34
ketika mereka mendapatkan kesulitan. Remaja memerlukan agama sebagai sumber pegangan dalam kehidupannya bagi optimalisasi
perkembangan dirinyasebagai sumber kekuatan dan keberanian yang mutlak bagi dirinya. Kebutuhan beragama pada remaja bervariasi
antara satu dengan yang lainnya. Kehidupan religiusitas pada remaja dipengaruhi oleh
pengalaman religius ditandai dengan adanya keragu-raguan terhadap kaidah-kaidah akhlak dan ketentuan-ketentuan agama. Namun pada
dasarnya sebagai manusia remaja tetap membutuhkan agama sebagai pegangan dalam kehidupan, terutama pada saat menghadapi kesulitan.
5. Perkembangan Jiwa Keagamaan pada Remaja
Dalam pembagian tahap perkembangan manusia, maka masa remaja menduduki tahap progresif. Dalam pembagian yang agak
terurai masa remaja mencakup masa juvenilitas edolescantium, pubertas, dan nubilitas. Jalaluddin 2015.
Sejalan dengan perkembangan jasmani dan rohaninya, maka agama pada para remaja turut dipengaruhi perkembangan itu.
Maksudnya penghayatan para remaja terhadap ajaran agama dan tindak keagamaan yang tampak pada para remaja banyak berkaitan
dengan faktor perkembangan tersebut. Perkembangan agama pada para remaja ditandai oleh beberapa
faktor perkembangan rohani dan jasmaninya. Perkembangan itu antara lain menurut W.Starbuck adalah :
a. Pertumbuhan pikiran dan mental
35
Ide dan dasar keyakinan beragama yang diterima remaja dari masa kanak-kanaknya sudah tidak begitu menarik bagi
mereka. Sifat kritis terhadap agama mulai timbul. Selain masalah agama mereka pun sudah tertarik pada masalah
kebudayaan, sosial, ekonomi, dan norma-norma kehidupan lainnya.
Dari hasil ini dinyatakan selanjutnya, bahwa agama yang ajarannya
bersifat lebih
konservatif lebih banyak
berpengaruh bagi para remaja untuk teetap taat pada ajaran agamanya. Sebaliknya, ajarannya kurang konservatif-
dogmatis dan
liberal akan
mudah merangsang
pengembangan pikiran dan mental para remaja, sehingga mereka banyak meninggalkan ajaran agamanya. Hal ini
menunjukkan bahwa perkembangan pikiran dan mental remaja mempengaruhi sikap keagamaan mereka
b. Perkembangan perasaan Berbagai perasaan telah berkembang pada masa remaja.
Perasaan sosial, etis, dan estetis mendorong remaja untuk menghayati
perikehidupan yang
terbiasa dalam
lingkungannya. Kehidupan
religius akan
cenderung mendorong dirinya lebih dekat ke arah hidup yang religius
pula. Sebaliknya bagi remaja yang kurang mendapat pendidikan dan siraman ajaran agama akan lebih mudah
didominasi dorongan seksual. Masa remaja merupakan masa
36
kematangan seksual. Didorong oleh perasan ingin tahu, remaja lebih mudah terperosok ke arah tindakan seksual
yang negatif. c. Pertimbangan sosial
Corak keagamaan para remaja juga ditandai oleh adanya pertimbangan sosial. Dalam kehidupan keagamaan mereka
timbul konflik antara pertimbangan moral dan materiil. Remaja sangat bingung menentukan pilihan itu. Karena
kehidupan duniawi lebih dipengaruhi kepentingan akan materi, maka para remaja lebih cenderung jiwanya untuk
bersikap materialis. d. Perkembangan moral
Perkembangan moral para remaja bertitik tolak dari rasa berdosa dan usaha untuk mencari proteksi. Tipe moral yang
juga terlihat pada para remaja juga mencakup : 1 Sefl-directive, taat terhadap agama atau moral
berdasarkan pertimbangan pribadi. 2 Adaptive,
mengikuti situasi
lingkungan tanpa
mengadakan kritik. 3 Submissive, merasakan adanya keraguan terhadap
ajaran moral dan agama. 4 Unadjusted, belum menyakini akan kebenaran ajaran
agama dan moral.
37
5 Deviant, menolak dasar dan hukum keagamaan serta tatanan moral masyarakat.
e. Sikap dan minat Sikap dan minat remaja terhadap masalah keagamaan
boleh dikatakan sangat kecil dan hal ini tergantung dari kebiasaan masa kecil serta lingkungan agama yang
mempengaruhi mereka besar kecil minatnya. f. Ibadah
1 Pandangan para remaja terhadap ajaran agama, ibadah, dan masalah doa sebagaimana yang dikumpulkan oleh
Ross dan Oskar Kupky menunjukkan : a Seratus empat puluh delapan siswa dinyatakan bahwa
20 orang di antara mereka tidak pernah mempunyai pengalaman keagaan sedangkan sisanya 128
mempunyai pengalaman keagamaan yang 68 di antaranya secara alami tidak melalui pengajaran
resmi. b Tiga puluh satu orang di antara yang mendapat
pengalaman keagamaan melalui proses alami, mengungkapkan adanya perhatian mereka terhadap
keajaiban yang menakjubkan di balik keindahan alam yang mereka nikmati.
2 Selanjutnya mengenai pandangan mereka tentang ibadah diungkapkan sebagai berikut :
38
a 42 tak pernah mengerjakan ibadah sama sekali. b 33 mengatakan mereka sembayang karena yakin
Tuhan mendengar dan akan mengabulkan doa mereka.
c 27 beranggapan
bahwa sembahyang
dapat menolong mereka meredakan kesusahan yang mereka
derita. d 18 mengatakan bahwa sembahyang menyebabkan
mereka menjadi senang sesudah menunaikannya. e 11 mengatakan bahwa sembahyang mengingatkan
tanggung jawab dan tuntutan sebagai anggota masyarakat.
f 4 mengatakan bahwa sembahyang merupakan kebiasaan yang mengandung arti yang penting.
Jadi, hanya 17 mengatakan bahwa sembahyang bermanfaat untuk berkomunikasi dengan Tuhan, sedangkan 26 di antaranya menganggap
bahwa sembahyang hanyalah merupakan media untuk bermeditasi.
6. Konflik dan Keraguan