Judul Berita Bersifat Simpulan yang Melompat Jumping Ketidakjelasan Struktur

5 menggunakan bahasa tertentu dengan aturan mainnya sendiri-sendiri. Sebagaimana layaknya permainan, maka terdapat seperangkat aturan yang harus dipatuhi yang merupakan pedoman dalam penyelenggaraan permainan tersebut. Bentuk tidak logis yang terdapat di dalam judul Harian Kompas, Sindo, dan Rakyat Merdeka diidentifikasi sebagai berikut.

a. Judul Tidak Menggambarkan Fakta

Pernyataan judul di media cetak kadang-kadang tidak menggambarkan fakta isi berita. Judul dibahasakan secara bombastis, tetapi tidak didukung oleh fakta isi berita. Berikut ini beberapa contohnya. 1 Sejumlah Wilayah Batam Tergenang Kompas, 10 Juli 2013 Pernyataan ini tidak didukung oleh data yang mamadai. Kata sejumlah pada pernyataan tersebut mengacu pada entitas yang jamak. Akan tetapi, isi berita hanya menyebutkan satu daerah yang tergenang banjir, yaitu genangan air terjadi di kawasan Batu Aji. 2 Ribuan Benda Sejarah Indonesia di Luar Negeri Kompas, 10 Juli 2011 Secara keseluruhan isi berita tidak menyebutkan kuantitas ribuan, tetapi hanya sejumlah. Ini menujukkan bahwa judul dan isi tidak selaras. 3 Jenderal Djoko Susilo Beli Keris Rp 8 Miliar Rakyat Merdeka, 17 Juli 2013 Kata keris pada judul di atas bermakna sebuah. Artinya, bisa dimaknai bahwa satu keris berharga 8 miliar. Akan tetapi, maksud isi berita bukan satu keris berharga 8 miliar, tetapi 200 keris. Penciptaan judul yang demikian berpotensi provokasi.

b. Judul Berita Bersifat Simpulan yang Melompat Jumping

Conclusion Dengan dalih “lebih menggigit” dan “lebih hidup”, judul sering dikemas dalam bahasa hiperbolis. Pernyataan di dalam judul juga kadang tidak dibangun dari premis yang ada di dalam isi berita. Akibatnya, sulit untuk dibedakan apakah pernyataan di dalam judul itu disimpulkan dari fakta atau sekadar opini wartawan. Yang jelas, penelusuran terhadap judul di media cetak menunjukkan adanya penyimpulan yang kurang tepat. 4 Dikecam, laporan Ahmad Yani dan Sarifuddin Sudding Kompas, 10 Juli 2013 Secara eksplisit, isi berita tidak menyebutkan adanya kecaman. 5 Fahri Ancam Ungkap Peran Sudi Silalahi Sindo, 11 Juli 2013 Secara eksplisit, isi berita tidak menyebutkan adanya ancaman. 6 KPU Jatim Ditekan Kompas, 13 Juli 2013 Secara eksplisit, isi berita tidak menyebutkan adanya tekanan. 6 7 Pemerintah Desak RUU ASN Disahkan Sindo, 15 Juli 2013 Secara eksplisit, isi berita tidak menyebutkan adanya desakan. 8 DPR dituding Setengah Hati Dukung OJK Rakyat Merdeka, 15 Juli 2013 Secara eksplisit, isi berita tidak menyebutkan adanya tudingan. 9 Prabowo Posisikan Diri di atas Jokowi Kompas, 17 Juli 2013 Secara eksplisit, Prabowo tidak menyebutkan bahwa posisinya berada di atas Jokowi.

c. Ketidakjelasan Struktur

Ketidakjelasan struktur berimplikasi pada ketidaklogisan suatu pernyataan. Berikut ini beberapa contoh judul berita yang strukturnya tidak jelas. 10 Konflik Wajar, Jangan Ditunggangi Kompas, 10 Juli 2013 Pernyataan ini mengandung ketidaklogisan karena ketidakjelasan struktur. Struktur ini berpotensi menciptakan asumsi publik, yaitu larangan untuk menunggangi konflik yang wajar. Hal ini bisa berarti, pembolehan untuk menunggangi konflik yang tidak wajar. 11 Jaga Kekhusyukan dan Perbedaan Kompas, 10 Juli 2013 Pernyataan ini merupakan judul dari sebuah berita tentang himbauan Yusuf Kalla, Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia, untuk menjaga kekhusyukan ibadah selama bulan Ramadan serta menghargai perbedaan penentuan awal puasa antara pemerintah dan ormas tertentu. Akan tetapi, Judul itu tidak mengajak publik untuk menghargai perbedaan penentuan awal puasa, tetapi justru meminta publik untuk selalu melanggengkan perbedaan itu. Logikanya, sulit untuk mencapai kesepakatan penentuan awal puasa akibat adanya asumsi untuk selalu menjaga perbedaan itu. 12 Sedikitnya 28 Orang Tewas Kompas, 12 Juli 2013 Secara logika, pernyataan ini menganggap bahwa yang tewas hanya sedikit. 13 Larangan Menerima Parcel Perlu Sanksi Rakyat Merdeka, 15 Juli 2013 Pernyataan ini mengandung makna bahwa siapapun yang melarang menerima parcel akan mendapat sanksi. Hal ini berarti ada pembolehan menerima parcel. Padahal berita berisi sanksi yang akan diterima oleh pejabat penerima parcel.

d. Ketiadaan Konjungsi