungkin pema‐kaian lafal daerah, seperti lafal bahasa Jawa, Sunda, Bali, Batak, dan Banjar dalam bahasa Indonesia pada situasi resmi dan formal. Kesadaran Berbahasa Indonesia Sebagai bahasa pemersatu dan bahasa negara, kedudukan bahasa Indonesia seharusnya sejajar dengan bendera, maupun lambang garuda dan lagu kebangsaan seperti tercantum pada Undang‐Undang nomor 24 tahun 2009 tentang bendera, bahasa, dan lambang negara, serta lagu kebangsaan. Undang‐ undang tersebut merupakan amanat dari Pasal 36 Undang‐Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan sekaligus merupakan realisasi dari tekad para pemuda Indonesia sebagaimana diikrarkan dalam Sumpah Pemuda, tanggal 28 Oktober 1928, yakni menjunjung bahasa persatuan bahasa Indonesia. Namun demikian, aturan di atas masih sulit dilaksanakan mengingat masih rendahnya kesadaran masyarakat akan bahasa negara tersebut Wieke Gur ͸

Bagian 2 Memelihara Bahasa Indonesia