Kebijakan produksi pertanian belum mempertimbangkan kecukupan gizi Perubahan iklim

[42] Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian RI skor PPH masih 16,1 sedangkan skor idealnya adalah sebesar 24,0. Rendahnya konsumsi protein hewani sangat erat hubungannya dengan daya beli masyarakat. Namun protein nabati dari kacang-kacangan seperti kedelai, dapat menjadi alternatif untuk memenuhi kebutuhan protein dan pola makan namun ketersediaan aneka kacang-kacangan sebagai sumber protein nabati, relatif masih kurang memadai. 4. Penggunaan bahan baku pangan lokal masih terkendala dengan masalah kontinuitas ketersediaan yang belum stabil dan mutunya sangat beragam. Di tataran produsen maupun petani, belum dapat menjamin secara penuh untuk menjaga kesinambungan tersedianya bahan baku pangan lokal secara terus –menerus sepanjang waktu. Ketersediaan bahan baku pangan lokal masih sangat dipengaruhi oleh faktor musim panen. Pada saat panen tiba, bahan baku pangan lokal melimpah di pasaran, namun sebaliknya jika bukan musimnya akan sangat sulit didapatkan. Dalam kondisi seperti ini diperlukan investasi untuk memproduksi bahan baku pangan lokal secara lebih berkesinambungan dan menghasilkan produk yang memenuhi kebutuhan standar yang diinginkan oleh industri dan mempunyai daya simpan, sehingga ketersediaannya terdistribusi sepanjang tahun. Pola kemitraan antara pihak industri dan petani produsen merupakan solusi saling menguntungkan yang perlu dikembangkan. Disamping itu untuk menjamin kontinuitas produksi, pendekatan dengan pengembangan food estate juga cukup baik, terutama di luar Jawa. Perlu ada upaya membangun sinergitas di antara sektor hilir industri pengolah dengan sektor hulu produsen agar suplai bahan baku dapat lebih terjamin, dan industri pengolah dapat merencanakan produksi dengan standar kualitas yang lebih baik.

5. Kebijakan produksi pertanian belum mempertimbangkan kecukupan gizi

Program pemerintah untuk meningkatkan produksi pangan masyarakat secara luas yang dilaksanakan selama ini masih bersifat kuantitas, belum mempertimbangkan kebutuhan gizi. Perencanaan produksi sebaiknya disesuaikan dengan kondisi ROADMAP DEPTAN.indb 42 2152013 7:35:37 PM [43] Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian RI DIVERSIFIKASI PANGAN TAHUN 2011 - 2015 pola konsumsi masyarakat yang bisa berbeda antar daerah. Pola Pangan Harapan harus menjadi patokan dalam merencanakan produksi komoditas yang akan dikembangkan sesuai dengan sumber daya setempat. Kebijakan yang ada selama ini masih mengacu pada peningkatan swasembada yang hanya mempertimbangkan kondisi supply demand secara agregat di tingkat nasional, tanpa mempertimbangkan kebutuhan konsumsi pangan secara beragam dan bergizi seimbang, di tiap wilayah. Pada perkembangan selanjutnya, pelaksanaan P2KP tahun 2012 mulai dikenalkan Model Pengembangan Pangan Pokok Lokal MP3L. Sebagai contoh adalah beras analog yang diproduksi menggunakan berbagai jenis bahan baku lokal seperti ubi kayu, sagu, sorgum, jagung, dan sebagainya yang sekaligus diperkaya dengan zat gizi sumber vitamin dan mineral dalam proses fortiikasi, agar kandungan gizinya tidak kalah dengan yang ada pada beras. Produk yang dihasilkan dari kegiatan ini ditujukan untuk meningkatkan ketersediaan pangan lokal sehingga dapat dijadikan bahan pengganti beras dalam program subsidi pangan bagi masyarakat berpenghasilan rendah yang selama ini disebut RASKIN.

6. Perubahan iklim

Dampak pemanasan global yang menyebabkan timbulnya perubahan iklim mengancam tersedianya bahan pangan di tingkat produksi. Pangan pokok yang selama ini dikonsumsi masyarakat secara umum dikhawatirkan dapat mengalami kegagalan panen akibat tidak dapat diprediksinya musim hujan yang dapat menyebabkan sulitnya pengairan. Kondisi cuaca yang ekstrim juga dikhawatirkan dapat mengganggu produksi pangan khususnya terhadap komoditas pangan yang selama ini menjadi pangan pokok. Hal ini memerlukan strategi perencanaan produksi pangan yang beradaptasi dengan perubahan iklim tersebut. Ketergantungan pada satu jenis komoditi seperti beras akan menimbulkan masalah karena harus mencari varietas-varietas baru yang sesuai dengan kondisi perubahan iklim. Padahal banyak spesies sumber karbohidrat selain beras yang diproduksi oleh masyarakat sesuai dengan kearifan lokal. ROADMAP DEPTAN.indb 43 2152013 7:35:37 PM [44] Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian RI B. Permasalahan 1. Masih kurangnya pengetahuan masyarakat akan pentingnya konsumsi beragam, bergizi seimbang dan aman Saat ini pengetahuan masyarakat terhadap konsumsi pangan beragam bergizi seimbang dan aman masih kurang. Sebagian masyarakat masih memiliki prinsip “asal kenyang”. Kondisi ini akan menyebabkan ketidakseimbangan asupan gizi yang pada akhirnya akan berpengaruh kepada gizi kurang maupun gizi lebih. Pengetahuan yang kurang akan menimbulkan bermacam permasalahan seperti salah pemilihan jenis dan jumlah makanan, cara mengolah bahan makanan yang kurang tepat, sehingga banyak zat gizi yang hilang serta kurangnya kesadaran dalam memanfaatkan potensi alam secara berkelanjutan.

2. Terbatasnya ketersediaan dan akses terhadap inovasi teknologi