[67]
Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian RI
DIVERSIFIKASI PANGAN
TAHUN 2011 - 2015
Penguatan dan peningkatan partisipasi pemerintah daerah dalam V
pengembangan dan pelaksanaan program percepatan penganekaragaman konsumsi pangan berbasis sumber daya lokal serta dalam menggerakkan
mitra kerja setempat baik industri melalui program CSR maupun lembaga swadaya masyarakat dalam mobilisasi sosial maupun penggerakan
sumberdaya lainnya.
B. Sasaran
1. Sasaran berdasarkan Permentan 43 tahun 2009
Sasaran kuantitatif percepatan diversiikasi konsumsi pangan adalah tercapainya pola konsumsi pangan yang beragam, bergizi seimbang dan
aman dengan indikasi tercapainya skor PPH rata-rata nasional sebesar 95,0 pada tahun 2015 sesuai dengan target di dalam Peraturan Presiden Nomor
22 tahun 2009 dan Permentan Nomor 43 tahun 2009. Target pencapaian skor PPH pada tahun 2015 sebesar 95.0 dapat dicapai dengan laju peningkatan
skor sebesar 1,7 persen setiap tahunnya dengan model interpolasi linier. Melalui peningkatan tersebut diharapkan pada tahun 2010 dapat mencapai
skor PPH sebesar 86.4 dan pada tahun 2011 diharapkan dapat mencapai skor 88,1. Namun dilihat dari kondisi aktual perkembangan konsumsi
pangan nasional pada tahun 2010, skor PPH baru mencapai skor 77,5. Kondisi yang masih jauh dari harapan ini membutuhkan upaya sinergitas
lintas sektor agar target percepatan penganekaragaman konsumsi pangan dapat tercapai. Sasaran target capaian skor PPH hingga tahun 2015 dapat
dilihat pada Tabel 11.
ROADMAP DEPTAN.indb 67 2152013 7:35:47 PM
[68]
Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian RI
Tabel 11. Sasaran Skor Pola Pangan Harapan Tahun 2010-2015
No Kelompok Pangan
Angka Kecukupan Gizi per
Tahun 2010
2011 2012
2013 2014
2015 1
Padi-padian 54.9
53.9 52.9
51.9 51.0
50.0 1.7
2 Umbi-umbian
5.0 5.2
5.4 5.6
5.8 6.0
4.2 3
Pangan Hewani 9.6
10.1 10.6
11.1 11.5
12.0 5.7
4 Minyak dan Lemak
10.1 10.1
10.1 10.0
10.0 10.0
0.2 5
BuahBiji Berminyak 2.8
2.9 2.9
2.9 3.0
3.0 1.1
6 Kacang-kacangan
4.3 4.4
4.6 4.7
4.9 5.0
3.7 7
Gula 4.9
4.9 5.0
5.0 5.0
5.0 0.3
8 Sayur dan Buah
5.2 5.4
5.5 5.7
5.8 6.0
3.4 9
Lain-lain 2.9
2.9 2.9
2.9 3.0
3.0 1.0
AKG 99.7
99.8 99.8
99.9 99.9
100.0 Skor PPH
86.4 88.1
89.8 91.5
93.3 95.0
Sumber : Susenas 2002, BPS, diolah BKP
2. Sasaran Skor PPH sampai dengan Tahun 2015
Dalam perkembangan pencapaian skor Pola Pangan Harapan PPH selama tahun 2009 - 2011, terdapat kesenjangan yang cukup besar dibandingkan
target di dalam Permentan Nomor 43 Tahun 2009. Sasaran dan realisasi skor PPH tahun 2009 – 2011 dapat dilihat pada Gambar 6.
Gambar 6. Sasaran dan Realisasi Skor Pola Pangan Harapan , Tahun 2009 – 2011
ROADMAP DEPTAN.indb 68 2152013 7:35:47 PM
[69]
Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian RI
DIVERSIFIKASI PANGAN
TAHUN 2011 - 2015
Mengingat pencapaian tersebut yang sangat lambat, dilakukan penyesuaian target pencapaian skor PPH. Target pencapaian Pola Pangan
Harapan dengan skor 95 kemudian dalam Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi ke X Tahun 2012 ditetapkan bahwa PPH 95 ditargetkan untuk
dicapai Tahun 2025 sehingga lebih realistis. Target pencapaian skor PPH selama tahun 2011 - 2015 disesuaikan seperti pada Tabel 12. Sasaran
konsumsi pangan secara kuantitatif tahun 2011 – 2015 terdapat dalam Tabel 13.
Tabel 12. Target Skor Pola Pangan Harapan 2011-2015 Susenas 2010
No Kelompok Pangan
2010 2011
2012 2013
2014 2015
1 Padi-padian
60,9 60,6
60,3 60,0
59,6 59,3
2 Umbi-umbian
2,3 2,4
2,5 2,6
2,7 2,8
3 Pangan Hewani
8,0 8,1
8,3 8,4
8,5 8,6
4 Minyak dan Lemak
10,1 10,1
10,1 10,1
10,1 10,1
5 BuahBiji Berminyak
1,8 1,8
1,9 1,9
1,9 2,0
6 Kacang-kacangan
2,9 2,9
3,0 3,1
3,1 3,2
7 Gula
4,2 4,2
4,3 4,3
4,3 4,3
8 Sayur dan Buah
4,3 4,3
4,4 4,4
4,5 4,5
9 Lain-lain
1,8 1,9
1,9 1,9
2,0 2,0
96,3 96,4
96,5 96,6
96,7 96,8
Skor PPH 77.5
78,0 78,5
79,0 79,5
80,0
Sumber : Susenas 2010, BPS, diolah BKP
ROADMAP DEPTAN.indb 69 2152013 7:35:47 PM
[70]
Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian RI
Tabel 13. Sasaran Konsumsi Pangan Penduduk Indonesia Tahun 2011-2015
Kelompok Bahan Pangan 2010
Sasaran Konsumsi kgkapthn per
Tahun 2011
2012 2013
2014 2015
I. Padi-padian a. Beras
100.8 99.3
97.8 96.3
94.9 93.4
1.5 b. Jagung
2.1 2.2
2.3 2.4
2.5 2.6
5.0 c. Terigu
10.3 10.2
10.1 10.0
9.9 9.8
1.0 II. Umbi-umbian
a. Singkong 9.2
9.6 10.1
10.6 11.2
11.7 5.0
b. Ubi jalar 2.4
2.5 2.7
2.8 2.9
3.1 5.0
c. Kentang 1.8
1.9 2.0
2.1 2.2
2.3 5.0
d. Sagu 0.4
0.4 0.4
0.4 0.4
0.5 5.0
e. Umbi lainnya 0.4
0.4 0.4
0.4 0.5
0.5 5.0
III. Pangan Hewani a. Daging ruminansia
1.7 1.8
1.9 2.0
2.1 2.2
5.0 b. Daging unggas
4.5 5.0
5.5 6.0
6.6 7.3
10.0 c. Telur
7.2 8.0
8.8 9.6
10.6 11.7
10.0 d. Susu
2.0 2.1
2.2 2.3
2.3 2.4
3.5 e. Ikan
18.1 20.3
22.7 25.5
28.5 31.9
12.0 IV. Minyak dan Lemak
a. Minyak kelapa 1.6
1.7 1.8
1.9 2.0
2.1 5.0
b. Minyak sawit 6.4
6.5 6.6
6.6 6.7
6.8 1.0
c. Minyak lainnya 0.2
0.2 0.2
0.2 0.2
0.2 1.0
V. Buahbiji berminyak a. Kelapa
2.1 2.2
2.3 2.4
2.5 2.6
5.0 b. Kemiri
0.3 0.3
0.4 0.4
0.4 0.4
3.0 VI. Kacang-kacangan
a. Kedelai 7.0
7.5 8.0
8.6 9.2
9.8 7.0
b. Kacang tanah 0.5
0.6 0.7
0.8 0.9
1.0 15.0
c. Kacang hijau 0.4
0.4 0.5
0.6 0.6
0.7 15.0
d. Kacang lain 0.2
0.2 0.2
0.2 0.2
0.3 10.0
VII. Gula a. Gula pasir
7.7 7.9
8.2 8.4
8.7 8.9
3.0 b. Gula merah
0.7 0.8
0.8 0.9
0.9 0.9
5.0 VIII. Sayuran dan buah
a. Sayur 49.3
52.7 56.4
60.4 64.6
69.1 7.0
b. Buah 27.9
29.3 30.8
32.3 33.9
35.6 5.0
Sumber : Data Susenas 2010; BPS- diolah Pusat PKKP-BKP
ROADMAP DEPTAN.indb 70 2152013 7:35:48 PM
[71]
Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian RI
DIVERSIFIKASI PANGAN
TAHUN 2011 - 2015
A. Kebijakan
Penganekaragaman konsumsi pangan merupakan upaya untuk memantapkan atau membudayakan pola konsumsi pangan yang beraneka ragam dan seimbang
serta aman dalam jumlah dan komposisi yang cukup guna memenuhi kebutuhan gizi untuk mendukung hidup sehat, aktif dan produktif. Indikator untuk mengukur
KEBIJAKAN, STRATEGI,
PROGRAM DAN KEGIATAN
5
ROADMAP DEPTAN.indb 71 2152013 7:35:48 PM
[72]
Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian RI
tingkat keanekaragaman dan keseimbangan konsumsi pangan masyarakat adalah dengan skor Pola Pangan Harapan PPH yang ditunjukkan dengan nilai
95 dan diharapkan dapat dicapai pada tahun 2015. Hasil rekomendasi WNPG X tahun 2012 merumuskan beberapa hal terkait
penganekaragaman konsumsi pangan sebagai berikut: a Penguatan kebijakan dan program diversiikasi konsumsi pangan berbasis sumberdaya lokal, dilakukan
melalui pengembangan optimalisasi pemanfaatan pekarangan dengan tanaman sayuran, buah-buahan dan ternak kecil serta ikan untuk peningkatan ketersediaan
gizi di tingkat rumah tangga; Pengembangan bisnis pangan sumber karbohidrat selain beras dan terigu; Pengembangan pangan lokal beragam dan bergizi
seimbang sesuai dengan sumber daya setempat, dan Pengembangan kebun sekolah di TKSDSMPSMU sebagai bagian dari extra kulikuler; b Gerakan
penganekaragaman konsumsi pangan beragam, bergizi seimbang dan aman dilakukan melalui : Kampanye pangan beragam, bergizi seimbang melalui media
cetak, elektronik, jejaring sosial dan promosi kreatif seperti gerakan minum susu, makan ikan, makan sayur dan buah lokal, makan ubi; Lomba cipta menu
beragam, bergizi seimbang dan aman yang dilakukan secara berjenjang dari tingkat kabupatenkota, provinsi dan nasional; dan Sosialisasi pangan beragam,
bergizi seimbang, dan aman dengan melibatkan birokrat, tokoh masyarakat, anak sekolah, ibu rumah tangga, dan masyarakat luas.
Penganekaragaman konsumsi pangan akan memberi dorongan dan insentif pada penyediaan produk pangan yang lebih beragam dan aman untuk dikonsumsi,
termasuk produk pangan yang berbasis sumberdaya lokal. Dari sisi aktivitas produksi, penganekaragaman konsumsi pangan dapat meminimalkan risiko usaha
pola monokultur, meredam gejolak harga, mengurangi gangguan kehidupan biota di suatu kawasan, meningkatkan pendapatan petani, dan menunjang
pelestarian sumber daya alam. Upaya pengembangan konsumsi pangan dapat pula dijadikan salah satu momentum bagi pemerintah daerah untuk menstimulasi
pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru di pedesaan. Di samping itu, jika dilihat
ROADMAP DEPTAN.indb 72 2152013 7:35:48 PM
[73]
Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian RI
DIVERSIFIKASI PANGAN
TAHUN 2011 - 2015
dari kepentingan kemandirian pangan maka penganekaragaman konsumsi pangan dapat mengurangi ketergantungan konsumen pada satu jenis pangan.
Dengan demikian, penganekaragaman konsumsi pangan merupakan fondasi dari keberlanjutan ketahanan pangan dan memiliki dimensi pembangunan yang sangat
luas, baik dari aspek sosial, ekonomi, politik maupun kelestarian lingkungan. Upaya penganekaragaman konsumsi pangan merupakan upaya pemenuhan
kebutuhan pangan sebagai hak dasar setiap individu, membutuhkan manajemen yang sinergis di seluruh wilayah. Penganekaragaman konsumsi pangan sebagai
salah satu subsistem ketahanan pangan menjadi urusan wajib pemerintah, dan pemerintah daerah provinsi dan kabupatenkota berkaitan dengan pelayanan
dasar dalam pemenuhan kebutuhan minimal masyarakat. Indikator keberhasilan upaya penganekaragaman konsumsi pangan tercermin berdasarkan target
capaian Standar Pelayanan Minimal SPM yang telah ditetapkan dalam Peraturan Menteri Pertanian no. 65PermentanOT.140122010 bahwa skor PPH dapat
tercapai minimal 90 persen dari target skor PPH pada tahun 2015. Indikator SPM jenis pelayanan dasar Penganekaragaman dan Keamanan Pangan untuk Provinsi
dan KabupatenKota yaitu mampu mencapai skor PPH minimal sebesar 86.5 pada tahun 2015.
Selama ini pangan pokok dari sumber daya lokal masih kurang dihargai sehingga menjadi inferior di kalangan masyarakat oleh karena sifatnya yang sangat
tradisional dan tidak berkembangnya keterkaitan hulu dan hilir serta sektor ekonomi terkait lainnya dalam pengelolaannya termasuk akibat pengembangan
kebijakan dan iptek yang kurang mendukung. Peran swasta menjadi sangat strategis dalam mendukung pemerintah agar
pengembangan pangan lokal lebih mengarah kepada sektor industri dan bisnis. Terkait dengan upaya pemerintah untuk menggali potensi dan pengembangan pangan
lokal ini, maka perlu disusun peran dan kontribusi antara pemerintah dan swasta yang pada akhirnya menjadi suatu pelayanan terintegrasi kepada masyarakat.
ROADMAP DEPTAN.indb 73 2152013 7:35:48 PM
[74]
Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian RI
Kebijakan perluasan industri pengolahan dengan usaha peningkatan produktivitas dan kualitas harus berjalan beriringan. Kebijakan yang pengaruhi
industri pengolahan, sebagai bagian dari strategi pembangunan agroindustri. Industri pengolah tepung MOCAF telah ada di banyak tempat, namun skala
usaha yang masih kecil, menyebabkan belum eisien dan kualitas tepung yang dihasilkan belum stabil, meskipun dikeluarkan SNI.
Kebijakan yang diperlukan terkait dengan itu diantaranya: i beri keringanan bea masuk dan PPh 10 untuk impor mesin olah tepung dalam periode tertentu,
misalnya 2-3 tahun ii bebaskan PPn 10 hasil olahannya iii buat standarisasi tepung yang dihasilkan oleh industri tersebut SNI, sehingga konsumen terlindungi,
dan harga ditentukan oleh kualitas SNI tersebut. iv dorong agar perbankan dapat menyalurkan kredit untuk mendorong berkembangnya produksi mesin olahan
tepung dari produksi dalam negeri. Beri keringanan pajak buat industri tersebut. Untuk itu perlu adanya kesepahaman dan komitmen antara pemerintah dan
swasta dalam meningkatkan produksi pangan lokal sehingga dapat menjamin kontinuitas produksi dan mutu pangan lokal yang stabil dengan pengembangan
sektor on-farm dalam skala industri atau ekonomis. Kebijakan diversiikasi pangan ini juga menjadi salah satu bagian dari kebijakan
dan strategi pangan dan gizi nasional yang terdapat dalam Rencana Aksi Pangan dan Gizi RAN-PG yaitu bahwa penanganan masalah gizi memerlukan upaya
yang komprehensif dan terkoordinasi, mulai proses produksi pangan beragam, pengolahan, distribusi hingga konsumsi yang cukup nilai gizinya dan aman
dikonsumsi. Peningkatan status gizi masyarakat dilakukan melalui ketersediaan, akses, konsumsi dan keamanan pangan, sejalan dengan penguatan mekanisme
koordinasi lintas bidang dan lintas program kemitraan. Dalam rangka mempercepat upaya peningkatan diversiikasi pangan,
Kementerian Pertanian bersama dengan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, sedang menyiapkan aturan tentang subsidi pangan bagi
ROADMAP DEPTAN.indb 74 2152013 7:35:48 PM
[75]
Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian RI
DIVERSIFIKASI PANGAN
TAHUN 2011 - 2015
masyarakat berpendapatan rendah, berbasis pangan lokal. Selama ini subsidi pangan dilaksanakan dalam bentuk program RASKIN beras untuk orang miskin.
Ke depan subsidi pangan tidak hanya difokuskan pada beras tapi disesuaikan dengan budaya makan setempat, dengan mengutamakan sumber karbohidrat
lokal seperti umbi-umbian, jagung, sagu dan lain-lain.
B. Strategi
Menindaklanjuti permasalahan, tantangan dan potensi dalam rangka percepatan penganekaragaman konsumsi pangan sebagai upaya untuk memantapkan atau
membudayakan pola konsumsi pangan yang beragam, bergizi seimbang dan aman dalam jumlah dan komposisi yang cukup guna memenuhi kebutuhan
gizi untuk mendukung hidup sehat, aktif dan produktif, maka strategi yang dilaksanakan untuk mencapai skor PPH 95, adalah mendorong penurunan
konsumsi beras dan peningkatan konsumsi aneka pangan lokal dalam rangka diversiikasi pangan.
Penurunan konsumsi beras yang dibarengi oleh peningkatan konsumsi umbi- umbian sebagai sumber karbohidrat dan produk ternak daging, telur, susu, ikan,
sayuran dan buah-buahan akan meningkatkan kualitas konsumsi pangan yang memenuhi kaidah gizi seimbang. Upaya pencapaiannya dilaksanakan melalui
Gerakan Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan Berbasis Sumber Daya Lokal, dalam bentuk kegiatan optimalisasi pekarangan dengan menggunakan
model Kawasan Rumah Pangan Lestari KRPL; pengembangan pangan pokok lokal seperti ubi kayu, sagu, jagung, ubi jalar, dan umbi-umbian lokal lainnya; dan
promosi diversiikasi pangan yang beragam, bergizi seimbang, dan aman B2SA. Peraturan Presiden Nomor 22 Tahun 2009 mengamanatkan pentingnya
diversiikasi pangan untuk dilakukan melalui upaya-upaya sebagai berikut:
ROADMAP DEPTAN.indb 75 2152013 7:35:48 PM
[76]
Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian RI
1 Internalisasi Penganekaragaman Konsumsi Pangan
Internalisasi pentingnya penganekaragaman konsumsi pangan merupakan kunci utama dalam meningkatkan pengetahuan tentang pola konsumsi pangan
yang beragam, bergizi seimbang dan aman pada tingkat rumah tangga karena pengetahuan tentang penganekaragaman konsumsi pangan yang dimiliki oleh
setiap individu, terutama wanita sangat penting dalam membentuk pola makan yang memenuhi kriteria gizi seimbang. Hasil akhir dari proses internalisasi ini
adalah terwujudnya kesadaran setiap individu yang dituangkan dalam praktek pola konsumsi pangan yang beragam, bergizi seimbang yang berbasis pada
pangan lokal. Secara makro hal ini akan mendorong terjadinya peningkatan status gizi masyarakat, menurunkan peluang terjadinya gizi lebih dan penyakit
degeneratif, dan di sisi lain mendorong berkembangnya penganekaragaman ketersediaan aneka ragam pangan baik secara vertikal maupun horizontal dan
memperkokoh kemandirian pangan nasional dan wilayah. Dalam
kerangka mewujudkan
pembangunan ketahanan
pangan menuju kemandirian pangan, maka pelaksanaan kegiatan internalisasi
penganekaragaman konsumsi pangan tidak terlepas dari ketiga aspek ketahanan pangan, yaitu pada 1 aspek ketersediaan pangan dilaksanakan melalui advokasi
pengembangan agribisnis pangan, 2 aspek distribusi pangan dilaksanakan melalui penyebarluasan informasi pasokan dan harga bahan pangan melalui
media cetak dan elektronik secara rutin, dan 3 aspek konsumsi pangan dilaksanakan melalui pengembangan materi advokasi, kampanye, promosi,
serta sosialisasi pengembangan konsumsi dan keamanan pangan; optimalisasi pemanfaatan pekarangan; pengembangan aneka olahan berbasis pangan
lokal yang memenuhi standar mutu dan keamanan pangan; serta pelatihan pengembangan konsumsi dan keamanan pangan. Dukungan kelembagaan yang
diperlukan dilaksanakan melalui penyuluhan pertanian, dan pendampingan; penyebarluasan informasi melalui media massa; advokasi, kampanye, promosi,
dan sosialisasi; serta pendidikan konsumsi pangan.
ROADMAP DEPTAN.indb 76 2152013 7:35:48 PM
[77]
Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian RI
DIVERSIFIKASI PANGAN
TAHUN 2011 - 2015
Proses internalisasi penganekaragaman konsumsi pangan dilakukan melalui kegiatan :
a. Advokasi, kampanye, promosi dan sosialisasi
tentang konsumsi pangan beragam, bergizi seimbang dan aman kepada aparat diberbagai
tingkatan dan masyarakat.
Kegiatan advokasi dilaksanakan dalam rangka memberikan solusi untuk mempercepat proses
penganekaragaman konsumsi
pangan berbasis
sumber daya lokal, kampanye dalam rangka penyadaranawareness kepada aparat dan masyarakat
untuk percepatan penganekaragaman konsumsi pangan berbasis sumber daya lokal. Promosi dan
sosialisasi dalam rangka membujuk, menghimbau dan mengajak aparat dan masyarakat untuk melaksanakan
percepatan penganekaragaman konsumsi pangan berbasis sumber daya lokal.
b. Pendidikan konsumsi pangan beragam, bergizi
seimbang, dan aman melalui jalur pendidikan formal dan non formalpenyuluhan.
Pendidikan konsumsi pangan beragam, bergizi seimbang dan aman melalui jalur pendidikan non
formal untuk seluruh lapisan masyarakat khususnya kelompok wanita dan Tim Penggerak PKK dalam
rangka mengubah perilaku sehingga mau dan mampu melaksanakan penganekaragaman konsumsi pangan
berbasis sumber daya lokal. Penyuluhan kepada ibu rumah tangga dan remaja, terutama ibu hamil, ibu
menyusui, dan wanita usia subur tentang manfaat mengonsumsi pangan yang beragam, bergizi seimbang
ROADMAP DEPTAN.indb 77 2152013 7:35:48 PM
[78]
Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian RI
dan aman, pemanfaatan pekarangan dan potensi pangan di sekitar lingkungan kita. Disamping itu pangan lokal juga perlu dibangun melalui kurikulum sekolah
SD sampai dengan SMU dengan mengembangkan kebun sekolah untuk tanam sayur dan buah, dan juga pengembangan kantin sekolah dengan pangan yang
diolah dari pangan lokal.
2 Pengembangan bisnis dan industri pangan lokal
Pelaksanaan kegiatan pengembangan bisnis dan industri pangan mencakup: 1 aspek ketersediaan pangan, dilaksanakan melalui pengembangan agribisnis
pangan lokal serta pengembangan produksi aneka olahan pangan lainnya, 2 aspek distribusi pangan, dilaksanakan melalui fasilitasi penumbuhan pasar
pangan lokal, fasilitasi distribusi aneka produk pangan berbasis pangan lokal, serta stabilisasi harga aneka produk pangan berbasis pangan lokal, 3 aspek
ROADMAP DEPTAN.indb 78 2152013 7:35:48 PM
[79]
Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian RI
DIVERSIFIKASI PANGAN
TAHUN 2011 - 2015
konsumsi pangan, dilaksanakan melalui uji proksimat, uji dapur resep menu makanan, pelatihan menu dan keamanan pangan serta pendampingan mutu dan
keamanan pangan pada industri olahan pangan lokal, penumbuhan kelompok tanigapoktan bidang olahan pangan lokal dan pangan siap saji yang aman,
serta pemberian penghargaan kepada individuperorangan dan kelompok masyarakat yang telah berperan sebagai pelopor dalam upaya percepatan
penganekaragaman, dan 4 dukungan kelembagaan dilaksanakan melalui penyuluhan dan pendampingan serta penyebarluasan informasi dalam rangka
pengembangan bisnis dan industri pangan lokal. Pengembangan bisnis dan industri pangan khas daerah dilakukan melalui dua
cara, yaitu :
a. Fasilitasi kepada Usaha Mikro Kecil dan Menengah UMKM
Fasilitasi kepada kelompok wanitagapoktan untuk pengembangan bisnis pangan segar, industri bahan baku, industri pangan olahan dan pangan siap saji yang
aman berbasis sumber daya lokal melalui berbagai kegiatan antara lain melalui uji coba model pengembangan pangan pokok lokal MP3L, dan pengembangan
resep-resep aneka olahan pangan lokal, serta peningkatan keterampilan dalam pengembangan olahan pangan lokal. Kegiatan Lomba Cipta Menu Beragam,
Bergizi Seimbang dan Aman B2SA dilaksanakan bekerja sama dengan PKK berbasis pangan lokal dilaksanakan setiap tahun secara berjenjang mulai tingkat
kabupatenkota sampai tingkat nasional yang diselenggarakan bertepatan dengan peringatan Hari Pangan Sedunia tanggal 16 Oktober.
Pembinaan kepada industri rumah tangga guna meningkatkan kesadaran untuk memproduksi dan menyediakan aneka ragam pangan yang aman berbasis sumber
daya lokal serta memfasilitasi pengembangan bisnis pangan, permodalan, dan pemasaran kepada pengusaha di bidang pangan baik segar, olahan maupun siap
saji yang berbasis sumber daya lokal serta pengembangan dan diseminasi serta aplikasi paket teknologi terapan terhadap pengolahan aneka pangan.
ROADMAP DEPTAN.indb 79 2152013 7:35:48 PM
[80]
Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian RI
Untuk memotivasi kepada kelompok wanitagapoktan akan diberikan penghargaan kepada individuperorangan dan kelompok masyarakat yang
dinilai telah berperan sebagai pelopor dalam menjalankan dan memajukan upaya percepatan penganekaragaman konsumsi pangan berbasis sumber daya
pangan khas daerah.
b. Advokasi, sosialisasi dan penerapan standar mutu dan keamanan pangan
Kesadaran tentang keamanan pangan saat ini masih rendah, baik pada sisi konsumen maupun pada sisi produsen. Produsen pangan mempunyai
kecenderungan menggunakan pestisida dan pupuk yang belum sesuai anjuran untuk mendapatkan produk yang tinggi dan mempunyai tampilan bagus.
Sementara itu ditinjau dari sisi konsumen umumnya belum memiliki pengetahuan tentang bahaya mengonsumsi pangan yang tidak aman, karena masih rendahnya
kesadaran konsumen untuk membeli produk pertanian yang berkualitas dan aman dengan harga yang lebih mahal, terlebih lagi bagi konsumen berpendapatan
menengah ke bawah. Sehubungan dengan hal tersebut pengawasan keamanan pangan yang beredar di
pasaran sangat penting untuk dilaksanakan, yang didukung dengan peningkatan kesadaran masyarakat baik konsumen atau produsen. Pengawasan keamanan
pangan beredar perlu dilakukan secara terus menerus mengingat jangkauan pengawasan yang sangat luas dan menghadapi permasalahan yang komplek
dengan iklim global. Untuk memberikan jaminan terhadap pangan aman, perlu memperluas jangkauan pengawasan keamanan pangan dengan meningkatkan
jumlah sumberdaya dan kompetensi pengawas keamanan pangan. Di samping itu perlu sosialisasi, advokasi dan penyebaran informasi tentang keamanan pangan
sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah No. 68 Tahun 2002 tentang Ketahanan Pangan.
Advokasi, sosialisasi dan penerapan standar mutu dan keamanan pangan dilaksanakan bagi pelaku usaha pangan, terutama kepada usaha rumah tangga
ROADMAP DEPTAN.indb 80 2152013 7:35:48 PM
[81]
Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian RI
DIVERSIFIKASI PANGAN
TAHUN 2011 - 2015
dan UMKM. Penerapan standar mutu dilaksanakan terhadap olahan pangan pada industri rumah tangga, dan pembinaan dan pengawasan keamanan diarahkan
kepada keamanan pangan segar sayuran dan buah-buahan. Dalam kegiatan advokasi, sosialisasi dan penerapan standar mutu dan keamanan
pangan dituntut peran aktif swasta dan dunia usaha dalam pengembangan industri dan bisnis pangan lokal. Untuk memberikan penghargaan sebagai upaya
kegiatan tersebut, maka akan diberikan penghargaan kepada industri rumah tangga dan dunia usaha di bidang pangan berbasis sumber daya lokal.
Beberapa aspek atau faktor yang perlu dicermati dengan seksama antara lain: 1 kesesuaian dan peran produk bernilai tambah yang dihasilkan dengan kebutuhan
masyarakat dan pasar, baik dalam skala lokal, nasional, maupun internasional, 2 situasi dan kondisi target pasar produk, 3 pertumbuhan ekonomi dan industri
yang relevan, 4 kecenderungan perkembangan dan perubahan politik, budaya, sains, teknologi dan seni, yang berpengaruh terhadap kesuksesan produk bernilai
tambah tersebut. Beberapa strategi yang perlu dilaksanakan dalam pengembangan pangan lokal
antara lain : a.
Pengembangan teknologi bagian hulu yang dilakukan adalah untuk memecahkan masalah-masalah di sektor produksi bahan baku on
farm yang dapat menjamin kontinuitas bahan baku yang berkualitas dan berharga terjangkau yang berpihak pada petani, yaitu dengan
mengidentiikasi varietas-varietas yang cocok untuk bahan baku tepung, serta mengembangkan teknik budidaya yang baik untuk varietas tersebut.
b. Peningkatan nilai tambah sebagai penggerak dasar hampir semua jenis
bisnis sehingga menarik para investor untuk menanamkan modalnya. Dengan makin ketatnya persaingan bisnis, maka dunia usaha selalu
mencari keunggulan kompetitif berdasarkan nilai tambah yang diciptakan. Penumbuhan industri penghasil nilai tambah dengan berbasiskan kepada
ROADMAP DEPTAN.indb 81 2152013 7:35:48 PM
[82]
Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian RI
potensi lokal merupakan strategi yang paling tepat untuk menggerakkan ekonomi daerah berdasarkan potensi yang dimilikinya. Nilai tambah yang
didapat inilah yang diharapkan dapat menumbuhkan lapangan kerja dan pendapatan bagi masyarakat setempat. Era otonomi daerah dan keragaman
potensi di Indonesia makin membuka peluang dilaksanakannya strategi ini. Dengan demikian seluruh potensi lokal diramu sedemikian rupa sehingga
menguatkan agroindustri yang dibangun di daerah tersebut. Istilah lain yang juga sering dikaitkan dengan potensisumberdaya lokal adalah indigenous
resources yang dideinisikan sebagai “set of knowledge and technology existing and developed in, arround and by speciic indigenous communities people in
an speciic area environment”. c.
Perkembangan kuliner di masyarakat perlu menjadi perhatian dalam membuat kebijakan diversiikasi pangan, terkait dengan perubahan pola konsumsi dan
selera masyarakat. Lebih lanjut penggunaan istilah yang tepat dalam pangan juga penting karena akan mempengaruhi mindset masyarakat atau konsumen.
d. Mengingat pengembangan komoditas sumber karbohidrat selain beras
masih bersifat skala kecil sehingga diperlukan adanya dukungan pemerintah dalam bentuk subsidi pemerintah atau insentif kepada UKM.
e. Perlu memperhatikan segmentasi demograi dan geograi dalam
menjalankan kebijakan pangan. Dari sisi demograi dibagi menjadi 3 segmen yaitu : Kelompok Usia Lanjut di atas 55 tahun yang membutuhkan healthy
food; Kelompok Usia Produktif 20 – 55 tahun yang umumnya termasuk golongan ekonomi menengah ke bawah yang membutuhkan pangan murah;
dan Kelompok Usia Muda di bawah 20 tahun yang termasuk dalam masa pertumbuhan dan memerlukan makanan yang bergizi. Dari sisi geograi
dibagi 2 segmen yaitu : Indonesia Timur yang memiliki potensi sumber daya alam yang masih belum banyak dikembangkan dan kurang didukung
oleh sumber daya manusia yang memiliki kemampuan yang diperlukan; sedangkan Indonesia Barat memiliki sumber daya manusia yang relatif lebih
baik namun potensi sumber daya alam sudah sulit dikembangkan.
ROADMAP DEPTAN.indb 82 2152013 7:35:48 PM
[83]
Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian RI
DIVERSIFIKASI PANGAN
TAHUN 2011 - 2015
f. Untuk menjamin kontinuitas produksi pendekatan
dengan pengembangan food estate
sangat diperlukan. Oleh karena itu keterlibatan BUMN dan
perusahaan besar swasta dalam penyediaan pangan lokal perlu digiatkan terus.
g. Perlu melibatkan secara aktif pihak industri
pengolahan sektor hilir dalam menyusun kebijakan agar terjadi harmonisasi dengan sektor
hulu produsen. h.
Melakukan kampanye dan sosialisasi pangan lokal yang intensif untuk meningkatkan image dan citra
pangan lokal.
C. Program dan Kegiatan
Implementasi dari strategi yang dilaksanakan dalam upaya menurunkan konsumsi beras sebagai bahan pangan
pokok secara terencana sudah diatur dalam Peraturan Presiden No 22 Tahun 2009. Pada Perpres tersebut sasaran
utamanya adalah tercapainya pola konsumsi pangan masyarakat yang beragam, bergizi seimbang, dan aman
berdasarkan optimalisasi pemanfaatan sumber daya setempat. Seiring dengan pencapaian sasaran tersebut,
ditargetkan konsumsi beraskapitatahun sebagai pangan pokok menurun secara signiikan. Berdasarkan PPH, maka
tingkat konsumsi beras diharapkan dapat diturunkan sampai 91,0 kgkapitatahun pada tahun 2015.
Penurunan konsumsi beras diperlukan karena pada saat ini tingkat konsumsi tersebut telah melampaui standar
ROADMAP DEPTAN.indb 83 2152013 7:35:48 PM
[84]
Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian RI
kecukupan konsumsi yang dianjurkan untuk hidup sehat. Oleh karena itu, gerakan Percepatan Penganekaragaman
Konsumsi Pangan P2KP sangat penting dilaksanakan secara massal.
a. Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan
Optimalisasi pemanfaatan pekarangan dilaksanakan dengan memberdayakan kelompok wanita menggunakan
metode Sekolah Lapangan SL. Pada kelompok sasaran tersebut juga dilakukan pengembangan pengolahan
pangan berbasis sumber daya setempat untuk mendorong usaha
rumah tanggamikro
pengolahan pangan
berbahan baku tepung-tepungan selain beras dan terigu serta meningkatkan pengetahuan tentang konsumsi
pangan beragam, bergizi seimbang, dan aman. Sasaran optimalisasi pemanfaatan pekarangan dalam tahun
2011-2015 sebesar 12.000 desa di 33 Provinsi. Berikut contoh kegiatan Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan
di Kabupaten Barru.
Kebun Bibit Desa di Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan
Kegiatan Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan dalam
satu kawasan Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan Kegiatan KRPL di Kabupaten Barru
ROADMAP DEPTAN.indb 84 2152013 7:35:49 PM
[85]
Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian RI
DIVERSIFIKASI PANGAN
TAHUN 2011 - 2015
Kegiatan Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan melalui pemberdayaan kelompok wanita yang dilakukan Pemerintah Pusat dengan cakupan 12.000 desa
dari jumlah 76.000 desa di seluruh Indonesia, dampaknya terhadap peningkatan skor PPH dan penurunan konsumsi beras secara nasional harus diakui akan relatif
terbatas. Untuk itu, upaya ini didorong menjadi suatu gerakan masyarakat di daerah dengan inisiatif dan pengungkit dari pemerintah daerah di Provinsi dan
KabupatenKota. Pada saat ini telah terbit PeraturanSurat Edaran Gubernur di 33 Provinsi dan PeraturanSurat Edaran BupatiWalikota di hampir 300 Kabupaten
Kota, yang intinya menanamkan budaya pangan beragam, bergizi seimbang berbasis sumber daya setempat. Diharapkan semua provinsi dan kabupaten
kota dapat menyusun peraturan pendukung P2KP. Implementasi dari peraturan- peraturan tersebut di daerah masing-masing akan didorong lebih lanjut melalui
gerakan massalmasyarakat dengan dukungan sumber daya setempat.
ROADMAP DEPTAN.indb 85 2152013 7:35:49 PM
[86]
Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian RI
Pada tahun 2013 kegiatan Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan dilaksanakan dengan menggunakan konsep Kawasan Rumah Pangan Lestari KRPL. KRPL
ialah suatu konsep hunian yang tidak hanya memanfaatkan pekarangan sebagai sumber pangan keluarga, melainkan juga memanfaatkan berbagai bagian rumah
seperti atap rumah, tembok rumah, pagar, maupun ruang bawah sebagai media penanaman ataupun budidaya. Penggunaan konsep RPL ini akan ditingkatkan
hingga menjadi suatu kawasan yang dinamakan KRPL Kawasan Rumah Pangan Lestari sehingga kegiatan ini akan berdampak pada peningkatan sumber pangan
di lingkungan yang luas. Dalam rangkaian kegiatan Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan melalui KRPL ini dilaksanakan pula penyuluhan dan sosialisasi
mengenai pola konsumsi pangan yang beragam, bergizi seimbang, dan aman dalam kegiatan SL sehingga pemberdayaan kelompok wanita tidak terbatas
hanya pada pertanian dan budidaya saja, melainkan juga mengenai gizi dan pola konsumsi pangan berbasis sumber daya lokal.
ROADMAP DEPTAN.indb 86 2152013 7:35:49 PM
[87]
Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian RI
DIVERSIFIKASI PANGAN
TAHUN 2011 - 2015
Untuk mendukung kegiatan Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan melalui konsep KRPL yang berkelanjutan, maka dibangun kebun bibit di setiap KRPL
sehingga dapat memenuhi kebutuhan benih dan bibit bagi anggota kelompok. Melalui pembangunan kebun bibit ini diharapkan pula dapat berguna bagi warga
desa, baik itu sebagai fasilitas penyedia benih dan bibit, maupun sebagai bentuk pelestarian sumber pangan lokal yang berkelanjutan bagi masyarakat setempat.
Pengembangan kebun bibit ini diharapkan bukan saja terbatas pada tanaman sebagai sumber karbohidrat, vitamin, dan mineral melainkan juga pada ternak
dan ikan sebagai sumber protein.
b. Pemasyarakatan Pangan Lokal berbasis Sumber Daya
Setempat
Pemasyarakatan pangan lokal berbasis sumber daya setempat dilakukan melalui upaya advokasi, sosialisasi dan promosi untuk meningkatkan pemahaman
dan kesadaran serta merubah perilaku dan budaya makan masyarakat ke arah pola konsumsi pangan yang beragam, bergizi seimbang, dan aman. Advokasi
dilakukan kepada Gubernur, BupatiWalikota, dan tokoh masyarakat lainnya untuk mendukung gerakan P2KP melalui pemberdayaan masyarakat maupun
penerbitan peraturan daerah mengenai kebijakan P2KP. Sosialisasi dilakukan melalui penyebarluasan informasi dan pembinaan pola konsumsi pangan yang
beragam, bergizi seimbang, dan aman kepada masyarakat khususnya wanita sebagai agen penyaji gizi keluarga dan anak sebagai generasi penerus bangsa.
Promosi dilakukan dengan memperkenalkan pangan lokal khas daerah sebagai pangan pokok masyarakat setempat melalui penggalian kearifan lokal dan
peningkatan peran pangan lokal sehingga masyarakat senang mengonsumsi pangan lokal dengan tetap mengacu pada kaidah gizi seimbang. Rangkaian
kegiatan ini memerlukan komitmen dan dukungan kuat dari seluruh sektor baik secara formal dan non formal, dan bersama dengan instansilembaga
terkait, serta pemangku kepentingan lainnya. Selain itu kegiatan ini diharapkan mendapat dukungan dari pelaku usaha melalui Corporate Social Responsibility
CSRProgram Kemitraan dan Bina Lingkungan PKBL.
ROADMAP DEPTAN.indb 87 2152013 7:35:49 PM
[88]
Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian RI
Sosialisasi tentang diversiikasi pangan dengan pola makan yang beragam, bergizi seimbang dan aman juga dilaksanakan melalui pengembangan kebun
sekolah dan kantin sekolah yang menyediakan kudapan bergizi dan berbahan baku lokal. Pelaksanaan kegiatan pemasyarakatan pangan lokal sejak tahun 2010
sampai 2012 telah dilaksanakan di 33 provinsi 363 kabupatenkota mencakup jumlah anak usia dini di 4.400 SDMI. Kegiatan ini merupakan sinergi dengan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dalam upaya sebagai salah satu kunci utama dalam pencapaian dan keberhasilannya.
c. Pengembangan Pangan Lokal Mendukung Penyediaan Pangan Pokok Bersubsidi Bagi Masyarakat Berpendapatan Rendah
Pengembangan pangan lokal untuk mendukung penyediaan pangan pokok bersubsidi bagi masyarakat berpendapatan rendah dimaksudkan untuk
menyediakan pangan sumber karbohidrat yang berdasarkan sumber daya setempat, sesuai dengan pola konsumsi pokok asalnya selain beras dan terigu.
Pengembangan pangan lokal ini dilakukan melalui pengembangan teknologi pengolahan pangan dari pangan lokal dikembangkan menjadi “nasi selain
beras” dan “tepung-tepungan selain terigu” dengan pengembangan skala usaha industri. Kegiatan dilakukan melalui:
Fasilitasi akses teknologi untuk menghasilkan “intermediate” produk bahan V
pangan lokal; Bimbingan pengolahan produk “intermediate” menjadi produk pangan lokal
V sumber karbohidrat siap konsumsi;
Sosialisasi pangan lokal selain beras untuk masyarakat. V
Penyediaan bahan pangan lokal selain beras ini didukung dengan penyediaan lumbung pangan sebagai pengembangan cadangan pangan selain beras dan
terigu. Pengembangan industri pengolahan pangan berbasis tepung-tepungan ditujukan untuk meningkatkan produksi pangan sumber karbohidrat ubi
ROADMAP DEPTAN.indb 88 2152013 7:35:49 PM
[89]
Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian RI
DIVERSIFIKASI PANGAN
TAHUN 2011 - 2015
kayu, ubi jalar, sukun, sagu, pisang, labu kuning dan jagung serta memfasilitasi pengembangan usaha industri bisnis pangan berbasis tepung-tepungan.
Kegiatan ini juga dipersiapkan untuk mendukung program pemerintah dalam penyediaan pangan pokok bersubsidi bagi masyarakat berpendapatan rendah,
yang selama ini hanya difokuskan pada komoditi beras Raskin.
Kegiatan Produksi Tepung Mocaf Skala Kecil
d. Pengembangan Teknologi Pengolahan Pangan Berbasis
Sumber Daya Setempat
Pengembangan teknologi pengolahan pangan dilakukan melalui kerja sama dengan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian dan beberapa
perguruan tinggi. Pengembangan teknologi pengolahan pangan lokal menjadi produk yang dikonstruksikan menyerupai beras atau disebut “beras
analog” maupun pengolahan tepung-tepungan berbahan baku sesuai dengan kebutuhan konsumen dan budaya pangan setempat. Sasaran pengembangan
pangan berbasis sumberdaya lokal setempat 2011 - 2015 yang dikaitkan dengan
ROADMAP DEPTAN.indb 89 2152013 7:35:49 PM
[90]
Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian RI
Tabel 14. Sasaran Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan P2KP Tahun 2011-2015
No. Kegiatan
Satuan Sasaran P2KP
2012 2013
2014 2015
1 Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan.
Penerapan Menu B2SA Desa
8.000 10.000
12.000 14.000
2 Model Pengembangan Pangan Pokok
Lokal MP3L Provinsi
9 20
25 33
3 Sosialisasi, Promosi dan Kampanye
Pangan Beragam, Bergizi Seimbang dan Aman B2SA
Provinsi 33
33 33
33 Keterangan : Sasaran Kumulatif
rencana bantuan pangan untuk masyarakat berpenghasilan rendah meliputi 60 kabupatenkota di 25 provinsi yang didampingi oleh perguruan tinggi atau Balai
Pengkajian Teknologi Pertanian setempat.
ROADMAP DEPTAN.indb 90 2152013 7:35:49 PM
[91]
Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian RI
DIVERSIFIKASI PANGAN
TAHUN 2011 - 2015
A. Perlunya dukungansinergitas
Keberhasilan dalam pencapaian sasaran pembangunan secara nasional sangat ditentukan oleh adanya sinergitas kebijakan dan programkegiatan antara
kementerianlembaga, pemerintah provinsi dan kabupatenkota. Demikian pula dalam upaya mencapai sasaran diversiikasi konsumsi pangan, di mana banyak
hal akan mempengaruhi dan bukan merupakan otoritastanggung jawab satu kementerianlembaga.
Ketersediaan bahan pangan yang mencukupi harus terjangkau baik secara isik dan ekonomi. Kondisi ini akan dipengaruhi oleh tingkat produksi yang di
dalamnya mencakup luasan lahan, irigasi, tersedianya bibitbenih, teknologi budidaya hingga pasca panen, pendistribusian yang merata mencakup sarana
jalanperhubungan, transportasi serta tingkat daya beli masyarakat mencakup tingkat pendidikan dan tersedianya lapangan kerja.
Untuk dapat mewujudkan pola konsumsi pangan beragam, bergizi seimbang dan aman berbasis sumber daya lokal, diperlukan sinkronisasi kebijakan baik antar
kementerian maupun dengan pihak swasta yang diwujudkan dalam bentuk program dan kegiatan sesuai kewenangan masing-masing namun saling mendukung,
termasuk pengembangan program-program percepatan pengurangan kemiskinan.
DUKUNGAN DAN SINERGI LINTAS
SEKTOR
6
ROADMAP DEPTAN.indb 91 2152013 7:35:49 PM
[92]
Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian RI
Dalam mengembangkan diversiikasi pangan, pemerintah berperan dalam menetapkan kebijakan yang mendukung pembangunan pertanian yang
berkelanjutan yang berbasis pangan lokal, pengembangan ekonomi pertanian; lembaga riset berperan dalam melakukan penelitian-penelitian yang berupaya
menemukan varietas-varietas baru yang mendukung program diversiikasi pangan, penemuan-penemuan teknologi pengolahan, pendidikan dan pelatihan-
pelatihan, serta pelayanan publik; sedangkan pihak swasta atau industri berperan dalam pengembangan atau pengadaan produk baik yang berskala besar maupun
menengah, serta proses distribusi dan komersialisasi di masyarakat.
B. DukunganSinergitas Kementerian Lembaga, Perbankan, Swasta, BUMN, dan
Stakeholder Utama Lainnya dan Dukungan yang Diharapkan
Dukungan KementerianLembaga Lain.
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Deputi Bidang Koordinasi 1.
Pertanian dan Kelautan, selanjutnya disebut Deputi II: Diperlukan
dukungan kebijakan ekonomi makro yaitu kebijakan iskal dan moneter seperti subsidi sarana pertanian benih, bibit, pupuk untuk komoditas pangan non
beras; investasi serta kebijakan alokasi dana perimbangan yang secara khusus dialokasikan untuk diversiikasi pangan; kebijakan pembiyaan mengenai
kelembagaan yang berkaitan dengan pertanian, serta secara khusus kebijakan yang memberikan insentif untuk berkembangnya industri pangan lokal seperti
MOCAF, sagu atau aneka produk tepung-tepungan lainnya termasuk subsidi untuk fortiikasi , dan sebagainya.
Kementerian Dalam Negeri 2.
: Diperlukan dukungan kebijakan pengawasan penetapan peraturan daerah, terutama terhadap peraturan gubernur
bupatiwalikota; integrasi program diversiikasi pangan melalui kegiatan
ROADMAP DEPTAN.indb 92 2152013 7:35:49 PM
[93]
Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian RI
DIVERSIFIKASI PANGAN
TAHUN 2011 - 2015
pemberdayaan masyarakat; serta mendorong terjadinya gerakan sosial untuk membangun pemahaman masyarakat dan mempercepat proses diversiikasi
pangan.
Kementerian Perdagangan 3.
: Diperlukan dukungan kebijakan penataan kerjasama pemasaran baik berupa bahan baku maupun produk olahan
pangan lokal. Kampanye diversiikasi pangan dalam rangka promosi pangan lokalspesiik daerah dan penurunan konsumsi beras.
Kementerian Perindustrian
4. :
Diperlukan dukungan
kebijakan pengembangan industri nasional dan daerah yang memproduksi barang
modal dan sarana produksi yang mendukung produksi primer dan olahan komoditas pertanian yang mendorong tersedianya berbagai inovasi
alternatif pangan olahan baru yang mendukung diversiikasi pangan.
Kementerian Perhubungan 5.
: Diperlukan dukungan ketersediaan kapasitas, tarif, dan kelancaran arus transportasi, perdagangan sarana produksi dan
komoditas pertanianpangan baik di tingkat lokal, maupun antar pulau.
Kementerian Kehutanan 6.
: Diperlukan konservasi hutan lindung dan daerah aliran sungai untuk menjamin ketersediaan air irigasi serta menekan degradasi
lahan dan air pertanian; peningkatan produksi komoditas pertanian di hutan produksi dan hutan kemasyarakatan; pemeliharaan plasma nutfah pertanian
in situ; rehabilitasi lahan pertanian terlantar yang belum digunakan; serta kemudahan pelepasan kawasan budi daya untuk areal pertanian.
Kementerian Kelautan dan Perikanan 7.
: Diperlukan dukungan kebijakan untuk pelestarian sumberdaya air di darat untuk menjamin ketersediaan air di
danau dan situ, yang selanjutnya menjamin ketersediaan air pertanian melalui pengembangan usaha budidaya perikanan serta integrasi budidaya perikanan air
tawar untuk meningkatkan pendapatan dan status gizi masyarakat, mendorong berkembangnya industri pangan berbasis ikansumber daya perairan lainnya
ROADMAP DEPTAN.indb 93 2152013 7:35:49 PM
[94]
Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian RI
serta menggencarkan “Gerakan Makan Ikan Gemarikan” untuk mempercepat peningkatan pangan hewani dari produk perikanan.
Kementerian Negara Koperasi dan Usaha Kecil Menengah 8.
: Diperlukan dukungan kebijakan penataan dan pengembangan kelembagaan kelompok
usaha tani menjadi kelembagaan koperasi yang berbasis pada usaha pengolahan dan perdagangan pangan lokal terutama dukungan dalam
mengupayakan akses permodalan yang dibutuhkan dalam proses produksi.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 9.
: Diperlukan dukungan kebijakan untuk mendidik anak usia sekolah untuk mengenal budi daya sayur, buah
dan ternakikan dan mengonsumsi pangan yang beragam, bergizi seimbang dan aman; mencintai produk pangan lokal serta memasukkan diversiikasi
pangan ke dalam kurikulum atau muatan mata ajaran di sekolahpendidikan dinidasar dan penyelenggaraan Pemberian Makanan Tambahan Anak
Sekolah PMTAS yang berbasiskan pangan lokalsumberdaya setempat.
Kementerian Kesehatan 10.
: Diperlukan dukungan kebijakan untuk memasyarakatkan Pola Pangan Harapan melalui Gerakan Sadar Gizi yang
mendukung konsumsi diversiikasi pangan dan membina serta melindungi masyarakat melalui proses produksi bersih dan pemeliharaan keamanan
lingkungan dari penyakit zoonosis dan pengawasan produk pangan yang tidak aman dan tidak sehat.
Kementerian Riset dan Teknologi 11.
: Diperlukan dukungan kebijakan pemanfaatan teknologi tepat guna dalam memanfaatkan lahan minimal
untuk mendapatkan hasil maksimal; serta pengembangluasan dan penyebaran teknologi pengolahan pangan serta kuliner yang mendukung
percepatan diversifikasi pangan dan menurunnya konsumsi beras.
Kementerian Komunikasi dan Informasi 12.
: Diperlukan dukungan kebijakan untuk memasyarakatkan program diversiikasi pangan melalui media;
meningkatkan kapasitas layanan informasi dan pemberdayaan potensi
ROADMAP DEPTAN.indb 94 2152013 7:35:49 PM
[95]
Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian RI
DIVERSIFIKASI PANGAN
TAHUN 2011 - 2015
masyarakat; Meningkatkan daya jangkau infrastruktur pos; komunikasi dan informatika untuk memperluas aksesibilitas masyarakat terhadap
informasi; Mendorong peranan media massa dalam rangka meningkatkan informasi diversiikasi pangan.
Kementerian Negara Pemberdayaan Perempuan 13.
: Diperlukan dukungan kebijakan dalam peningkatan peran perempuan melalui kelompok wanita
khususnya di pedesaan untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga dengan memanfaatkan lahan pekarangan; dan pendidikan untuk hidup sehat,
aktif dan produktif, serta menerapkan menu makan yang beragam, bergizi seimbang, aman dan halal B2SAH dalam pola makan keluarga sehari-hari.
Badan Pengawasan Obat dan Makanan 14.
: Diperlukan dukungan kebijakan untuk pengawasan produk pangan olahan yang dihasilkan kelompok tani
dari praktek penggunaan bahan makanan tambahan dan bahan-bahan pengawet makanan yang dilarang.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geoisika 15.
: Diperlukan dukungan untuk memberi wacana dan arahan dalam menentukan masa tanam dan jenis
tanaman yang cocok ditanam di musim tersebut terkait dengan perubahan iklim yang signiikan dewasa ini.
Perbankan 16.
: Diperlukan dukungan lembaga perbankan seperti pemberian modal usaha melalui kredit usaha atau pinjaman lunak dengan bunga rendah
untuk industri hulu maupun hilir penunjang diversiikasi pangan.
Pihak swasta 17.
: Bidang media massa seperti televisi, media cetakelektronik, siaran radio, event organizer, dan lain-lain untuk mempromosikan diversiikasi
konsumsi pangan serta pelaku usaha di bidang pangan baik produksi, pengolahan, pengemasan pangan dan lain sebagainya.
BUMN 18.
: Diperlukan dukungan dalam penyediaan bahan baku yang mendukung usaha pertanian; melalui Corporate Social Responsibility CSR
ROADMAP DEPTAN.indb 95 2152013 7:35:49 PM
[96]
Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian RI
yang ada memberdayakan peran kelompok tani, ikut membantu promosi diversiikasi pangan dengan memberikan bantuan baik berupa penyuluhan
maupun materil yang mendukung diversiikasi seperti lealet, booklet dan sebagainya, termasuk mesin dan alat pengolahan pangan yang diperlukan
petanipelaku bisnis pangan di pedesaan. Dukungan Instansi Lingkup Kementerian Pertanian.
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 1.
: Diperlukan dukungan peningkatan produksi tanaman khususnya tanaman sumber karbohidrat selain padi,
umbi-umbian dan aneka kacang.
Direktorat Hortikultura 2.
: Diperlukan dukungan peningkatan produksi dan budidaya hortikultura khususnya sayuran dan buah serta bimbingan teknis budi
daya untuk kelompok wanita dalam pemanfaatan pekarangan.
Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian 3.
: Diperlukan dukungan pengembangan produk olahan sebagai bahan pangan pilihan pengganti beras
dan terigu dan strategi pemasaran untuk mendukung keberlanjutan program.
Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian 4.
: Diperlukan dukungan pelatihan bagi aparat, kelompok melalui penyuluh
pertanian, serta penyuluhan di pedesaan, untuk melakukan pendampingan terhadap kegiatan Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan.
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian BPTP 5.
: Diperlukan dukungan teknologi tepat guna dalam optimalisasi pekarangan dan pengolahan
pangan lokal berbasis tepung-tepungan, termasuk pengayaan nilai gizi pangan melalui fortiikasi pangan
Balai Pengawasan Sertiikasi Benih Pertanian BPSBP 6.
: Diperlukan dalam penyediaan benih unggul dan bersertiikat baik benih tanaman pangan dan
hortikultura.
ROADMAP DEPTAN.indb 96 2152013 7:35:49 PM
[97]
Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian RI
DIVERSIFIKASI PANGAN
TAHUN 2011 - 2015
C. Rencana Aksi Public Private Partnership Jangka Pendek, Menengah dan Panjang