39
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dirumuskan masalah sebagai berikut :
1. Faktor – faktor apa saja yang mempengaruhi perilaku wholesaler dalam memutuskan untuk melakukan pembelian produk atap metal di Sumatera
Utara 2. Apakah strategi bauran pemasaran yang dilakukan PT. “X“ sudah sesuai
untuk meningkatkan penjualan atap metal di Sumatera Utara
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui dan menganalisis faktor – faktor apa saja yang
mempengaruhi perilaku wholesaler memutuskan untuk melakukan pembelian produk atap metal di Sumatera Utara
2. Untuk mengetahui dan menganalisis strategi bauran pemasaran bagi PT. “ X “ dalam meningkatkan penjualan atap metal di Sumatera Utara
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian adalah sebagai berikut : 1. Bagi PT. “ X “, sebagai bahan pertimbangan dalam memilih strategi
pemasaran yang lebih efektif dan efisien untuk meningkatkan pangsa pasar
Universitas Sumatera Utara
40
2. Bagi Program Studi Magister Managemen USU, dapat sebagai bahan informasi dan acuan dalam melakukan penelitian – penelitian berikutnya
yang masih berhubungan 3. Bagi peneliti, mendapatkan wawasan yang lebih dalam dan dapat
diterapkan dalam bekerja 4. Bagi peneliti selanjutnya, dapat digunakan untuk menambah informasi dan
referensi acuan dasar yang membantu dalam penelitian yang lebih luas lagi.
1.5 Batasan dan Ruang Lingkup Penelitian
Adapun batasan dan ruang lingkup penelitian sebagai berikut : 1. Penelitian hanya dilakukan pada perilaku wholesaler bahan bangunan di
Sumatera Utara memutuskan pembelian. 2. Penelitian dilakukan kepada strategi pemasaran PT. “X“ dalam
meningkatkan penjualan.
Universitas Sumatera Utara
41
BAB II
KERANGKA TEORITIS
2.1. Teori Tentang Perilaku Konsumen 2.1.1. Pengertian Perilaku Konsumen
Mengenali perilaku konsumen tidaklah mudah, kadang mereka terus terang menyatakan kebutuhan dan keinginannya, namun sering pula mereka
bertindak sebaliknya. Mungkin mereka tidak memahami motivasi mereka secara lebih mendalam, sehingga mereka sering pula bereaksi untuk mengubah pikiran
mereka pada menit – menit terakhir sebelum akhirnya melakukan
keputusan pembelian. Untuk itu para pemasar perlu mempelajari keinginan, persepsi,
preferensi, dan perilaku konsumen dalam berbelanja. Perilaku konsumen sangat kompleks dan studinya sangat sulit, karena
secara historical study tentang perilaku konsumen manusia merupakan wilayah garapan ilmu jiwa, sosial dan antropologi, sehingga pada tingkat tertentu juga
dipelajari di dalam ilmu sosial yaitu ekonomi dan politik. Menurut Mothersbaugh, H. 2007, perilaku konsumen dapat dirumuskan
sebagai berikut. “Perilaku yang diperlihatkan konsumen dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi, dan menghabiskan produk dan jasa yang mereka
harapkan akan memuaskan kebutuhan mereka”. Dari definisi diatas, kita
Universitas Sumatera Utara
42
mengetahui bahwa ada dua komponen kunci yang harus dilakukan pemasar. Pertama, pemasar berusaha untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan
konsumen. Kedua, pemasar mempelajari proses pertukaran, yaitu dua pihak saling mentransfer sesuatu yang bernilai bagi yang lain. Hal ini berarti bahwa titik pusat
kegiatan pemasaran didasarkan pada suatu aplikasi disiplin keunggulan konsumen. Oleh karena itu, konsumen merupakan titik pusat usaha pemasaran.
Menurut Setyadi, N.J. 2008 bahwa perilaku konsumen “Tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk
atau jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan menyusul tindakan ini.” Ini berarti bahwa perilaku konsumen merupakan suatu bagian integral dan
tidak dapat dipisahkan dari perilaku manusia yang ada perbedaan didalam mengkonsumsi atau membeli produk barang dan jasa. Ada manusia yang
mempunyai sifat hemat didalam melakukan pembelian kebutuhan dan keinginannya, akan tetapi ada pula yang sangat royal dan yang memiliki sifat ragu
– ragu atau labil. Menurut Wilkie dalam Winardi, 1991 perilaku konsumen merupakan
“aktivitas yang akan melibatkan orang – orang di dalam menyeleksi apa – apa yang akan dibeli dan bagaimana menggunakan produk barang dan jasa
sedemikian rupa, sehingga semua yang dibeli akan dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen”. Aktivitas di dalam melakukan pembelian produk
barang dan jasa sangat dipengaruhi oleh perilaku konsumen, yaitu mencakup proses mental dan emosional, disamping tindakan – tindakan fisikal dan
selanjutnya akan menjadi sebuah keputusan apa dan bagaimana para konsumen
Universitas Sumatera Utara
43
melakukan pembelian setelah mereka menyeleksi produk barang atau jasa apa yang akan mereka beli.
Perencanaan pembelian dan mengkonsumsi produk barang dan jasa merupakan suatu proses yang terjadi dengan berlangsungnya waktu. Faktor –
faktor yang mempengaruhi adalah masa lalu dan masa sekarang perilaku konsumen, sehingga di dalam pengambilan keputusan pembelian pada masa yang
akan datang akan dipengaruhi oleh perilaku masa sekarang. Apabila seseorang sangat terkesan terhadap merek produk tertentu dan melakukan pembelian, maka
dia akan cenderung melakukan pembelian kembali produk tersebut pada masa yang akan datang.
2.1.2. Model Perilaku Konsumen
Model perilaku konsumen dapat didefinisikan sebagai suatu skema – skema atau kerangka – kerangka kerja yang disederhanakan untuk
menggambarkan aktivitas – aktivitas konsumen dalam pengambilan keputusan membeli. Menurut Peter, J.P. dan Olson, J.C. 1996 , suatu model dapat
didefinisikan sebagai suatu wakil realitas yang disederhanakan. Tujuan utama dari suatu model adalah sangat bermanfaat untuk
mengembangkan teori dalam penelitian dan mempermudah dalam mempelajari apa yang telah diketahui mengenai perlaku konsumen. Model perilaku konsumen
menjabarkan bahwa proses konsumen dalam mengambil keputusan sangat dipengaruhi oleh faktor eksternal dan internal yang akhirnya menjadi suatu
kebutuhan atau keinginan. Salah satu model perilaku konsumen yang dipakai
Universitas Sumatera Utara
44
untuk penelitian konsumen adalah model perilaku konsumen yang dapat dilihat pada Gambar 2.1 berikut ini :
Sumber: Mothersbaugh, H. 2007 Gambar 2.1
Model Perilaku Konsumen
BUDAYA SUB BUDAYA
DEM OGRAFIS KELAS SOSIAL
KELOM POK ACUAN AKTIFITAS PEM ASARAN
FAKTOR EKSTERNAL
FAKTOR INTERNAL PERSEPSI
PEM BELAJARAN DAN M EM ORI
M OTIVASI KEPRIBADIAN
SIKAP KONSEP
PRIBADI DAN GAYA HIDUP
SITUASI PENGENALAN
KEBUTUHAN
PENCARIAN INFORM ASI
EVALUASI ALTERNATIF
PEM ILIHAN LOKASI PEM BELIAN
PROSES PEM BELIAN PROSES KEPUTUSAN
PENGALAM AN DAN PENCAPAIAN
PENGALAM AN DAN PENCAPAIAN
KEBUTUHAN DAN
KEINGINAN
Universitas Sumatera Utara
45
2.1.3 Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen
Faktor – faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen dikelompokkan menjadi dua faktor, yaitu Faktor Eksternal pengaruh lingkungan dan Faktor
Internal pengaruh individu. Faktor Eksternal adalah faktor – faktor di luar individu yang mempengaruhi konsumen individu, unit pengambilan keputusan,
dan para pemasar. Faktor Internal adalah proses psikologis yang mempengaruhi para individu dalam memperoleh, mengkonsumsi, serta menerima barang, jasa,
dan pengalaman. Didalam Faktor Internal, keputusan pembelian dari pembeli sangat
dipengaruhi oleh faktor - faktor, yaitu : Pribadi dan Psikologis. Sedangkan Faktor Eksternal, keputusan pembelian dipengaruhi oleh faktor - faktor, yaitu :
Kebudayaan dan Sosial. Penjelasan detail tentang Faktor Eksternal dan Internal adalah sebagai berikut :
2.1.3.1 Faktor Eksternal a
Budaya
Budaya adalah faktor penentu keinginan dan perilaku seseorang yang paling mendasar. Penentu paling dasar dari keinginan dan perilaku seseorang.
Budaya, mengkompromikan nilai – nilai dasar, persepsi, keinginan, dan perilaku yang dipelajari seseorang secara terus menerus dalam sebuah lingkungan Kotler,
P. dan Keller, K.L. 2009.
Universitas Sumatera Utara
46
“Budaya adalah seperangkat pola perilaku yang secara sosial dialirkan secara simbolis melalui bahasa dan cara – cara lain pada anggota dari masyarakat
tertentu” Mowen, J.C. dan Minor, M. 2001 . Menurut Setyadi, N.J. 2008 , definisi budaya adalah “ mengacu pada
seperangkat nilai, gagasan, seni, dan simbol bermakna lainnya yang membantu individu berkomunikasi, membuat tafsiran, dan melakukan evaluasi sebagai
anggota masyarakat “. Beberapa dari sikap dan perilaku yang lebih penting yang dipengaruhi oleh
budaya adalah : 1. Rasa diri dan ruang
2. Komunikasi dan bahasa 3. Pakaian dan penampilan
4. Makanan dan kebiasaan makan 5. Waktu dan kesadaran akan waktu
6. Hubungan keluarga, organisasi, pemerintah dan sebagainya 7. Nilai dan norma
8. Kepercayaan dan sikap 9. Proses mental dan pembelajaran
10. Kebiasaan kerja dan praktek Budaya merupakan karakter yang penting dari suatu sosial yang
membedakannya dari kelompok kultur yang lain. Elemen yang perlu
Universitas Sumatera Utara
47
digarisbawahi atas setiap kultur adalah nilai – nilai, bahasa, mitos, adat, ritual dan hukum yang mempertajam perilaku atas kultur.
Suatu sistem budaya terdiri atas area – area fungsional sebagai berikut :
Ekologi , merupakan sistem beradaptasi pada habitat lingkungan. Ekologi ini
dibentuk oleh teknologi yang digunakan untuk memperoleh dan mendistribusikan sumber daya.
Struktur sosial , merupakan wilayah yang berfungsi sebagai penjaga ketertiban
kehidupan sosial. Struktur sosial ini meliputi kelompok politik domestik yang dominan dalam budaya
Ideologi, merupakan karakteristik mental dari orang – orang dalam suatu
masyarakat dan cara – cara mereka berhubungan dengan lingkungan dan kelompok sosial lainnya.
Pengaruh Budaya Terhadap Perilaku Konsumen
Produk dan jasa mempunyai fungsi, bentuk dan arti. Ketika konsumen membeli suatu produk, mereka berharap produk tersebut menjalankan suatu
fungsi. Konsumen terus membeli produk hanya bila harapan mereka akan produk yang menjalankan fungsi tersebut dipenuhi dengan sangat baik. Produk dan jasa
memainkan peranan yang sangat penting dalam mempengaruhi budaya, karena produk dapat membawa pesan dari makna budaya. Gambar 2.2 memperlihatkan
proses komunikasi makna budaya tersebut.
Universitas Sumatera Utara
48
Makna budaya atau makna simbolik yang telah melekat kepada produk akan dipindahkan kepada konsumen dalam bentuk pemilikan produk, pertukaran,
pemakaian, dan penghabisan.
b Sub Budaya
Dalam setiap budaya terdapat kelompok – kelompok yang lebih kecil dimana memberikan sosialisasi dan identifikasi lebih spesifik bagi para
anggotanya, kelompok – kelompok ini yang disebut sub – budaya, dimana didalamnya terdapat sekelompok orang tertentu dalam sebuah masyarakat yang
sama – sama memiliki makna budaya yang sama untuk tanggapan afeksi dan kognisi reaksi emosi, kepercayaan, nilai dan sasaran , perilaku adat istiadat,
ritual, norma dan faktor lingkungan kondisi kehidupan, lokasi geografi, dan objek – objek yang penting.
Sebagian dari makna suatu sub – budaya pasti unik dan berbeda memiliki ciri khas tertentu walaupun memiliki makna budaya yang sama. Budaya suatu
masyarakat bisa diidentifikasikan berdasarkan etnis, agama, kelas sosial dan lain – lain. Oleh karena itu, budaya sangat dekat hubungannya dengan demografi.
Demografi menjelaskan karakteristik suatu populasi dan dikelompokan ke dalam karakteristik yang sama. Tabel 2.1 akan menggambarkan karakteristik
demografi dan sub budaya Indonesia. Berdasarkan Tabel 2.1 tersebut dapat disimpulkan bahwa seseorang
konsumen bisa menjadi anggota dari beberapa sub budaya. Contoh seorang
Universitas Sumatera Utara
49
konsumen yang berusia remaja, maka ini merupakan gambaran karakteristik usia dari demografi dan sub budayanya remaja.
Tabel 2.1. Contoh Karakteristik Demografi dan Sub budaya Indonesia
No Karakteristik Demografi Contoh Sub budaya
1 Usia
Anak – anak, remaja, dewasa, dewasa lanjut, lansia 2
Agama Islam, Katolik, Protestan, Hindu, Budha
3 Suku Bangsa
Sunda, Jawa, Bali, Batak, Melayu, Dayak, Minahasa, Bugis 4
Warga Indonesia Keturunan
Pribumi, Tionghoa, India, Arab 5
Pendapatan Miskin, Menengah, Kaya
6 Jenis Kelamin
Laki – laki, Wanita 7
Status Pernikahan Lajang, Menikah, Janda, Duda
8 Jenis Keluarga
Orang Tua Tunggal, Orang Tua Lengkap 9
Pekerjaan Dosen, karyawan, Dokter, Buruh, Petani, pengacara,
Akuntan 10
Lokasi Geografi Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi
11 Jenis Rumah Tangga
Dengan Orang tua, dengan Teman, kost 12
Kelas Sosial Kelas Atas, Menengah, Bawah
Sumber : Ujang Sumarwan, 2002
c Kelas Sosial
Kelas sosial adalah pembagian masyarakat kedalam kelas – kelas yang berbeda atau strata yang berbeda. Perbedaan kelas atau strata akan
menggambarkan perbedaan pendidikan, pendapatan, pemilikan harta benda, gaya hidup, nilai – nilai yang dianut. Perbedaan – perbedaan tersebut akan
Universitas Sumatera Utara
50
mempengaruhi perilaku konsumsi seseorang atau keluarga. Konsumen yang berada pada kelas yang sama akan menunjukkan persamaan dalam nilai – nilai
yang dianut, gaya hidup dan perilaku yang sama. Kelas sosial mengelompokkan keluarga atau rumah tangga, bukan
konsumen sebagai individu, karena semua anggota keluarga menggambarkan persamaan dalam nilai – nilai yang dianut, penggunaan pendapatan bersama dan
daya beli yang sama. Pemasar harus mengetahui kelas – kelas sosial yang ada di dalam suatu masyarakat, karena kelas sosial akan mempengaruhi apa yang dibeli
dan dikonsumsi oleh seorang konsumen atau sebuah keluarga. Gambar 2.3 menunjukkan kelas sosial mempengaruhi perilaku konsumen.
Sumber: Mothersbaugh, H 2007 Gambar 2.2. Kelas Sosial mempengaruhi Perilaku Konsumen
FAKTOR SOSIAL EKONOM I
: Pekerjaan
Pendidikan Kepemilikan
Pendapatan
KELAS SOSIAL :
Kelas Atas Kelas M enenggah
Kelas Pekerja Kelas Bawah
KEUNIKAN PERILAKU
: Pem belian
Penggunaan Kom unikasi
Universitas Sumatera Utara
51
Sembilan variabel muncul sebagai yang paling penting di dalam kelas sosial. Kesembilan variabel ini diidentifikasi di dalam sintesis yang berpengaruh
dari penelitian kelas sosial, yang dikelompokkan sebagai berikut:
1. Variabel Ekonomi. Pekerjaan, pendapatan, dan kekayaan mempunyai
kepentingan kritis karena apa yang orang kerjakan untuk nafkah tidak hanya menentukan berapa banyak yang harus dibelanjakan oleh keluarga, tetapi juga
sangat penting dalam menentukan kehormatan yang diberikan kepada anggota keluarga.
2. Variabel Interaksi. Prestise pribadi, asosiasi, dan sosialisasi adalah inti dari
kelas sosial. Orang mempunyai prestise tinggi bila orang lain mempunyai
sikap respek atau hormat pada mereka.
Prestise adalah sentimen di dalam pikiran orang yang mungkin tidak selalu
mengetahui bahwa hal itu ada disana
Asosiasi adalah variabel yang berkenaan dengan hubungan sehari – hari. Orang mempunyai hubungan yang erat dengan orang yang suka
mengerjakan hal yang sama dengan mereka.
Sosialisasi adalah proses dimana individu belajar keterampilan, sikap dan kebiasaan untuk berpartisipasi
di dalam
kehidupan komunitas
bersangkutan. 3. Variabel Politik. Kekuasaan, kesadaran kelas, dan mobilitas adalah penting
untuk mengerti aspek politik dari sistem stratifikasi.
Kekuasaan adalah potensi individu atau kelompok untuk menjalankan kehendak mereka atas orang lain. Walaupun merupakan pokok dalam
Universitas Sumatera Utara
52
analisis banyak teoritikus kelas sosial, variabel ini kurang menarik minat
langsung pemasar.
Kesadaran kelas mengacu pada tingkat dimana orang di dalam suatu kelas sosial sadar akan diri mereka sebagai kelompok tersendiri dengan
kepentingan politik dan ekonomi bersama.
Mobilitas dan suksesi adalah konsep gambar yang berhubungan dengan
stabilitas atau instabilitas sistem stratafikasi. Pangsa Pasar
Market Segmentation Kelas Sosial
Kelas sosial kerap diterapkan pada masalah pemangsaan pasar, proses mendefinisikan kelompok pelanggan yang homogen dan membuat tawaran yang
kuat secara khusus untuk mereka. Prosedur untuk pemangsaan pasar mencakupi
langkah – langkah berikut :
Identifikasi pemakaian kelas sosial dari produk Perbandingan variabel kelas sosial untuk pemangsaan dengan variabel lain
pendapatan, siklus hidup, dsb Deskripsi karakteristik kelas sosial yang diidentifikasi di dalam target pasar
Perkembangan program pemasaran untuk memaksimumkan keefektifan bauran pemasaran yang didasarkan pada konsistensi dengan sifat sosial.
Analisa pangsa pasar berdasarkan profil sosioekonomi memungkinkan seorang pemasar mengembangkan program pemasaran yang komprehensif agar
cocok dengan karakteristik sosioekonomi dari target pasar. Ini akan mencakupi
Universitas Sumatera Utara
53
sifat produk, strategi media, strategi kreatif, saluran distribusi, dan penetapan harga.
d Kelompok Acuan
Kelompok acuan adalah semua kelompok yang mempunyai pengaruh langsung atau pengaruh tidak langsung terhadap pendirian atau perilaku
seseorang. Sikap dan perilaku seseorang dipengaruhi oleh banyak group – group kecil. Kelompok dimana orang tersebut berada, yang mempunyai pengaruh
langsung atau disebut membership group. Membership Group ini terdiri dari dua, yaitu meliputi primary groups, seperti keluarga, teman, tetangga, dan rekan kerja
yang mana orang tersebut secara terus – menerus berinteraksi dengan mereka namun lebih bersifat informal. dan secondary groups yang lebih formal dan
memiliki interaksi rutin yang sedikit, seperti kelompok keagamaan, perkumpulan profesional dan perkumpulan pedagang.
Pengaruh Keluarga
Keluarga memberikan pengaruh yang besar dalam perilaku pembelian. Para pelaku pasar telah memeriksa peran dan pengaruh suami, istri, dan anak
dalam pembelian produk dan servis yang berbeda. Pentingnya pengaruh keluarga dalam analisis perilaku konsumen timbul karena dua alasan :
1. Banyak produk dibeli oleh konsumen ganda yang bertindak sebagai unit keluarga. Beberapa macam produk dibeli oleh sebuah keluarga dan dipakai
secara bersama – sama oleh semua anggota keluarga. Contoh pembelian
Universitas Sumatera Utara
54
rumah sering kali diputuskan bersama oleh suami dan istri, seringkali meminta pendapat anak, orang tua, dan anggota keluarga lain.
2. Produk dan jasa yang digunakan oleh keluarga seringkali dibeli oleh seorang anggota individu. Keputusan pembelian individu bersangkutan mungkin
sangat dipengaruhi oleh anggota lain dalam keluarga. Contoh pembelian makanan dan minuman untuk kebutuhan keluarga mungkin dilakukan oleh
ibu, ayah, atau pembantu rumah tangga. Namun sebelum mereka membeli pasti akan meminta pendapat anggota yang lain, makanan dan minuman apa
yang akan dibeli. Pemasar sangat tertarik dengan pengambilan keputusan suatu keluarga,
bahwa bagaimana suatu keluarga itu yang anggota – anggotanya saling berinteraksi dan saling mempengaruhi satu sama lain ketika menentukan suatu
pembelian terhadap suatu produk. Sehingga suatu penelitian itu menunjukkan bahwa orang yang berbeda dalam suatu keluarga dapat memainkan peran sosial
yang berbeda dan menampakkan perilaku yang berbeda pada saat mengambil suatu keputusan dan mengkonsumsikan suatu produk. Peran – peran anggota
keluarga dalam mengambil keputusan antara lain yaitu : 1. Pemberi pengaruh influencers : orang yang memberikan informasi bagi
anggota lainnya tentang suatu produk 2. Pengambilan keputusan deciders : orang yang memiliki kekuasaan untuk
menentukan apakah produk tersebut akan dibeli atau tidak 3. Pembeli buyers : orang yang akan membeli produk tersebut
Universitas Sumatera Utara
55
4. Pengguna users : orang yang mengkonsumsi atau menggunakan produk tersebut.
2.1.3.2 Faktor Internal
a Persepsi
Persepsi adalah proses dimana seseorang memilih, mengorganisasi, dan menerjemahkan informasi untuk membentuk sebuah gambaran yang berarti dari
dunia. Orang dapat membentuk berbagai macam persepsi yang berbeda dari rangsangan yang sama.
b Proses Belajar
Pembelajaran adalah suatu proses, yang selalu berkembang dan berubah sebagai hasil dari informasi terbaru yang diterima mungkin didapatkan dari
membaca, diskusi, observasi, berpikir atau dari pengalaman sesungguhnya, baik informasi terbaru yang diterima maupun pengalaman pribadi bertindak sebagai
feedback bagi individu dan menyediakan dasar bagi perilaku masa depan dalam situasi yang sama Engel, J.M., Blackwell, R.D., dan Miniard, P.W. 1990
c Motivasi
Kebutuhan yang mendesak untuk mengarahkan seseorang untuk mencari kepuasan dari kebutuhan. Dikendalikan oleh suatu kebutuhan pada suatu waktu.
Kebutuhan manusia diatur menurut sebuah hierarki, dari yang paling mendesak sampai paling tidak mendesak kebutuhan psikologikal, keamanan, sosial, harga
Universitas Sumatera Utara
56
diri, pengaktualisasian diri. Ketika kebutuhan yang paling mendesak itu sudah terpuaskan, kebutuhan tersebut berhenti menjadi motivator, dan orang tersebut
akan kemudian mencoba untuk memuaskan kebutuhan paling penting berikutnya
d Kepribadian
Kepribadian adalah karakteristik unik dari psikologi yang memimpin kepada kestabilan dan respon terus menerus terhadap lingkungan orang itu sendiri,
contohnya orang yang percaya diri, dominan, suka bersosialisasi, otonomi, defensif, mudah beradaptasi, agresif. Tiap orang memiliki gambaran diri yang
kompleks, dan perilaku seseorang cenderung konsisten dengan konsep diri tersebut Kotler, P. dan Keller, K.L. 2009 .
e Perilaku
Kepercayaan adalah pemikiran deskriptif bahwa seseorang mempercayai sesuatu. Kepercayaan dapat didasarkan pada pengetahuan asli, opini, dan iman.
Sedangkan sikap adalah evaluasi, perasaan suka atau tidak suka, dan kecenderungan yang relatif konsisten dari seseorang pada sebuah obyek atau ide
Kotler, P. dan Keller, K.L. 2009 .
2.1.4 Keputusan Pembelian
Keputusan pembelian menurut Mothersbaugh, H. 2007 adalah pemilihan dari dua atau lebih alternatif pilihan keputusan pembelian, artinya bahwa
seseorang dapat membuat keputusan, haruslah tersedia beberapa alternatif pilihan.
Universitas Sumatera Utara
57
Keputusan untuk membeli dapat mengarah kepada bagaimana proses dalam pengambilan keputusan tersebut dapat digolongkan sebagai berikut :
1. Fully Planned Purchase, baik produk dan merek sudah dipilih sebelumnya. Biasanya terjadi ketika keterlibatan dengan produk tinggi barang otomotif
namun bisa juga terjadi dengan keterlibatan pembelian yang rendah kebutuhan rumah tangga. Planned Purchase dapat dialihkan dengan taktik
marketing misalnya pengurangan harga, kupon, atau aktifitas promosi lainnya. 2. Partially Planned Purchase, bermaksud untuk membeli produk yang sudah
ada tetapi pemilihan merek ditunda sampai saat pembelajaran. Keputusan akhir dapat dipengaruhi oleh diskon harga, atau display produk.
3. Unplanned Purchase, baik produk dan merek dipilih di tempat pembelian. Konsumen sering memanfaatkan katalog dan display produk sebagai
pengganti daftar belanja. Dengan kata lain, sebuah pajangan dapat mengingat seseorang akan kebutuhan dan memicu pembelian Engel, J. 1990.
Selanjutnya Mowen, J.C. 2001 mengemukakan lima tahap proses pengambilan keputusan untuk membeli yang umum dilakukan oleh seseorang,
yaitu : 1. Pengenalan Kebutuhan. Kebutuhan konsumen mungkin muncul karena
menerima informasi baru tentang suatu produk, kondisi ekonomi, periklanan atau karena kebetulan. Selain itu, gaya hidup seseorang, kondisi demografis
dan karakteristik pribadi dapat pula mempengaruhi keputusan pembelian seseorang
Universitas Sumatera Utara
58
2. Proses Informasi Konsumen. Meliputi pencarian sumber – sumber informasi oleh konsumen. Proses informasi dilakukan secara selektif, konsumen
memilih informasi yang paling relevan bagi benefit yang dicari dan sesuai dengan keyakinan dan sikap mereka. Memproses informasi meliputi aktivitas
mencari, memperhatikan, memahami, menyimpan dalam ingatan, dan mencari tambahan informasi.
3. Evaluasi Produk Merek. Konsumen akan mengevaluasi karakteristik dari berbagai produk merek dan memilih produk merek yang mungkin paling
memenuhi keuntungan yang diinginkannya 4. Pembelian. Dalam pembelian, beberapa aktifitas lain diperlukan seperti
pemilihan toko, penentuan kapan akan membeli, dan kemungkinan finansialnya. Setelah ia menemukan tempat yang sesuai, waktu yang tepat, dan
dengan didukung oleh daya beli maka kegiatan pembelian dilakukan. 5. Sekali konsumen melakukan pembelian, maka evaluasi pasca pembelian
terjadi. Jika kinerja produk sesuai dengan harapan konsumen, maka konsumen akan puas. Jika tidak, kemungkinan pembelian kembali akan berkurang.
2.2. Strategi Bauran Pemasaran Retail
Sebagaimana yang dikatakan oleh Craven, D.W. 1986 bahwa pemasaran adalah “suatu sistem total dari kegiatan bisnis yang dirancang untuk
merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang – barang yang dapat memuaskan keinginan dan jasa baik kepada konsumen saat
ini maupun konsumen potensial “. Dari definisi tersebut dapat diketahui bahwa
Universitas Sumatera Utara
59
dalam pemasaran terdapat empat unsur pokok kegiatan pemasaran yakni produk, harga, promosi dan distribusi yang dimana satu sama lain saling berkaitan.
Perumusan strategi bauran pemasaran dikelompokkan menjadi 4 P’s Product, Price, Promotion, Place.
2.2.1. Kebijakan Produk Product
Merupakan bentuk penawaran yang ditujukan untuk mencapai tujuan melalui pemuasan kebutuhan dan keinginan pelanggan. Produk disini bisa berupa
fisik maupun jasa non fisik yang dapat ditawarkan kepada pelanggan potensial untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan tertentu. Produk merupakan semua
yang ditawarkan ke pasar untuk diperhatikan, diperoleh dan digunakan atau dikonsumsi untuk dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan yang berupa fisik,
jasa, orang, organisasi dan ide. Produk yang dibeli konsumen itu dapat dibedakan atas tiga tingkatan, yaitu :
1. Produk Inti, merupakan inti yang sesungguhnya dari produk yang ingin diperoleh oleh seorang pembeli konsumen dari produk tersebut.
2. Produk Formal, merupakan bentuk, model, kualitas mutu, merek dan kemasan yang menyertai produk tersebut.
3. Produk Tambahan, merupakan tambahan produk formal dengan berbagai jasa yang menyertainya, seperti pemasangan instalasi, pelayanan, pemeliharaan
dan pengangkutan secara cuma – cuma.
Universitas Sumatera Utara
60
2.2.2. Kebijakan Harga Price
Harga merupakan satu – satunya unsur bauran pemasaran yang menghasilkan penerimaan penjualan. Dalam penentuan baik untuk harga jual atau
harga beli, produsen haruslah berhati – hati. Sebab, kesalahan dalam penentuan harga akan menyebabkan kerugian. Dalam menentukan harga harus
mempertimbangkan tujuan dari penentuan harga tersebut. Tujuan dalam penentuan harga secara umum adalah sebagai berikut :
1. Untuk bertahan hidup 2. Untuk memaksimalkan laba
3. Untuk memperbesar market share 4. Mutu produk
5. Karena pesaing Faktor – faktor yang mempengaruhi harga :
1. Kebutuhan dana 2. Persaingan
3. Kebijaksanaan pemerintah 4. Target laba yang diinginkan
5. Jangka waktu 6. Kualitas jaminan
7. Reputasi perusahaan 8. Produk yang kompetitif
9. Hubungan baik
Universitas Sumatera Utara
61
2.2.3. Kebijakan Promosi Promotion
Promosi merupakan salah satu konsep dari bauran pemasaran. Promosi lebih kepada menawarkan access channel kepada pembeli. Bagaimana pembeli
bisa mendapatkan informasi yang lebih baik, bagaimana mengedukasi calon pembeli. Kegiatan promosi yang dilakukan suatu perusahaan terdiri dari :
1. Advertising, yaitu suatu penyajian promosi dan gagasan, barang atau jasa yang dibiayai oleh suatu sponsor tertentu yang bersifat massif dan non personal.
2. Personal selling, yaitu penyajian secara lisan dalam suatu pembicaraan dengan seseorang atau lebih calon pembeli dengan tujuan agar dapat
terealisasinya penjualan. 3. Promosi Penjualan, yaitu segala kegiatan pemasaran selain personal selling,
advertising dan publicity. Promosi dengan membuat acara bagi konsumen untuk membeli seperti exhibition, roadshow, gathering dan lain – lain yang
tidak dilakukan secara teratur atau continue. 4. Publicity, yaitu usaha untuk merangsang permintaan dari suatu produk secara
massif seperti layanan masyarakat, berdema dan kegiatan sosial lainnya yang menyangkut nama baik perusahaan dan diliput oleh pers.
2.2.4. Kebijakan Saluran Distribusi Place
Dalam usaha untuk mencapai tujuan dan sasaran perusahaan dibidang pemasaran, setiap perusahaan melakukan kegiatan distribusi. Distribusi
merupakan kegiatan penyampaian produk ke tangan konsumen atau pemakai pada waktu yang tepat. Yang dimaksud dengan distribution channel adalah lembaga –
Universitas Sumatera Utara
62
lembaga yang memasarkan produk berupa barang atau jasa dari produsen sampai ke konsumen. Bentuk pola distribusi dapat dibedakan menjadi :
1. Saluran Langsung :
- Produsen → konsumen
2. Saluran tidak Langsung :
- Produsen → Pengecer → Konsumen
- Produsen → Pedagang besar menengah → Pengecer → Konsumen
- Produsen → Pedagang Besar → Pedagang Menengah → Pengecer →
Konsumen
2.3. Analisis SWOT
Analisis SWOT adalah analisis yang ditujukan untuk mengidentifikasi kekuatan Strength, kelemahan Weaknesses, kesempatan Opportunity, dan
ancaman Threath. Setiap aspek tersebut haruslah dapat diketahui oleh perusahaan agar dapat dimanfaatkan untuk mempersiapkan strategi dalam
menghadapi persaingan. Penjelasan aspek – aspek tersebut adalah : a. Strength, adalah hal – hal yang menjadi kekuatan atau keunggulan
competitive advantage dari perusahaan. Setiap perusahaan harus dapat mengetahui letak keunggulannya dan bagaimana memanfaatkan keunggulan
tersebut. Keunggulan dapat berupa sumber daya, kualitas dan kuantitas produk, strategi pemasaran dan lain sebagainya.
Universitas Sumatera Utara
63
b. Weaknesses, adalah hal – hal yang menjadi kelemahan yang terdapat di dalam perusahaan. Kelemahan haruslah sedapat mungkin diperbaiki atau ditutupi
agar tidak menjadi kegagalan bagi perusahaan. c. Opportunity, merupakan suatu peluang yang dapat diambil untuk
meningkatkan atau memajukan perusahaan. d.
Threath, adalah suatu hal yang dapat membahayakan kelangsungan hidup perusahaan. Untuk dapat tetap bertahan dan memenangkan persaingan, maka
perusahaan haruslah dapat menghadapi semua ancaman yang menghadang. Dengan keempat aspek yang telah diketahui tersebut maka dapat dibuat
strategi dengan menggunakan Matrix SWOT.
2.3.1. Strategi SWOT
Tahap ini pada dasarnya tidak hanya sekedar kegiatan pengumpulan data, tetapi juga merupakan suatu kegiatan pengklasifikasian dan pra-analisis. Pada
tahap ini data dapat dibedakan menjadi dua, yaitu data eksternal dan data internal. Data eksternal dapat diperoleh dari lingkungan di luar perusahaan, seperti analisis
pasar, analisis kompetitor, analisis komunitas, analisis pemasok, analisis pemerintah, analisis kelompok kepentingan tertentu. Sedangkan data internal
dapat diperoleh di dalam perusahaan itu sendiri, seperti laporan keuangan neraca, Laba-rugi, cash-flow, struktur pendanaan, laporan kegiatan sumber daya manusia
jumlah karyawan, pendidikan, keahlian, pengalaman, gaji, turn-over, laporan kegiatan operasional, laporan kegiatan pemasaran. Dalam evaluasi faktor strategis
Universitas Sumatera Utara
64
yang digunakan pada tahap ini adalah model Matriks Faktor Strategis Eksternal dan Matriks Faktor Strategi Internal Iskandarini, 2004.
a. Matriks Faktor Strategi Eksternal EFE Sebelum membuat matriks faktor strategi eksternal, kita perlu mengetahui
terlebih dahulu faktor strategi eksternal External Factors Evaluation disingkat dengan EFE.
b. Matriks Faktor Strategi Internal IFE Setelah faktor-faktor strategis internal suatu perusahaan diidentifikasi,
suatu label IFE Internal Factors Evaluation disusun untuk merumuskan faktor- faktor strategis internal tersebut dalam kerangka Strength dan Weakness
perusahaan.
2.3.2. Matrix SWOT
Matrix SWOT adalah sebuah alat pencocokan yang penting yang membantu perusahaan dalam mengembangkan empat jenis strategi : strategi SO
Strength – Opportunity, strategi WO Weaknesses – Opportunity, strategi ST Strength – Threath , strategi WT Weaknesses - Threath.
1. Strategi SO
Memanfaatkan kekuatan internal perusahaan untuk menarik keuntungan dari peluang eksternal
Universitas Sumatera Utara
65
2. Strategi WO
Bertujuan untuk memperbaiki kelemahan internal dengan cara mengambil keuntungan dari peluang eksternal
3. Strategi ST
Menggunakan kekuatan sebuah perusahaan untuk menghindari atau mengurangi dampak ancaman eksternal
4. Strategi WT
Merupakan taktik defensif yang diarahkan untuk mengurangi kelemahan internal serta menghindari ancaman eksternal.
2.4. Analisis Segmentasi Market, Target Market Dan Posisi Produk 2.4.1. Segmentasi Market
Menurut Kasali 2010 “segmentasi adalah proses pengkotak – kotakan pasar yang heterogen ke dalam potential customer yang memiliki kesamaan
kebutuhan dan atau kesamaan karakter yang memiliki respons yang sama dalam membelanjakan uangnya. “
Menurut Setyadi 2008 “segmentasi adalah proses pengelompokan pasar ke dalam segmen yang berbeda – beda. Segmen pasar market segment adalah
sekelompok pembeli yang memiliki karakteristik yang sama dan memberikan respons yang sama terhadap aktivitas pemasaran tertentu”.
Universitas Sumatera Utara
66
Market Segmentaion Market Targetting Product Positioning
Gambar 2.3 . Model Segmentation Targetting Positioning
2.4.1.1. Syarat – Syarat Segmentasi yang Efektif :
1. Dapat diukur measurable. Ukuran, daya beli dan profil segmen yang dihasilkan harus dapat diukur
2. Dapat dijangkau accessible, segmen dapat dijangkau dan dilayani secara efektif
3. Cukup besar substantially, segmen pasar cukup besar dan cukup menguntungkan apabila digarap. Suatu segmen harus merupakan kelompok
homogen terbesar yang paling mungkin, yang berharga untuk diraih dengan program pemasaran yang dirancang khusus untuk memeriksa.
4. Berbeda distinctive, segmen tersebut memiliki karakteristik dan perilaku pembelian yang berbeda dari segmen – segmen lain. Segmen – segmen secara
konseptual dapat dipisah – pisahkan dan memberikan tanggapan yang berbeda terhadap elemen dan program bauran pasaran yang berbeda.
5. Dapat dikerjakan actionable, program yang efektif dapat didesain untuk menarik dan melayani segmen pasar.
1. m engident ifikasi variabel - variabel
segm ent asi dem ografi, behavior , dll
2. m engem bangkan prof il dari segm en yang
dihasilkan 1. m engevaluasi daya
t arik dari m asing - m asing segm en
2. m em ilih segm en sasaran
1. m engident ifikasi konsep posit ioning yang
t epat unt uk m asing - m asing segm en
2. m em ilih, m engem bangkan dan
m engkom unikasikan konsep posit ioning yang
dipilih
Universitas Sumatera Utara
67
2.4.1.2. Proses Dalam Menentukan Segmentasi, Target dan Posisi Pasar
Proses dalam menentukan segmentasi terbagi dalam tiga bagian, yaitu : 1. Group Identity : pasar harus dipisahkan menjadi beberapa kelompok pasar,
dimana pasar dikelompokan sesuai homogenitas masing – masing dan antar kelompok memiliki perbedaan karakter pasar
2. Memilih salah satu atau beberapa dari segmen pasar yang sudah ditentukan 3. Mengimplementasikan segmen yang dipilih dengan menyusun marketing mix
strategy yang sesuai dengan segmen tersebut 4. Melaksanakan proses untuk mencapai target segmen dengan memperhatikan
efisiensi biaya, stabilitas dari pasar dan kondisi pasar yang berbeda.
Gambar 2.4 Proses Segmentasi, Targeting dan Positioning
2.4.1.3. Variabel Segmentasi
Variabel segmentasi dibagi dalam tiga kategori :
SEGM ENTATION : ident ifying
meaningfully different groups of
cust omers TARGETING :
select ing w hich segment s t o
serve POSITIONING : implement ing
chosen image and appeal t o chosen segment
PRODUCT PRICE
DISTRIBUTION PROM OTION
Universitas Sumatera Utara
68
1. Personal Characteristics, karakter individu meliputi lingkungan sosial, geografis, demografis, kelompok rujukan, lifestyles gaya hidup, keinginan,
persepsi , dan psychographics pelengkap kebutuhan, pelengkap gaya hidup dan pelengkap secara psychological
2. Benefits Sought,
kelompok segmen
yang mencari
produk yang
menguntungkan atau memiliki nilai yang lebih dalam hal kualitas, harga, model, image, dan lain – lain
3. Behavioral Measures, perilaku dalam menggunakan produk, perilaku dalam membeli, mencari dan menggunakan sumber informasi, penyaluran barang,
kepemilikan barang, kuantitas, brand loyalty, tingkah laku.
2.4.2. Target Market
Sebagai langkah berikutnya adalah menentukan target dengan memilih kelompok yang mana dari segmen yang ada. Dalam menentukan target perlu
diperhatikan beberapa faktor berikut : 1. Seberapa baik pelayanan yang diberikan kompetitor terhadap segmen pasar
yang sudah ada 2. Seberapa besar segmen pasar yang ada dan bagaimana dapat meningkatkan
pasar tersebut 3. Bagaimana kekuatan competitive advantage perusahaan dalam memasuki
pasar tersebut
Universitas Sumatera Utara
69
2.4.3. Posisi Produk
Treacy dan Wiersema 1993, perusahaan akan terbagi dalam tiga kategori posisi, yaitu :
1. Operationally Excellent Firms, memiliki kekuatan competitive advantage
dengan menjaga efisiensi, menjaga hubungan dan servis ke customer dengan biaya yang rendah, sehingga dapat memberikan harga jual yang lebih bernilai
dan competitive 2. Customer Intimate Firms, memberikan pelayanan yang premium untuk produk
yang lebih spesifik dan berkualitas kepada customer premium. Servis yang premium akan memakan banyak biaya, sehingga harga jual akan tinggi
3. Technologically Excellent Firms, memproduksi produk yang terbaru dan menggunakan teknologi yang paling baru atau modern. Memimpin pasar
dalam inovasi produk. Tidak dapat efisien dalam investasi teknologi produksi, sehingga harga jual akan menjadi premium.
HIGH PRICE
HIGH LOW
QUALITY QUALITY
LOW PRICE Gambar 2.5 Positioning Product Mapping
Product A Product B
Produk C Product D
Universitas Sumatera Utara
70
BAB III KERANGKA KONSEPTUAL
Kerangka konseptual yang dijadikan landasan berpikir dalam geladikarya ini dijabarkan dalam gambar berikut :
Gambar 3.1. Kerangka Konseptual Penelitian DIVISI PEMASARAN
PT. “ X “ TARGET
REALISASI
GAP
ANALISA PERILAKU KONSUMEN
FAKTOR EKSTERNAL FAKTOR INTERNAL
ANALISA STRATEGI BAURAN PEMASARAN
MATRIX SWOT
REKOMENDASI STRATEGI
Universitas Sumatera Utara
71
Gambar 3.1. di atas menunjukkan tahapan – tahapan yang harus dilalui dalam melakukan penelitian ini. Berikut adalah penjelasan dari tahapan – tahapan
tersebut : 1.
Penelitian dimulai dari Divisi Pemasaran PT. “ X ”, dimana target pemasaran adalah wholesaler bahan bangunan di Sumatera Utara.
2. Divisi pemasaran memiliki target penjualan yang harus dicapai tiap
bulannya hingga memenuhi target tahunan. 3.
Realisasi penjualan masih mengalami fluktuasi tiap bulannya dalam mencapai target, dimana ada beberapa bulan yang dapat mencapai target
dan ada yang tidak terpenuhi. Akibat tidak stabilnya penjual, maka secara total akhir hal ini dapat menimbulkan gap antara realisasi dengan target,
yaitu tidak tercapainya target yang telah ditetapkan. 4.
Dilakukan analisa terhadap perilaku wholesaler bahan bangunan, dengan didasarkan faktor eksternal dan internal. Mengumpulkan data primer
dengan mengambil sampel dari seluruh populasi wholesaler bahan bangunan di Sumatera Utara.
5. Dari hasil analisa perilaku wholesaler, dapat dijadikan acuan untuk
melakukan analisa strategi bauran pemasaran dan strategi SWOT. 6.
Hasil analisa strategi pemasaran dapat dijadikan bahan rekomendasi bagi PT. “ X “.
Universitas Sumatera Utara
72
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
4.1. Lokasi dan Jadwal Penelitian 4.1.1. Lokasi Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada PT. “X“, di Medan dan wholesaler bahan bangunan yang menjual atap metal di beberapa kota di Sumatera Utara.
4.1.2. Jadwal Penelitian
Penelitian dilakukan selama 3 bulan dari bulan November 2010 sampai dengan bulan Januari 2011.
4.2. Metode Penelitian
Karena jumlah populasi responden yang akan diteliti kurang dari 30 responden, maka pendekatan penelitian adalah penelitian populasi dimana seluruh
responden yang diambil berasal dari populasi.
Metode yang dipergunakan adalah deskriptif. Penelitian deskriptif yaitu penelitian yang bertujuan untuk memberikan gambaran dari variabel penelitian
Sekaran, U. 2007. Traver Travens dalam Husein, U. 2000 menjelaskan bahwa, “Penelitian
dengan menggunakan metode deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk
Universitas Sumatera Utara
73
mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih independent tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan dengan variabel lain”.
Ciri-ciri metode deskriptif, yaitu : 1. Merumuskan diri pada pemecahan masalah-masalah yang sedang diteliti
pada masa sekarang, pada masalah-masalah yang aktual. 2. Data yang terkumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan dan kemudian
dianalisis karena itu metoda ini disebut metoda analitik. Metode deskriptif berkaitan dengan pengumpulan, peringkasan serta
penyajian hasil peringkasan tersebut dengan baik dan teratur, baik dalam bentuk tabel atau presentasi grafis, sebagai dasar untuk berbagai pengambilan keputusan.
4.3. Metode Pengumpulan Data