10 yang anggotanya terdiri dari baik mahaSiswo, pelajar maupun masyarakat pada
umumnya. Yayasan
Siswo Among Bekso bertujuan untuk: mempelajari kesenian klasik gaya Yogyakarta, menggali kesenian klasik gaya Yogyakarta, memelihara
kesenian Klasik gaya Yogyakarta, membina kesenian klasik gaya Yogyakarta, mengamalkan dan mengamankan kesenian klasik gaya Yogyakarta.
Untuk melaksanakan tujuannya, YSAB menyelenggarakan: Latihan-latihan tari, penataran kesenian klasik gaya Yogyakarta mataraman, pergelaran-
pergelaran tari klasik gaya Yogyakarta, diskusi-diskusi seni serta penerangan- penerangan kesenian kepada masyarakat.
YSAB merupakan suatu badan hukum yang bersifat sosial kemanusiaan, adapun kegiatan YSAB antara lain: 1 mengadakan kursus tari dilaksanakan
empat kali seminggu, bertempat di ndalem Kaneman Kadipaten Kidul no.44,
pergelaran tari diadakan apabila ada permintaan dari masyarakat dan acara peringatan HUT YSAB. 2 melestarikan kesenian klasik gaya Yogyakarta.
http:proboyekso.blogspot.com.
2.7 Royal Cuisine Kaneman Heritage
Ndalem Kaneman ini dibangun pada tahun 1855 pada masa pemerintahan Sri Sultan HB VI di kompleks ndalem ini terdapat Regol, Kuncung, Pendopo,
Pringgitandan rumah induk atau bangunan utama. Dihuni pertama kali sebagai rumah
senopatiuntuk putra mahkota. Pada tahun 1924 dilakukan restorasi oleh
KRT. Wiroguno, putra Sri Sultan HB VI dan tinggal
11 di
ndalem ini kemudian diberi nama ndalem Wirogunan. Kemudian, KRT. Purwodiningratan yang menikahi putri ke-19 dari Sri Sultan HB VIII menempati
ndalem dan berganti nama menjadi ndalem Purwodiningratan. Semenjak
Sri Sultan Hamengku Buwono IX wafat pada akhir tahun 1988, putri sulung,
GKR. Anom dan suaminya, KPH. Adibrata diberi izin oleh Sri Sultan Hamengku Buwono X untuk tinggal di kagungan ndalem Purwodiningratan.
Ndalem ini terletak di jalan Kadipaten Kidul no 44, yogyakarta. Saat itupun ndalem Purwodiningratan berubah menjadi ndalem Kaneman mengikuti nama
yang menempatinya saat ini. Dengan persetujuan dari Kraton Yogyakarta, ndalem
ini dapat dimanfaatkan untuk pelestarian budaya dan kegiatan pariwisata. Setelah
GKR. Anom dan KPH. Adibrata wafat, dengan izin dari Sri Sultan Hamengku Buwono X, ndalem ini diteruskan oleh dua orang putera GKR. Anom
dan KPH. Adibrata, yaitu RM. Aryo Santigi dan RM. Bramanto Nurdewana.
Pertunjukan kesenian seperti topeng beksan atau tari topeng atau tarian klasik
yang diambil dari episode Ramayana dan Mahabarata, kostum tradisional dan
“pertunjukan wayang wong” atau wayang orang bisa dinikmati sambil makan
makanan tradisional Jawa dengan gaya menu, buffet ataupun “rijstafel” yang
selayaknya menjadi hidangan khas kerajaan. Ndalem Kaneman juga menyediakan fungsi seperti upacara pernikahan dan
resepsi adat dan tradisi Kraton Yogyakarta, dalam waktu yang samapun terdapat koleksi benda seni bernilai sejarah tinggi.