commit to user 11
kegiatan manuasia untuk mengekspresikan dari perseorangan atau komunitas dalam mempertunjukan dirinya secara visual dalam berbagai ruang ruang dalam
suatu bangunan yang berupa tempat pertunjukan seni tradisional Jawa untuk melengkapi fasilitas hiburan yang ada di Surakarta dengan perpaduan desain
interior dari berbagai gaya atau disebut eklektik.
B. Tinjauan Khusus Gedung Pertunjukan
1. Tinjauan dan Latar Belakang Bentuk Teater
Kata “
teater
” sebenarnya merupakan istilah seni yang dipertunjukkan. Istilah ini berasal dari Yunani yaitu “
theatron
” yang berarti “tempat pertunjukan”. Teater disini tidak sebatas pada pengertian saja tetapi lebih dari
itu. Secara tersirat teater mengandung pengertian : teater adalah suatu kegiatan manusia yang secara sadar menggunakan tubuhnya sebagai alat atau media
utama untuk menyatakan rasa dan karsanya, mewujudkan dalam suatu karya seni. Didalam menyatakan rasa dan karsanya itu, alat atau media utama tadi
ditunjang oleh unsur gerak, unsur suara, dan bunyi, serta unsur rupa. Unsur
– unsur teaternya menurut urutan sebagai berikut
:
a. Tubuh manusia sebagai alat media utama pemeran pemain
b. Gerak sebagai unsur penunjang gerak, tubuh, suara, bunyi, rupa
c. Suara sebagai unsur penunjang kata atau ucapan pemeran
d. Bunyi sebagai unsur penunjang efek bunyi benda, musik
e. Rupa sebagai unsur penunjang cahaya, sinar lampu, skeneri, kostum, tata
rias Sedangkan pengertian teater dalam arti luas adalah segala bentuk
tontonan yang dipertunjukkan banyak orang. Misalnya wayang orang,
commit to user 12
ketoprak, lenong, dan lain sebagainya. Sebagai seni yang dipertunjukkan, teater paling tidak harus memiliki tiga elemen pokok, yaitu :
Penonton, dalam pentas teater tidak mengenal kedudukan pria, wanita , tua, muda, dan anak
– anak. Secara naluriah, manusia dipengaruhi oleh sikap dan tindakannya. Kemauan pergi ke teater karena mereka ingin mengetahui.
Berawal dari sinilah mereka pergi untuk melihat, menghayati, serta menikmati pertunjukan yang disajikan. Karena ia menikmati, menyaksikan
dan melihat maka ia disebut sebagai penonton. Pertunjukan teater tidak lengkap tanpa adanya penonton, karena pokok dari penyajian adalah untuk
mengubah, mempengaruhi, membawa penonton kesuasana kehidupan yang sebenarnya dan diharapkan dapat terlihat langsung dalam pertunjukan.
Tempat, jika dilihat dari perkembangannya teater pada mulanya merupakan wujud pemujaan upacara sakral. Hingga perkembangan selanjutnya
berubah dari upacara pemujaan menjadi akting, dengan sendirinya berpengaruh juga pada bentuk ruang teater. Mula
– mula tapal kuda atau setengah lingkaran, sering disebut
“theatre in the round”. Tempat pementasan yang baik adalah adanya hubungan yang baik antara pemain
dengan penonton. Tempat pertunjukan yang dipilih pada ruang tertutup atau terbuka. Tempat merupakan elemen kedua yang harus ada.
Penyaji, elemen ini merupakan elemen yang paling penting karena tanpa penyaji pertunjukan tidak pernah ada. Penyaji adalah semua orang yang
terlibat dalam pertunjukan. Biasanya mereka terdiri dari penata lampu, penata laku, penata kostum, penata panggung, perancang dekorasi, dan
masih banyak lainnya.
commit to user 13
Bentuk fisik ruang teater sekarang ini mengacu pada perkembangan teater di Eropa. Sejarah yang panjang mengenai ruang pertunjukan dapat
dilihat pada sejarah perkembangan teater atau ruang pertunjukan.
Yuni Kristanti
, 2008, Hal: 29-31
2. Pengertian Gedung Pertunjukan atau Pementasan