Variabel tenaga kerja memiliki nilai t-hitung 1,809 sedangkan nilai t-tabel 0.05 2,042. Berdasarkan kriteria keputusan, maka H0 diterima karena t-
hitung lebih kecil dari t-tabel. Itu artinya variabel biaya tenaga kerja mempunyai pengaruh yang tidak signifikan terhadap pendapatan peternak sapi
potong intensif. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa biaya bibit, biaya pakan, dan
biaya tenaga kerja menunjukkan pengaruh yang positif terhadap pendapatan peternak sapi potong intensif. Hal itu berarti bahwa semakin tinggi biaya bibit,
biaya pakan, dan biaya tenaga kerja maka semakin tinggi pendapatan peternak sapi potong intensif.
4.2.6.3. Peternak Sapi Potong Tradisional
Dengan menggunakan persamaan regresi berganda, dibentuk fungsi persamaan pendapatan peternak sapi potong tradisional. Variabel-variabel yang
dianggap memberikan pengaruh terhadap pendapatan peternak sapi potong tradisional ini adalah : biaya bibit B, biaya pakan P, dan biaya tenaga kerja
TK. Seluruh variable tersebut secara serentak dimasukkan kedalam persamaan regresi berganda, diperoleh hasil sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
Y = 814967,654 + 1,138 BB + 1,754 BP + 0,812 TK Tabel 4.21. Hasil Analisis Regresi Berganda Peternak Sapi Potong
Tradisional
Variabel Koefisien
t-hitung Signifikan Keterangan
Konstanta Biaya Bibit
Biaya Pakan Biaya Tenaga Kerja
814967,654 1,138
1,754 0,812
22,713 2,985
1,993 0,000
0,006 0,057
tn R
t-tabel 5
2
F-hitung F-tabel 5
0,995 2,042
1782,772 2,89
Sumber : Data Primer diolah, 2011 Keterangan :
= nyata tn
= tidak nyata
Untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel pendapatan peternak sapi potong intensif maka dapat dilihat dari
nilai koefisien determinasinya R
2
. Hasil analisis menunjukkan bahwa koefisien determinasi untuk model ini adalah 0,995. Artinya bahwa 99,5 pendapatan
peternak sapi potong tradisional dipengaruhi oleh faktor biaya bibit, biaya pakan, dan biaya tenaga kerja. Sedangkan 0,5 100 - 99,5 dipengaruhi oleh
faktor-faktor lain yang tidak dapat dijelaskan dalam model ini. Koefisien determinasi R
2
Tabel 4.21. menunjukkan bahwa model regresi ini memiliki nilai F-hitung 1782,77 sedangkan nilai F-tabel 0.05 2,89. Berdasarkan kriteria keputusan,
maka Ha diterima karena F-hitung lebih besar dari F-tabel. Itu artinya variabel di atas termasuk cukup tinggi karena mendekati nilai 1 namun
untuk melihat seberapa jauh signifikan pengaruh faktor biaya bibit, biaya pakan dan biaya tenaga kerja secara bersama-sama terhadap pendapatan peternak sapi
potong tradisional maka perlu dilakukan uji signifikansi simultan Uji F.
Universitas Sumatera Utara
biaya bibit, biaya pakan, dan biaya tenaga kerja secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pendapatan peternak sapi potong tradisional.
Dengan pengujian simultan di atas telah diketahui, bahwa seluruh variabel bebas secara bersama-sama memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel
terikat. Namun perlu diketahui pula variabel bebas mana yang memiliki pengaruh yang lebih signifikan terhadap pendapatan peternak sapi potong tradisional,
apakah variabel biaya bibit, biaya pakan, atau biaya tenaga kerja. Untuk melihat itu, maka perlu dilakukan pengujian parsial Uji t.
Dari hasil pengujian parsial Uji t, dapat diketahui bahwa variabel bebas yang memiliki pengaruh yang lebih signifikan terhadap pendapatan peternak sapi
potong intensif adalah variabel biaya bibit dimana nilai t-hitung variabel biaya bibit lebih besar dari nilai t-hitung variabel biaya pakan dan biaya tenaga kerja.
Persamaan regresi linier berganda di atas dapat diuraikan sebagai berikut : a. Konstanta b0 sebesar 814967,654, artinya jika tidak terdapat pengaruh dari
biaya bibit, biaya pakan, dan biaya tenaga kerja maka pendapatan peternak sapi potong tradisional akan tetap sebesar Rp. 814.967,654.
b. Koefisien regresi X1 b1 = 1,138 menunjukkan bahwa biaya bibit berpengaruh positif terhadap pendapatan peternak sapi potong tradisional. Jika
setiap peternak sapi potong tradisional mengeluarkan biaya bibit sebesar Rp. 1 maka pendapatan peternak sapi potong tradisional akan bertambah sebesar Rp.
1,138. Variabel biaya bibit memiliki nilai t-hitung 22,713 sedangkan nilai t- tabel 0.05 2,042. Berdasarkan kriteria keputusan, maka H0 ditolak karena t-
hitung lebih besar dari t-tabel. Itu artinya variabel biaya bibit mempunyai
Universitas Sumatera Utara
pengaruh yang signifikan terhadap pendapatan peternak sapi potong tradisional.
c. Koefisien regresi X2 b2 = 1,754 menunjukkan bahwa biaya pakan berpengaruh positif terhadap pendapatan peternak sapi potong tradisional. Jika
setiap peternak sapi potong tradisional mengeluarkan biaya pakan sebesar Rp. 1 maka pendapatan peternak sapi potong tradisional akan bertambah sebesar
Rp. 2,044. Variabel biaya pakan memiliki nilai t-hitung 2,985 sedangkan nilai t-tabel 0.05 2,042. Berdasarkan kriteria keputusan, maka H0 ditolak karena
t-hitung lebih besar dari t-tabel. Itu artinya variabel biaya pakan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pendapatan peternak sapi potong
tradisional. d. Koefisien regresi X3 b3 = 0,812 menunjukkan bahwa biaya tenaga kerja
berpengaruh positif terhadap pendapatan peternak sapi potong tradisional. Jika biaya tenaga kerja peternak sapi potong tradisional meningkat Rp. 1 maka
pendapatan peternak sapi potong tradisional bertambah sebesar Rp. 0,812. Variabel tenaga kerja memiliki nilai t-hitung 1,993 sedangkan nilai t-tabel
0.05 2,042. Berdasarkan kriteria keputusan, maka H0 diterima karena t- hitung lebih kecil dari t-tabel. Itu artinya variabel biaya tenaga kerja
mempunyai pengaruh yang tidak signifikan terhadap pendapatan peternak sapi potong tradisional.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa biaya bibit, biaya pakan, dan biaya tenaga kerja menunjukkan pengaruh yang positif terhadap pendapatan
peternak sapi potong tradisional. Hal itu berarti bahwa semakin tinggi biaya bibit,
Universitas Sumatera Utara
biaya pakan, dan biaya tenaga kerja maka semakin tinggi pendapatan peternak sapi potong tradisional.
4.2.6.4. Peternak Sapi Potong Potong Intensif dan Tradisional