Ine Rahaju, 2014 Analisis Penyelengaraan Pendidikan Anak Usia Dini Yang Menggunakan Model Beyond Center And Circle
Time Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Model pembelajaran BCCT merupakan model pembelajaran yang mempunyai karakteristik yang tidak dimiliki oleh pembelajaran lainnya seperti diungkapkan Luluk . Adapun
karakteristiknya dapat dilihat dari beberapa aspek, sebagai berikut:
a. Ruangan Kelas
Ruangan kelas yang dicat warna warni dan dipenuhi gantungan beraneka ragam kadang tidak sesuai dengan kebutuhan anak tidak terlihat di APUD Alam Pelopor. Rruangan ditata untuk
memberikan pengaruh positif pada perilaku anak usia dini. Penataaan dan jumlah bahan bermain yang tersedia untuk anak merupakan program yang efektif memfasilitasi perkembangan anak.
Lingkungan yang peka, bersahabat, dan mendukung merupakan dukungan positif bagi perkembangan sesuai dengan hokum maslow. Penataan lingkungan untuk setiap tingkatan usia
memiliki karakteristik yang berbeda terutama bagi anak usia lahir hingga 3 tahun, seperti dirinci dalam CCCRT 2005: 33, 50, 57 sebagai berikut:
1 Lahir – satu tahun, lingkungan sudah cukup dapat memberikan :
a Rasa percaya dan ikatan dengan orang lain
b Sosialisasi penuh senyum
c Pengaturan suara dan percakapan
d Terhindar dari kecemasan akan suasana asing
e Ketersediaan objek permanen
f Aktifitas yang dihasilkan menyenangkan
g Memfasilitasi eksplorasi lingkungan dengan meningkatkan control tubuh
body control
2 Infant, lingkungan sudah cukup dapat memberikan :
a Rasa aman, menstimulsi, cepat tanggap, konsisten dan responsive
b Guru yang memiliki pengetahuan tentang perkembangan anak
c Menyediakan beragam material main yang dapat diakses dimana anak berinteraksi
dengan material tersebut d
Memberi kesempatan anak bermain di lantai saat bermain dengan material main, teman sebaya, dan pengasuhan orang dewasa
Ine Rahaju, 2014 Analisis Penyelengaraan Pendidikan Anak Usia Dini Yang Menggunakan Model Beyond Center And Circle
Time Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
e Membuat jadwal kegiatan anak yang fleksibel mengikuti jadwal anak istirahat dan
kebutuhan lainnya secara individu
3 Toddler, lingkungan harus dapat memberikan :
a Lebih banyak jenis material main dan pilihan
b Mengenali bahwa tantrum adalah bagian yang normal dari perkembangan anak
c Menhgabaikan tantrum dan mendorong anak berkomuniksai dengan meningkatkan
perkembangan kemampuan bahasa d
Membedakan tantrum yang berlebihan dan control serta kebutuhan akan rasa nyaman. e
Memnyediakan guru yang berinteraksi dengan anak yang memberikan contoh dan isyarat bereaksi dengan bahasa
f Memberikan pengalaman bermusik, bernyanyi, bercerita, bermain dengan tangan, dan
aktivitas lain yang mendorong perkembangan bahasa g
Menyediakan guru dan material dalam dan luar yang mendukung eksplorasi anak, penelitian dan kemandirian.
h Menyediakan guru yang dapat menutupi butuhan keperhatian secara individu dan
mendukung kesuksesan anak tanpa rasa malu atas kesalahan atau kecelakaan dalam potty training.
i Menyediakan prediksi jadwal , menerangkan perubahan pada anak, dan memberikan
waktu pada anak untuk bereaksi j
Menyediakan guru yang dapat menunjukkan reaksi yang konsisten.
4 Preschool , lingkungan sudah cukup dapat memberikan :
a Kesempatan bagi anak bermain di luar dan dalam ruangan
b Kesempatan pada anak untuk berinteraksi dengan orang dewasa, teman sebaya, dengan
sebuah penataan lingkungan yang kaya bahasa c
Pengalaman dalam bermusik, bermain boneka, bercerita, dan bermain peran untuk menambah perkembangan bahasa
d Guru yang dapat menjadi model dan mendukung anak mengembangkan bahasa untuk
problem solving e
Kesempatan harian bagi anak untuk bermain dengan beragam material main
Ine Rahaju, 2014 Analisis Penyelengaraan Pendidikan Anak Usia Dini Yang Menggunakan Model Beyond Center And Circle
Time Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Hanya saja untuk poin di bawah ini kurang terfasilitasi
f Ragam material bermain yang mendukung tiga jenis main
g Guru yang memiliki pengetahuan perkembangan anak dan menggunakan pengetahuannya
untuk mendukung perkembangan anak dalam bermain.
Kesimpulan dari penelitian yang konsisten dalam CCCRT 2005: 57 menunjukan bahwa program PAUD yang berkualitas dapat memberikan dorongan bagi kesuksesan anak di masa
yang akan datang. Program PAUD ALAM Pelopor belum sepenuhnya sesuai dengan perkembangan walaupun kesempatan berinteraksi dalam aktivitas bermain dengan material
beragam, teman sebaya dan orang dewasa sudah cukup terpenuhi. Ruangan kelas di PAUD Alam Pelopor dimodifikasi menjadi kelas-kelas kecil, yang
disebut ruangan vak atau sentra-sentra. Setiap ruangan vak atau sentra terdiri atas satu bidang pengembangan. Ada sentra persiapan, sentra bahan alam, sentra agama imtaq, sentra
musik,sentra kreativitas, sentra balok, sentra drama makro serta sentra drama mikro serta sentra masak. Dengan menggunakan kegiatan main yang cukup beragam. Rasio cukup, ukuran
kelompok ideal maksimal 10-15 anak,hanya ruang kurang cukup luas 1 meter persegi per anak.
Ruang kelas ini harus ditata sehingga dapat memberikan kepastian anak untuk memainkan tiga sampai empat kesempatan main hanya belum berdasarkan tiga jenis main di
setiap sentranya. Sehingga guru hanya memperhitungkan densitas dan intesitas main . Dalam penataan lingkungan main harus juga diperhatikan penataan alat peraga sehingga memudahkan
anak mengambil dan mengembalikannya. Penataan lingkungan main ini juga harus memperhitungkan mobilitas anak.
Ruang kelas ditata untuk Pengembangan total secara alamiah bagi anak-anak. Kegiatan kelas menyediakan kesempatan pada anak untuk berpartisispasi secara individual, dalam tim, dan
kelompok kecil. Termasuk kegaiatan dalam arahan guru dan atau dengan keinginan anak. Sentra merupakan komponen khusus yang membolehkan anak untuk terlibat dlam kegiatan yang
dipilihnya sendiri. Penataan sentra memungkinkan anak belajar mandiri menemukan, melakukan dan menyelesaikan permainan bermaknanya.Ini dilakukan sebagai salah satu cara memfasilitasi
Ine Rahaju, 2014 Analisis Penyelengaraan Pendidikan Anak Usia Dini Yang Menggunakan Model Beyond Center And Circle
Time Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
anak sebagai pembelajar yuang aktif dengan menyentuh, merasakan, pengalaman dan menciptakan. Kelas harus dapat mencerminkan kehidupan nyata lingkungan anak untuk bermain.
NAEYC dalam CCCRT menyarankan bahwa rancangan ruang kelas dalam ruangan itu minimum untuk anak usia dini sedikitnya memiliki 35 kaki persegi luasnya untuk setiap anak
anak. Menurut Head start menetapkan 50 kaki persegi per anak.
b. Guru