[79]
Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian RI
DIVERSIFIKASI PANGAN
TAHUN 2011 - 2015
konsumsi pangan, dilaksanakan melalui uji proksimat, uji dapur resep menu makanan, pelatihan menu dan keamanan pangan serta pendampingan mutu dan
keamanan pangan pada industri olahan pangan lokal, penumbuhan kelompok tanigapoktan bidang olahan pangan lokal dan pangan siap saji yang aman,
serta pemberian penghargaan kepada individuperorangan dan kelompok masyarakat yang telah berperan sebagai pelopor dalam upaya percepatan
penganekaragaman, dan 4 dukungan kelembagaan dilaksanakan melalui penyuluhan dan pendampingan serta penyebarluasan informasi dalam rangka
pengembangan bisnis dan industri pangan lokal. Pengembangan bisnis dan industri pangan khas daerah dilakukan melalui dua
cara, yaitu :
a. Fasilitasi kepada Usaha Mikro Kecil dan Menengah UMKM
Fasilitasi kepada kelompok wanitagapoktan untuk pengembangan bisnis pangan segar, industri bahan baku, industri pangan olahan dan pangan siap saji yang
aman berbasis sumber daya lokal melalui berbagai kegiatan antara lain melalui uji coba model pengembangan pangan pokok lokal MP3L, dan pengembangan
resep-resep aneka olahan pangan lokal, serta peningkatan keterampilan dalam pengembangan olahan pangan lokal. Kegiatan Lomba Cipta Menu Beragam,
Bergizi Seimbang dan Aman B2SA dilaksanakan bekerja sama dengan PKK berbasis pangan lokal dilaksanakan setiap tahun secara berjenjang mulai tingkat
kabupatenkota sampai tingkat nasional yang diselenggarakan bertepatan dengan peringatan Hari Pangan Sedunia tanggal 16 Oktober.
Pembinaan kepada industri rumah tangga guna meningkatkan kesadaran untuk memproduksi dan menyediakan aneka ragam pangan yang aman berbasis sumber
daya lokal serta memfasilitasi pengembangan bisnis pangan, permodalan, dan pemasaran kepada pengusaha di bidang pangan baik segar, olahan maupun siap
saji yang berbasis sumber daya lokal serta pengembangan dan diseminasi serta aplikasi paket teknologi terapan terhadap pengolahan aneka pangan.
ROADMAP DEPTAN.indb 79 2152013 7:35:48 PM
[80]
Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian RI
Untuk memotivasi kepada kelompok wanitagapoktan akan diberikan penghargaan kepada individuperorangan dan kelompok masyarakat yang
dinilai telah berperan sebagai pelopor dalam menjalankan dan memajukan upaya percepatan penganekaragaman konsumsi pangan berbasis sumber daya
pangan khas daerah.
b. Advokasi, sosialisasi dan penerapan standar mutu dan keamanan pangan
Kesadaran tentang keamanan pangan saat ini masih rendah, baik pada sisi konsumen maupun pada sisi produsen. Produsen pangan mempunyai
kecenderungan menggunakan pestisida dan pupuk yang belum sesuai anjuran untuk mendapatkan produk yang tinggi dan mempunyai tampilan bagus.
Sementara itu ditinjau dari sisi konsumen umumnya belum memiliki pengetahuan tentang bahaya mengonsumsi pangan yang tidak aman, karena masih rendahnya
kesadaran konsumen untuk membeli produk pertanian yang berkualitas dan aman dengan harga yang lebih mahal, terlebih lagi bagi konsumen berpendapatan
menengah ke bawah. Sehubungan dengan hal tersebut pengawasan keamanan pangan yang beredar di
pasaran sangat penting untuk dilaksanakan, yang didukung dengan peningkatan kesadaran masyarakat baik konsumen atau produsen. Pengawasan keamanan
pangan beredar perlu dilakukan secara terus menerus mengingat jangkauan pengawasan yang sangat luas dan menghadapi permasalahan yang komplek
dengan iklim global. Untuk memberikan jaminan terhadap pangan aman, perlu memperluas jangkauan pengawasan keamanan pangan dengan meningkatkan
jumlah sumberdaya dan kompetensi pengawas keamanan pangan. Di samping itu perlu sosialisasi, advokasi dan penyebaran informasi tentang keamanan pangan
sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah No. 68 Tahun 2002 tentang Ketahanan Pangan.
Advokasi, sosialisasi dan penerapan standar mutu dan keamanan pangan dilaksanakan bagi pelaku usaha pangan, terutama kepada usaha rumah tangga
ROADMAP DEPTAN.indb 80 2152013 7:35:48 PM
[81]
Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian RI
DIVERSIFIKASI PANGAN
TAHUN 2011 - 2015
dan UMKM. Penerapan standar mutu dilaksanakan terhadap olahan pangan pada industri rumah tangga, dan pembinaan dan pengawasan keamanan diarahkan
kepada keamanan pangan segar sayuran dan buah-buahan. Dalam kegiatan advokasi, sosialisasi dan penerapan standar mutu dan keamanan
pangan dituntut peran aktif swasta dan dunia usaha dalam pengembangan industri dan bisnis pangan lokal. Untuk memberikan penghargaan sebagai upaya
kegiatan tersebut, maka akan diberikan penghargaan kepada industri rumah tangga dan dunia usaha di bidang pangan berbasis sumber daya lokal.
Beberapa aspek atau faktor yang perlu dicermati dengan seksama antara lain: 1 kesesuaian dan peran produk bernilai tambah yang dihasilkan dengan kebutuhan
masyarakat dan pasar, baik dalam skala lokal, nasional, maupun internasional, 2 situasi dan kondisi target pasar produk, 3 pertumbuhan ekonomi dan industri
yang relevan, 4 kecenderungan perkembangan dan perubahan politik, budaya, sains, teknologi dan seni, yang berpengaruh terhadap kesuksesan produk bernilai
tambah tersebut. Beberapa strategi yang perlu dilaksanakan dalam pengembangan pangan lokal
antara lain : a.
Pengembangan teknologi bagian hulu yang dilakukan adalah untuk memecahkan masalah-masalah di sektor produksi bahan baku on
farm yang dapat menjamin kontinuitas bahan baku yang berkualitas dan berharga terjangkau yang berpihak pada petani, yaitu dengan
mengidentiikasi varietas-varietas yang cocok untuk bahan baku tepung, serta mengembangkan teknik budidaya yang baik untuk varietas tersebut.
b. Peningkatan nilai tambah sebagai penggerak dasar hampir semua jenis
bisnis sehingga menarik para investor untuk menanamkan modalnya. Dengan makin ketatnya persaingan bisnis, maka dunia usaha selalu
mencari keunggulan kompetitif berdasarkan nilai tambah yang diciptakan. Penumbuhan industri penghasil nilai tambah dengan berbasiskan kepada
ROADMAP DEPTAN.indb 81 2152013 7:35:48 PM
[82]
Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian RI
potensi lokal merupakan strategi yang paling tepat untuk menggerakkan ekonomi daerah berdasarkan potensi yang dimilikinya. Nilai tambah yang
didapat inilah yang diharapkan dapat menumbuhkan lapangan kerja dan pendapatan bagi masyarakat setempat. Era otonomi daerah dan keragaman
potensi di Indonesia makin membuka peluang dilaksanakannya strategi ini. Dengan demikian seluruh potensi lokal diramu sedemikian rupa sehingga
menguatkan agroindustri yang dibangun di daerah tersebut. Istilah lain yang juga sering dikaitkan dengan potensisumberdaya lokal adalah indigenous
resources yang dideinisikan sebagai “set of knowledge and technology existing and developed in, arround and by speciic indigenous communities people in
an speciic area environment”. c.
Perkembangan kuliner di masyarakat perlu menjadi perhatian dalam membuat kebijakan diversiikasi pangan, terkait dengan perubahan pola konsumsi dan
selera masyarakat. Lebih lanjut penggunaan istilah yang tepat dalam pangan juga penting karena akan mempengaruhi mindset masyarakat atau konsumen.
d. Mengingat pengembangan komoditas sumber karbohidrat selain beras
masih bersifat skala kecil sehingga diperlukan adanya dukungan pemerintah dalam bentuk subsidi pemerintah atau insentif kepada UKM.
e. Perlu memperhatikan segmentasi demograi dan geograi dalam
menjalankan kebijakan pangan. Dari sisi demograi dibagi menjadi 3 segmen yaitu : Kelompok Usia Lanjut di atas 55 tahun yang membutuhkan healthy
food; Kelompok Usia Produktif 20 – 55 tahun yang umumnya termasuk golongan ekonomi menengah ke bawah yang membutuhkan pangan murah;
dan Kelompok Usia Muda di bawah 20 tahun yang termasuk dalam masa pertumbuhan dan memerlukan makanan yang bergizi. Dari sisi geograi
dibagi 2 segmen yaitu : Indonesia Timur yang memiliki potensi sumber daya alam yang masih belum banyak dikembangkan dan kurang didukung
oleh sumber daya manusia yang memiliki kemampuan yang diperlukan; sedangkan Indonesia Barat memiliki sumber daya manusia yang relatif lebih
baik namun potensi sumber daya alam sudah sulit dikembangkan.
ROADMAP DEPTAN.indb 82 2152013 7:35:48 PM
[83]
Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian RI
DIVERSIFIKASI PANGAN
TAHUN 2011 - 2015
f. Untuk menjamin kontinuitas produksi pendekatan
dengan pengembangan food estate
sangat diperlukan. Oleh karena itu keterlibatan BUMN dan
perusahaan besar swasta dalam penyediaan pangan lokal perlu digiatkan terus.
g. Perlu melibatkan secara aktif pihak industri
pengolahan sektor hilir dalam menyusun kebijakan agar terjadi harmonisasi dengan sektor
hulu produsen. h.
Melakukan kampanye dan sosialisasi pangan lokal yang intensif untuk meningkatkan image dan citra
pangan lokal.
C. Program dan Kegiatan
Implementasi dari strategi yang dilaksanakan dalam upaya menurunkan konsumsi beras sebagai bahan pangan
pokok secara terencana sudah diatur dalam Peraturan Presiden No 22 Tahun 2009. Pada Perpres tersebut sasaran
utamanya adalah tercapainya pola konsumsi pangan masyarakat yang beragam, bergizi seimbang, dan aman
berdasarkan optimalisasi pemanfaatan sumber daya setempat. Seiring dengan pencapaian sasaran tersebut,
ditargetkan konsumsi beraskapitatahun sebagai pangan pokok menurun secara signiikan. Berdasarkan PPH, maka
tingkat konsumsi beras diharapkan dapat diturunkan sampai 91,0 kgkapitatahun pada tahun 2015.
Penurunan konsumsi beras diperlukan karena pada saat ini tingkat konsumsi tersebut telah melampaui standar
ROADMAP DEPTAN.indb 83 2152013 7:35:48 PM
[84]
Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian RI
kecukupan konsumsi yang dianjurkan untuk hidup sehat. Oleh karena itu, gerakan Percepatan Penganekaragaman
Konsumsi Pangan P2KP sangat penting dilaksanakan secara massal.
a. Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan