Pengabaian Aspek Kelogisan Saran-Saran

4 yang destruktif dan vulgar terkait dengan kehebohan kasus sosial politik yang terjadi saat itu. Akan tetapi, penelusuran terhadap tiga surat kabar nasional Harian Kompas, Harian Sindo, dan Harian Rakyat Merdeka pada 10 -17 Juli 2013 menunjukkan adanya penggunaan bahasa yang tidak logis dan tidak santun. Padahal, tidak ada kejadian khusus terkait dengan kondisi sosial politik pada saat itu. Apalagi, saat itu bertepatan dengan bulan ramadan, waktu bagi masyarakat Indonesia yang sebagian besar muslim untuk berlomba berbuat kebajikan. Dengan demikian, bisa jadi pengabaian aspek kelogisan dan kesantunan berbahasa menjadi suatu hal yang wajar dan lumrah dilakukan oleh media cetak. Berikut ini adalah beberapa contoh penggunaan bahasa yang mengabaikan aspek kelogisan dan kesantunan berbahasa.

1. Pengabaian Aspek Kelogisan

Pernyataan-pernyataan yang dimuat di media massa harus disusun atas dasar logis agar tidak terjadi pembohongan dan pembodohan publik. Masalah logis atau tidaknya suatu pernyataan dikaji oleh filsafat analitik bahasa. Filsafat analitik bahasa meletakkan bahasa dalam posisi logik, yakni struktur bahasa harus menggambarkan struktur realitas dunia. Rusell menyebutnya dengan istilah isomorfi kemiripan, Wittgenstein menyebutnya theory picture dan language game, serta Ayer menyebutnya analisis empiris. Meski menggunakan istilah berbeda, tetapi pada dasarnya mereka bersepakat bahwa bahasa hendaknya dibangun atas dasar refleksi logis dari nalar yang dapat diverifikasi secara empiris Wittgenstein, 1963; Wittgenstein, 1988; Khairah, 2008. Oleh karena itu, logis atau tidaknya suatu pernyataan dapat diukur dari tiga hal berikut ini Khairah, 2012. - Suatu pernyataan dianggap bermakna dan benar jika menggambarkan fakta yang sebenarnya. Dengan demikian, ukuran untuk menentukan apakah suatu pernyataan itu benar dan bermakna bergantung pada kesesuainnya dengan kenyataan. Pernyataan atau pun pemikiran haruslah didasari oleh kenyataan. Meskipun suatu pernyataan itu logis, jika tidak didasari oleh fakta, maka pernyataan tersebut dianggap tidak benar. Inti makna dari kalimat adalah “kondisi kebenarannya”. Artinya, sifatnya menjadi benar jika situasi tertentu di dunia diperoleh dan tidak benar jika situasinya tidak diperoleh. Oleh karena itu, kalimat seperti ‘Hera menjadi dosen’ akan menjadi benar hanya jika Hera benar-benar menjadi dosen. - Suatu pernyataan dianggap bermakna dan benar jika disertai dengan alasan-alasan logis dan tepat. Hal ini berarti bahwa kebermaknaan dan kebenaran dalam suatu tuturan merupakan suatu rangkaian yang disusun secara logis. - Kebermaknaan dan kebenaran dalam suatu pernyataan bergantung pada konteks dan tata aturan permainan. Setiap konteks kehidupan manusia 5 menggunakan bahasa tertentu dengan aturan mainnya sendiri-sendiri. Sebagaimana layaknya permainan, maka terdapat seperangkat aturan yang harus dipatuhi yang merupakan pedoman dalam penyelenggaraan permainan tersebut. Bentuk tidak logis yang terdapat di dalam judul Harian Kompas, Sindo, dan Rakyat Merdeka diidentifikasi sebagai berikut.

a. Judul Tidak Menggambarkan Fakta