Bermain Karakteristik Model pembelajaran BCCT

Ine Rahaju, 2014 Analisis Penyelengaraan Pendidikan Anak Usia Dini Yang Menggunakan Model Beyond Center And Circle Time Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu n Kreatif dalam mengembangkan ide dan kebutuhan sentranya, sehingga anak belajar banyak tentang peran yang dimainkannya. Terlihat dari material dan peralatan dengan memaksimalkan bahan alam dan bahan limbah yang harus dibuat sendiri dengan tetap meiliki nilai pembelajaran, keindahan dan kemanan o Bahasa dan tingkah laku guru sudah dapat menjadi model yang benar bagi anak dalam pembentukan karakter, terlihat dari sikap dan bahasa positif yang terlihat sepanjang hari dari setiap guru.

c. Bermain

Pembelajaran dengan bermain seperti diungkapkan oleh Bruner dalam CCCRT 2005 : 1 telah sesuai , dimana anak belajar saat mereka bermain. Pengalaman main dengan material, objek, teman sebaya dan pertolongan pengasuhan orang dewasa dalam mencapai aspek perkembangan fisik, emosional, kognitif, dan social. Penelitian dan teori bermain sudah menjadi dasar dalam merancang program PAUD yang berkualitas. Hanya saja lingkungan main menurut CCCRT 2005: 1 yang berkualitas tinggi bagi anak usia dini mendukung kesadaran akan tiga jenis main menurut hasil penelitian anak usia dini menurut Weikart dkk dan teori dari Erik Erikson, Jean Piaget, Lev Vygotsky dan Anna Freud seperti dikemukan pada landasan BCCT sebelumnya belum terfasilitasi. Pengalaman main anak yang berkualitas didasarkan pada pengetahuan guru mengenai tingkatan perkembangan anak dalam tiap jenis main juga belum tercapai. Hal ini belum digunakan oleh guru sebagai dasar informasi dalam membuat perencanaan, pengorganisasian dan pijakan pengalaman main anak. Pengalaman main anak seharusnya mendukung keterampilan dan pengetahuan anak yang mendukung kesuksesannya di sekolah selanjutnya. Proses pembelajaran PAUD Alam Pelopor yang mengguanakan model pembelajaran BCCT m enjadikan kegiatan “bermain” sebagai kegiatan inti, anak belajar melalui permainan mereka. Karena dunia anak adalah dunia bermain maka sudah selayaknya pembelajaran anak usia dini dilakukan seraya bermain yang menyenangkan dengan penataan lingkungan yang dapat merangsang anak untuk melakukan eksplorasi hingga menemukan pengetahuannya sendiri dari benda-benda yang dimainkannya. Ine Rahaju, 2014 Analisis Penyelengaraan Pendidikan Anak Usia Dini Yang Menggunakan Model Beyond Center And Circle Time Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Anak sudah mempunyai waktu untuk bermain, ruang untuk bermain, alat peraga yangbtepat untuk mendukung permainan mereka, dan pijakan guru sesuai kebutuhan anak. Dengan konsep ini guru menata lingkungan main yang menyediakan waktu dan ragam pengalaman main. Anak diberi kesempatan menyesuaikan pilihan dengan berbagai kegaiatan harian yang masih belum semua memberikan kesempatan terlibat dalam bermain peran, bermain konstruksi dan bermain sensorimotor

d. Perkembangan Anak :