commit to user 59
menggunakan gerak tari tradisi dengan norma gerak sesuai masing-masing karakter pada tokohnya. Sumber cerita wayang orang baik di Surakarta
maupun Yogyakarta mengambil cerita Mahabarata ataupun Ramayana, dan kedua sumber tersebut bisa dibagi menjadi beberapa episode serta beberapa
jenis lakon antara lain: Lakon Baku adalah lakon yang diangkat dari cerita induk Ramayana dan
Mahabarata Lakon Carangan adalah lakon yang dikembangkan dari sebuah peristiwa
yang termuat dalam cerita induk Ramayana dan Mahabarata.
E. Tinjauan Umum Kota Surakarta
1. Letak, Luas dan Batas
Kota Surakarta atau lebih dikenal dengan “Kota Solo” secara umum
merupakan daerah dataran rendah dan berada antara pertemuan sengai-sungai seperti Pepe, Jenes dengan Bengawan Solo, serta mempunyai ketinggian
kurang lebih 92 m dari permukaan air laut. Berdasarkan peta topografi Kota Surakarta secara astronomi terletak antara: 110
o
45c 15
2
– 110
o
45c 35
2
Bujur Timur 7
o
36c 00
2
– 7 56c 00
2
Lintang Selatan. Dari sudut pandangan sosial ekonomi, wilayah Kota Surakarta
merupakan pusat aktivitas penduduk yaitu dalam pemerintahan, pendidikan, dan perdagangan. Di samping itu, Surakarta atau Kota Solo sebagai pusat
kebudayaan Jawa. Secara administratif wilayah Kota Surakarta berbatasan dengan daerah-
daerah lain. Sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Dati II Karanganyar dan Kabupaten Dati II Boyolali, sebelah timur berpatasan dengan Kabupaten
commit to user 60
Dati II Sukoharjo dan Kabupaten Dati II Karanganyar, sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Dati II Sukoharjo, dan sebelah barat berbatasan
dengan Kabupaten Dati II Sukoharjo dan Kabupaten Dati II Boyolali.
Gambar.7
Peta Kota Solo
Sumber : Bappeda Kota Surakarta
2. Keadaan Sosial Budaya
Kebanyakan penduduk yang tinggal di Kota Surakarta adalah suku bangsa Jawa. Mereka di dalam sikap hidupnya dipengaruhi oleh nilai-nilai
budaya Jawa, bahkan dalam pola cara berfikirnya dipengaruhi oleh nilai budaya yang berlaku di masyarakatnya. Termasuk dalam pengertian nilai
budaya pada umumnya adalah beberapa konsepsi abstrak yang hidup di dalam aalm pikiran warga masyarakat yang dianggap dan dijadikan pedoman tingkah
laku atau perbuatan manusia sebagai warga masyarakat itu. Contohnya aturan sopan santun, adt istiadat, norma-norma dan lain sebagainya.
commit to user 61
Berdasarkan perkembangan kebudayaan, khususnya dalam bidang keseniannya, yang tentu saja berpusat pada sistem sosial budaya daerah
Surakarta atau lebih dikenal “Kota Solo”. Bahwa sistem sosial budaya daerah Surakarta atau Kota Solo itu dipengaruhi oleh norma-norma lama yang
berorientasi kepada sistem
feodalisme
. Dengan kata lain kita dapat menyebutkan bahwa sistem budaya yang berlaku di daerah Surakarta itu
dipengaruhi oleh pola kebudayaan kraton. Tampaknya para wargamasyarakat di Surakarta mempunyai pola cara
berfikir yang erat hubungannya dengan
mitologi
. Cirri dari pola cara berfikir ini yaitu terlihat pada tingkah laku para warga masyarakat yang bersifat
religious
, dengan upacara-upacara dan selamatan sebagai inti atau puncak perbuatannya. Upacara-upacara yang merupakan bagian dari kebudayaan Jawa
itu, di dalam pelaksanaannya berorientasi pada kebudayaan Kraton Surakarta. Begitu pula unsur-unsur kebudayaan lain, seperti kesenian, agama, bahasa,
kepercayaan, dan lain sebagainya. Maka uraian keadaan sosial budaya masyarakat di Kota Surakarta atau
Kota Solo sangat berkaitan pada aspek kesenian, agam, dan bahasa. Ketiga aspek tersebut memiliki kaitan yang erat dengan seni pertunjukan tradisional
Jawa.
3. Potensi Pariwisata Kota Surakarta