Landasan Teori TINJAUAN PUSTAKA

peternak, masing-masing dari desa Buluh Cina 31 peternak, desa Tandem Hilir I 16 peternak, dan desa Hamparan Perak 2 peternak. Parameter yang diamati meliputi : pendapatan, skala usaha jumlah ternak, umur peternak, tingkat pendidikan, pengalaman peternak, jumlah tangungan keluarga, motivasi beternak, dan jumlah tenaga kerja yang mempengaruhi pendapatan peternak sapi potong di Kecamatan Hamparan Perak, Kabupaten Deli Serdang. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa skala usaha jumlah ternak sapi, motivasi beternak berpengaruh sangat nyata terhadap pendapatan peternak sapi potong. Sedangkan umur peternak, tingkat pendidikan, pengalaman beternak, jumlah tanggungan keluarga, dan jumlah tenaga kerja tidak berpengaruh nyata terhadap pendapatan peternak sapi potong.

2.2. Landasan Teori

Sapi adalah hewan ternak terpenting dari jenis – jenis hewan ternak yang dipelihara manusia sebagai sumber penghasil daging, susu, tenaga kerja dan kebutuhan manusia lainnya. Ternak sapi menghasilkan sekitar 50 kebutuhan daging di dunia, 95 kebutuhan susu, dan kulitnya menghasilkan sekitar 85 kebutuhan kulit untuk sepatu. Sapi potong adalah salah satu genus dari famili Bovidae. Ternak atau hewan – hewan lainnya yang termasuk famili ini adalah bison, banteng bibos, kerbau babalus, kerbau Afrika Syncherus, dan anoa Zainal, 2002. Sapi potong asli Indonesia adalah sapi potong yang sejak dahulu kala sudah terdapat di Indonesia, sedangkan sapi lokal adalah sapi potong yang asalnya dari luar Indonesia, tetapi sudah berkembang biak dan dibudidayakan lama sekali di Indonesia, sehingga telah mempunyai ciri khas tertentu. Bangsa sapi potong asli Universitas Sumatera Utara Indonesia hanya sapi Bali Bos Sondaicus, sedangkan yang termasuk sapi lokal adalah sapi Madura dan sapi Sumba Ongole SO Anonimous, 2010. Memelihara sapi sangat menguntungkan, karena tidak hanya menghasilkan daging atau susu, tetapi juga menghasilkan pupuk kandang dan sebagai potensi tenaga kerja. Sapi potong sebagai penghasil daging, persentase karkas bagian yang dapat dimakan cukup tinggi, yaitu berkisar antara 45 - 55 yang dapat dijual pada umur 4-5 tahun Rianto dan Purbowati, 2006. Dilihat dari pola pemeliharaannya peternakan di Indonesia dapat dibagi menjadi tiga kelompok Mubyarto, 1977, yaitu: a. Peternakan rakyat dengan cara pemeliharaan yang tradisional. Ketrampilan sederhana dan menggunakan bibit lokal dalam jumlah dan mutu yang relative terbatas. Ternak pemakan rumput digembalakan di padang umum, di pinggir jalan dan sawah, di pinggir sungai atau di tegalan sendiri. Kalau siang hari diberi minum dan dimandikan seperlunya sebelumnya dimasukkan ke dalam kandang. Pemeliharaan dengan cara ini dilakukan setiap hari dan dikerjakan oleh anggota keluarga peternak.Tujuan utama ialah sebagai hewan kerja dalam membajak sawahtegalan, hewan penrik gerobak atau pemgamgkut beban sedang kotorannya dipakai sebagai pupuk. b. Peternakan rakyat dengan cara pemeliharaan yang semi komersil. Ketrampilan yang mereka miliki dapat dikatakan lumayan.Penggunaan bibit unggul, obat – obatan dan makanan penguat cenderung meningkat, walaupun lamban.Jumlah ternak yang dimiliki 2 – 5 ekor ternak besar dan 5 – 100 ekor ternak kecil terutama ayam.Bahan makanan berupa ikutan panen seperti bekatul, jagung, jerami dan rumput – rumputan yang dikumpulkan oleh tenaga dari Universitas Sumatera Utara keluarga sendiri. Tujuan utama dari memelihara ternak untuk menambah pendapatan keluarga dan konsumsi sendiri. c. Peternak komersil. Usaha ini dijalankan oleh golongan ekonomi yang mempunyai kemampuan dalam segi modal, sarana produksi dengan teknologi yang agak modern.Semua tenaga kerja dibayar dan makanan ternak terutama dibeli dari luar dalam jumlah yang besar. Tujuan utamanya adalah mengejar keuntungan sebanyak–banyaknya. Biaya produksi ditekan serendah mungkin agar dapat menguasai pasar. Teori produksi merupakan analisa mengenai bagaimana seharusnya seorang pengusaha atau produsen, dalam teknologi tertentu memilih dan mengkombinasikan berbagai macam faktor produksi untuk menghasilkan sejumlah produk tertentu, seefisien mungkin Sudarman, 1989 Produksi adalah suatu proses pengubahan faktor produksi atau input menjadi output sehingga nilai barang tersebut bertambah Penentuan kombinasi faktor – faktor produksi yang digunakan dalam proses produksi sangatlah penting agar proses produksi yang dilaksanakan dapat efisien dan hasil produksi yang didapat menjadi optimal. Input pada suatu proses produksi terdiri dari tanah, tenaga kerja, kapital dan bahan baku, jadi input adalah barang atau jasa yang digunakan sebagai masukan pada suatu proses produksi sedangkan yang dimaksud dengan output adalah barang dan jasa yang dihasilkan dari suatu proses produksi. Produksi adalah suatu kegiatan untuk meningkatkan manfaat dengan cara mengkombinasikan faktor – faktor produksi: capital, tenaga kerja, teknologi, managerial skill Soeharno, 2006. Suatu perekonomian senantiasa menggunakan Universitas Sumatera Utara teknologi yang dimiliki untuk mengkombinasikan berbagai input guna menghasilkan output. Fungsi produksi merupakan hubungan teknis antara faktor produksi dengan hasil produksi. Fungsi produksi menunjukkan bahwa jumlah barang yang diproduksi tergantung pada jumlah faktor produksi yang digunakan. Fungsi produksi dapat dituliskan sebagai berikut : Q = f K, L, R, T Keterangan : Q = output K = kapital modal L = labour tenaga kerja R = resuources sumber daya T = teknologi Dari persamaan tersebut berarti bahwa besar kecilnya tingkat produksi suatu barang tergantung kepada jumlah modal, jumlah tenaga kerja, jumlah kekayaan alam dan tingkat produksi yang digunakan. Jumlah produksi yang berbeda – beda tentunya memerlukan faktor produksi yang berbeda pula. Tetapi ada juga bahwa jumlah produksi yang tidak sama akan dihasilkan oleh faktor produksi yang dianggap tetap, biasanya adalah faktor produksi seperti modal, mesin, peralatannya serta bangunan perusahaan. Sedangkan faktor produksi yang mengalami perubahan adalah tenaga kerja. Berkaitan dengan periode produksi, situasi produksi dimana perusahaan tidak dapat mengubah outputnya disebut jangka waktu yang sangat pendek sedangkan situasi produksi dimana output dapat dirubah namun demikian ada sebagian faktor produksi yang bersifat tetap atau Universitas Sumatera Utara input tetap dan sebagian lagi faktor produksinya dapat dirubah atau input variabel disebut produksi jangka pendek dan produksi jangka panjang yaitu suatu produksi tidak hanya output dapat berubah tetapi mungkin semua input dapat diubah dan hanya teknologi dasar produksi yang tidak mengalami perubahan. Modal adalah sebagai hasil produksi yang digunakan untuk memproduksi lebih lanjut. Dalam perkembangan kemudian ternyata pengertian modal mulai bersifat “non physical oriented” , dimana pengertian modal ditekankan pada nilai, daya beli atau kekuasaan memakai atau menggunakan yang terkandung dalam barang –barang modal Riyanto, 1989. Modal yang dapat digunakan berulang kali disebut modal tetap. Misalnya bajak, makin hari makin habis kengunaannya setelah jangka waktu tertentu harus digantikan dengan yang baru. Lain halnya dengan faktor produksi yang sifatnya variabel yang hanya sekali pakai dan harus disediakan yang baru setiap akan dibutuhkan. Mengingat modal dan faktor produksi lain yang dimiliki petani jumlahnya terbatas, maka petani diharapkan dapat menggunakan sumber-sumber tersebut sedemikian rupa sehingga diperolah hasil yang maksimal. Pendapatan adalah hasil produksi total yang diperoleh dalam satu kali musim tanam dikalikan dengan angka persatuan produk pada saat panen. Sektor produksi membeli hasil produksi dengan harga yang berlaku pada pasar faktor produksi. Harga juga ditentukan oleh tarik menarik antara permintaan dan penawaran. Pendapatan dalam ilmu ekonomi didefinisikan sebagai hasil berupa uang atau hal materi lainnya yang dicapai dari penggunaan kekayaan atau jasa manusia bebas. Sedangkan pendapatan rumah tangga adalah total pendapatan dari setiap Universitas Sumatera Utara anggota rumah tangga dalam bentuk uang atau natura yang diperoleh baik sebagai gaji atau upah usaha rumah tangga atau sumber lain. Samuelson dan Nordheus, 1995. Kondisi seseorang dapat diukur dengan menggunakan konsep pendapatan yang menunjukkan jumlah seluruh uang yang diterima oleh seseorang atau rumah tangga selama jangka waktu tertentu. Samuelson dan Nordhaus, 1995. Dalam hal ini pendapatan juga bisa diartikan sebagai pendapatan bersih seseorang baik berupa uang atau natura. Secara umum pendapatan dapat digolongkan menjadi 3, yaitu : 1. Gaji dan upah Suatu imbalan yang diperoleh seseorang setelah melakukan suatu pekerjaan untuk orang lain, perusahaan swasta atau pemerintah. 2. Pendapatan dari kekayaan Pendapatan dari usaha sendiri. Merupakan nilai total produksi dikurangi dengan biaya yang dikeluarkan baik dalam bentuk uang atau lainnya, tenaga kerja keluarga dan nilai sewa kapital untuk sendiri tidak diperhitungkan 3. Pendapatan dari sumber lain Dalam hal ini pendapatan yang diperoleh tanpa mencurahkan tenaga kerja antara lain penerimaan dari pemerintah, asuransi pengangguran, menyewa aset, bunga bank serta sumbangan dalam bentuk lain. Tingkat pendapatan income level adalah tingkat hidup yang dapat dinikmati oleh seorang individu atau keluarga yang didasarkan atas penghasilan mereka atau sumber-sumber pendatapan lain. Samuelson dan Nordhaus, 1995. Setiap faktor produksi yang terdapat dalam perekonomian adalah dimiliki oleh seseorang. Pemiliknya menjual faktor produksi tersebut kepada pengusaha Universitas Sumatera Utara dan sebagai balas jasanya mereka akan memperoleh pendapatan. Tenaga kerja mendapat gaji dan upah, tanah memperoleh sewa, modal memperoleh bunga dan keahlian keusahawanan memperoleh keuntungan. Pendapatan yang diperoleh masing – masing jenis faktor produksi tersebut tergantung kepada harga dan jumlah masing – masing faktor produksi yang digunakan. Jumlah pendapatan yang diperoleh berbagai faktor produksi yang digunakan untuk menghasilkan sesuatu barang adalah sama dengan harga dari barang tersebut. Sukirno, 1996.

2.3. Kerangka Konseptual