Konflik dan Keraguan Kajian Tentang Religiusitas

38 a 42 tak pernah mengerjakan ibadah sama sekali. b 33 mengatakan mereka sembayang karena yakin Tuhan mendengar dan akan mengabulkan doa mereka. c 27 beranggapan bahwa sembahyang dapat menolong mereka meredakan kesusahan yang mereka derita. d 18 mengatakan bahwa sembahyang menyebabkan mereka menjadi senang sesudah menunaikannya. e 11 mengatakan bahwa sembahyang mengingatkan tanggung jawab dan tuntutan sebagai anggota masyarakat. f 4 mengatakan bahwa sembahyang merupakan kebiasaan yang mengandung arti yang penting. Jadi, hanya 17 mengatakan bahwa sembahyang bermanfaat untuk berkomunikasi dengan Tuhan, sedangkan 26 di antaranya menganggap bahwa sembahyang hanyalah merupakan media untuk bermeditasi.

6. Konflik dan Keraguan

Konflik dan keraguan tentang ajaran agama yang diterima mereka terjadi dalam cara penerapan, keadaan keagamaan, dan para pemuka agama. Selanjutnya, secara individu sering pula terjadi keraguan yang disebabkan beberapa hal antara lain mengenai : 39 1. Kepercayaan, menyangkut masalah ke-Tuhanan dan implikasinya 2. Tempat suci, menyangkut masalah pemulihan dan pengangungan tempat-tempat suci agama. 3. Alat perlengkapan keagamaan, seperti fungsi salib dan rasario dalam Kristen. 4. Fungsi dan tugas staf dalam lembaga keagamaan. 5. Pemuka agama 6. Perbedaan aliran dalam keagamaan, sekte dalam agama Kriaten, atau mazhab Islam. Keragu-raguan yang demikian akan menjurus ke arah munculnya konflik dalam diri para remaja, sehingga mereka dihadapkan kepada pemilihan antara mana yang baik dan mana yang buruk, serta antara yang benar dan yang salah. Konflik ada beberapa macam di antaranya : 1. Konflik yang terjadi antara percaya dan ragu. 2. Konflik yang terjadi antara pemilihan satu di antara dua macam agama atau ide religus serta lembaga keagamaan. 3. Konflik yang terjadi oleh pemilihan antara ketaatan beragama atau sekularisme. 4. Konflik yang terjadi antara melepaskan kebiasaan masa lalu dengan kehidupan religius yang didasarkan atas petunjuk Ilahi. 40 Tingkat keyakinan dan ketaatan beragama para remaja, sebenarnya banyak tergantung dari kemampuan mereka menyelesaikan keraguan dan konflik batin yang terjadi dalam diri. Usia remaja memang dikenal sebagai usia rawan. Remaja memiliki karakteristik khusus dalam pertumbuhan dan perkembangannya. Secara fisik remaja mengalami pertumbuhan yang pesat. Namun, pesatnya pertumbuhan fisik itu belum diimbangi secara setara oleh perkembangan psikologisnya kondisi seperti itu memyebabkan remaja mengalami kelabilan. Sikap kritis terhadap lingkungan memang sejalan dengan perkembangan intelektual yang dialami para remaja. Bila persoalan itu gagal diselasaikan, maka para remaja cenderung untuk memilih jalan sendiri. Dalam situasi bingung dan konflik batin menyebabkan remaja berada di situasi yang demikian itu, maka peluang munculnya perilaku menyimpang terkuak lebar. Dalam konteks ini tampaknya pemuka dan pendidik agama perlu merumuskan paradigma baru dalam menjalankan tugas bimbingnnya. Setidaknya bimbingan keagamaan bagi para remaja perlu dirumuskan dengan berorientasi pada pendekatan psikologi, perkembangan yang serasi dengan karakteristik yang dimiliki remaja. Dengan demikian, nilai-nilai ajaran agama tidak lagi hanya sebatas pada informasi ajaran yang besifat normatif dan hitam putih. Ajaran agama tidak hanya menampilkan dosa dan pahala, atau surga dan neraka,maupun siksa dan ganjaran. 41 Lebih dari itu, ajaran agama mampu menampilkan nilai-nilai yang berkaitan dengan peradaban manusia secara utuh. Di dalamnya terkemas aspek kognitif, afektif, dan psikomotor secara berimbang. Pada aspek kognitif nilai-nilai ajaran agama diharapkan dapat mendorong remaja untuk mengembangkan kemampuan intelektual secara optimal. Sedangkan, aspek afektif diharapkan nilai-nilai ajaran agama dapat memperteguh sikap dan perilaku keagamaan. Demikian pula aspek psikomotor diharapakan akan mampu menanamkan keterikatan dan keterampilan lakon keagamaan. Diharapkan para remaja akan melihat bahwa agama bukan hanya sekedar lakon ritual semata. Lebih dari itu, mereka juga akan ikut disadarkan bahwa ruang lingkup ajaran agama juga mencakup peradaban manusia, perlingdungan, dan pemeliharaan terhadap makhluk Tuhan. Nilai-nilai ajaran agama menjadi terkait dengan upaya peningkatan kualitas sumber daya insani yang dibutuhkan untuk meningkatkan harkat dan martabat manusia secara individu maupun pada umumnya.

7. Agama dan Pengaruhnya Dalam Kehidupan

Dokumen yang terkait

PENGARUH PEMBERIAN SEDUHAN BIJI PEPAYA (Carica Papaya L) TERHADAP PENURUNAN BERAT BADAN PADA TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegicus strain wistar) YANG DIBERI DIET TINGGI LEMAK

23 199 21

KEPEKAAN ESCHERICHIA COLI UROPATOGENIK TERHADAP ANTIBIOTIK PADA PASIEN INFEKSI SALURAN KEMIH DI RSU Dr. SAIFUL ANWAR MALANG (PERIODE JANUARI-DESEMBER 2008)

2 106 1

EFEKTIFITAS BERBAGAI KONSENTRASI DEKOK DAUN KEMANGI (Ocimum basilicum L) TERHADAP PERTUMBUHAN JAMUR Colletotrichum capsici SECARA IN-VITRO

4 157 1

AN ANALYSIS ON GRAMMATICAL ERROR IN WRITING MADE BY THE TENTH GRADE OF MULTIMEDIA CLASS IN SMK MUHAMMADIYAH 2 MALANG

26 336 20

APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS DI TRANS TV (Studi Pada Ibu Rumah Tangga RW 6 Kelurahan Lemah Putro Sidoarjo)

8 209 2

PENYESUAIAN SOSIAL SISWA REGULER DENGAN ADANYA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SD INKLUSI GUGUS 4 SUMBERSARI MALANG

64 523 26

FENOMENA INDUSTRI JASA (JASA SEKS) TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU SOSIAL ( Study Pada Masyarakat Gang Dolly Surabaya)

63 375 2

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA DALAM INTERAKSI SOSIAL (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang)

127 505 26

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25

PENGARUH DIMENSI KUALITAS LAYANAN TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN DI CAFE MADAM WANG SECRET GARDEN MALANG

18 115 26