commit to user 65
Usaha-usaha pemerintah daerah untuk mengatasi kendala tersebut antara lain : -
Mengadakan pembinaan, penyuluhan dan sarasehan- saraasehan baik terhadap pengusaha industri pariwisata yang ada maupun terhadap
masyarakat. -
Bekerjasama dengan instansi vertical dan horizontal dalam meraih dana untuk pengembangan kepariwisataan di daerah.
4. Kebijaksanaan Pemerintah Daerah Kota Madya Dati II Surakarta di
Bidang Pariwisata
Kebjaksanaan Pemerintah Daerah Kota Madya Dati II Surakarta dalam usaha peningkatan kepariwisataan di Surakarta telah membuat Rencana
Pengembangan Pariwisata yang telah dibakukan oleh BAPPEDA Kotamadya Dati II Surakarta sebagai Pola Dasar Pengembangan Pariwisata Kotamadya
Dati II Surakarta. Rencana pegembangan tersebut meliputi :
- Pengembangan di bidang industri wisata, antara lain :
Performance centre pusat pertunjukan Daerah Hospitality Industri daerah pelayanan industri wisata
Daerah Ammucement centre pusat hiburan
- Pengembangan dalam produk wisata adalah :
Obyek wisata kompleks Keraton Suraka rta Hadiningrat. Obyek wisata Istana Mangkunegaran.
Obyek wisata flora dan fauna daerah rekreasi Jurug. Obyek wisata Taman Balekambang
Obyek wisata Taman Sriweda ri
commit to user 66
Daerah pusat perbelanjaan wisata wan da n daerah seni kerajinan.
Sesuai dengan rencana pengembangan pariwisata di Surakarta yang dibakukan sebagai pola Dasar Pengembangan Pariwisata Kodya Dati II
Surakarta, maka tersedia lokasi pengembangan Daerah Industri Wisata antara lain di Jalan Ahmad Yani di sebelah selatan Taman Balekambang, lokasi
yang berada di sekitar Ketandan sebelah selatan Pasar Gedhe dan lokasi yang berada di sekitar Taman satwa taru Jurug.
5. Arah Pengembangan Kota Surakarta
Untuk melihat arah dan prospek perkembangan kota Surakarta perlu meninjau kondisi-kondisi sebagai berikut :
a. Prospek letak
Posisi Kodya DATI II Surakarta terletak pada 110 - 111
BT dan 7,6
- 8 LS merupakan posisi yang sangat strategis karena di samping
simpul pengembangan daerah sekitarnya, juga sebagai daerah penghubung antara daerah propinsi Jateng, DIY, Jabar, dan DKI Jakarta dengan lalu
lintas yang sangat padat. Dampak positif dari posisi yang sangat strategis tadi maka kota Surakarta berkembang menjadi Kota Pariwisata dan Kota
Dagang terkenal berdasarkan Perda No. 1 tahun 1989, wilayah Kodya DATI II Surakarta dibagi dalam 4 wilayah Pengembangan, yaitu :
- Wilayah Pengembangan Utara
- WIlayah Pengembangan Barat
- Wilayah Pengembangan Timur
- Wilayah Pengembangan Selatan
commit to user 67
Dari 4 wilayah pengembangan tersebut, dirinci lagi menjadi 10 Sub Wilayah Pengembangan SWP, sebagai unit perencanaan. Adapun
kegiatan-kegiatan yang disediakan ruangnya di dalam wilayah Kodya DATI II Surakarta mengacu pada pengembangan fungsi-fungsi Kodya Surakarta di
masa mendatang, yaitu : -
Penyediaan areal pusat pariwisata -
Penyediaan areal pusat pengembangan kebudayaan -
Penyediaan areal olahraga -
Penyediaan areal relokasi industri -
Penyediaan areal perluasan dan pengembangan pendidikan -
Penyediaan areal pusat perdagangan, pertokoan dan perbelanjaan. -
Penyediaan areal pusat perkantoran pusat administrasi -
Penyediaan areal lingkungan perumahan b.
Prospek Perdagangan Prospek perdagangan yang mendukung perkembangan positif kota
Surakarta adalah : -
Kota Surakarta mempunyai sarana dan prasarana yamg terlengkap di wilayah eks Karesidenan Surakarta, yang tentunya akan semakin
melancarkan jalannya dunia usaha. -
Merupakan kota perdagangan lama seiring dengan perkembangan kotanya, menarik wisatawnan domestic maupun mancanegara untuk
mengunjunginya. -
Letak geografis Surakarta di simpul hubungan perkotaan potensial Semarang, Yogyakarta, Purwodadi, Surabaya, Pacitan dan Ponorogo dan
commit to user 68
rencana dibukanya bandara Internasioanl Adi Sumarmo sebagai bandara Internasional menambah semarak dan kelancaran aktifitas di kota
Surakarta, Rencana Pembangunan Lima Tahun ke 6 daerah Kodya DATI II Surakarta, Buku III.
c. Prospek Pariwisata
Prospek pariwisata yang mendukung perkembangan positif Kota Surakarta adalah pengembangan sarana Pariwisata wilayah DATI II, dengan
melihat berbagai factor yang ada yaitu : -
Jarak lokasi obyek terhadap kota yang ada. -
Sarana dan prasarana yang ada dan yang diperlukan di dalam kota untuk menunjang kegiatan paket-paket wisata.
- Akumulasi kegiatan wisata yang mungkin dapat dikembangkan.
- Lingkup pelayanan obyek-obyek wisata.
Maka dapat disimpulkan bahwa jenis sarana dan prasarana seperti : -
Hotel, Tourist Information Center, Rumah makan restoran, tempat hiburan umum, mandala wisata dan lain-lain lebih banyak ditempatkan di
Kodya Surakarta disamping penyediaan sesuai kebutuhan standart pada kota Kabupaten sekitarnya.
F. Tinjauan Konsep Eklektik