Jenis Data Teknik Pengumpulan Data Metode Analisis Deskriptif

52 dan telah memiliki usaha paling sedikit 2 tahun dengan pertumbuhan omset paling sedikit 10 per semester. Maka jumlah sampel yang diambil sebesar: n= n= n= n= 96,8 dibulatkan menjadi 97 orang di mana: p: = 10 q: 1-p = 1-0,10= 0,9 e: margin of error sebesar 5

a. Jenis Data

Data digunakan sebagai acuan yang objektif dalam proses pembuatan keputusan untuk memecahkan suatu masalah oleh pengambil keputusan. Peneliti menggunakan dua 2 jenis data dalam melakukan penelitian untuk mwmbantu memecahkan masalah, yaitu: 1. Data Primer Universitas Sumatera Utara 53 Penelitian ini digunakan data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh sendiri oleh perorangan atau organisasi secara langsung dari objek yang diteliti, diolah dan digunakan untuk kepentingan studi yang bersangkutan Situmorang dan Lufti, 2012:3. Data primer diperoleh dengan menyebarkan link kuisioner yang dibagikan kepada wirausaha muda yang menggunakan social media sebagai sarana pemasaran usaha. Pembuatan kuesioner online ini menggunakan doc.google.com. 2. Data Sekunder Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung atau melalui perantara individu atau organisasi yang telah diolah oleh isntansi atau individu tersebut dan dapat dimanfaatkan dalam suatu penelitian tertentu Situmorang dan Lutfi, 2012:3. Data sekunder pada penelitin ini yaitu literatur- literatur yang berkaitan dengan permasalahan yang terdapat pada penelitian ini.

b. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan dua cara, yaitu: 1. Kuesioner Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data dengan cara memberikan daftar pertanyaan atau pernyataan yang diberikan secara langsung kepada responden untuk dijawab. Kuesioner dapat berupa pertanyaan terbuka atau tertutup. 2. Studi Pustaka Universitas Sumatera Utara 54 Studi pustaka meruakan teknik pengumpulan data dengan cara meninjau, membaca, dan mempelajari berbagai macam buku, jurnal, maupun informasi yang diperoleh melalui media internet yang berhubungan dengan permasalahan yang terdapat pada penelitian Sugiyono, 2008:422.

3.9 Uji Validitas dan Reabilitas

Instumen yang digunakan dalam suatu penelitian harus bersifat valid sahih dan realibel dapat dipercaya. Valid menunjukkan derajat ketetapan antara data yang sesungguhnya terjadi pada objek dengan data yang dapat dikumpulkan oleh peneliti. Suatu instrumen dikatakan valid jika data yang diperoleh melalui kuesioner dapat menjawab tujuan penelitian. Reliabel berkenaan dengan derajat konsistensi keajegan data dalam interval waktu tertentu. Data yang valid pasti reliabel, namun data yang reliabel belum tentu valid Sugiyono, 2008:455. Reabilitas menunjukkan sejauh mana alat pengukur dapat diandalkan atau dapat dipercaya. Yang dimaksud dengan realibel adalah jika intrumen tersebut digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama maka akan menghasilkan data yang sama pula Situmorang dan Lufti, 2012:47. Uji validitas dan reabilitas dilakukan untuk menguji apakah kuesioner yang digunakan telah layak atau tidak untuk digunakan sebagai instrumen penelitian. Universitas Sumatera Utara 55

3.9.1 Uji Validitas

Situmorang dan Lufti 2012:75 berpendapat bahwa instrumen yang valid harus memiliki validitas internal dan eksternal. Suatu instrumen memiliki validitas internal jika kriteria pada intrumen dapat mencerminkan apa yang hendak diukur. Validitas terbagi atas tiga 3 jenis, yaitu validitas konstruk, validitas isi, dan validitas eksternal. Konstruk merupakan kerangka suatu konsep. Suatu konstruk memiliki validitas jika terdapat konsistensi antara komponen-komponen konstruk yang saatu dengan yang lainnya. Apabila tidak semua komponen memiliki konsistensi antara satu dan yang lainnya, maka komponen yang tidak konsisten tersebut bukan merupakan komponen yang valid dari suatu konsep. Validitas isi suatu pengukur dapat dilihat dari sejauh mana isi alat pengukur dapat mewakili semua aspek yang dianggap sebagai aspek kerangka konsep. Validitas konstruk dan validitas isi dapat diuji dengan menggunakan bantuan kisi-kisi instrument atau matrik pengembangan instrument, di mana dalam kisi-kisi tersebut terdapat variabel yang diteliti, indikato sebagai tolok ukur dan nomor butir pertanyaan atau pernyataan yang telah dijabarkan dari indikator. Dikatakan memiliki validitas eksternal bila instumen yang digunakan telah disusun berdasarkan fakta empiris yang ada. Cara menguji validitas ada dua 2, yaitu dengan menggunakan tenik korelasi „product moment’ dan dengan menggunakan SPSS. Jika menggunakan SPSS uji validitas dilakukan dengan mengkorelasikan skor butir pertanyaan dengan skor totalnya. Masing-masing skor butir dilihat tingkat korelasinya. Azwar dalam Situmorang 2012:78 mengatakan Universitas Sumatera Utara 56 bahwa bila korelasi positif dan r ≥ 0.3 maka butir instrument dapat dinyatakan valid. Namun, jika menggunakan teknik alpha dalam SPSS untuk melihat validitas eksternal, maka nilai Corrected Item-Total Correlation dibandingkan dengan r tabel adalah sebagai berikut: Jika r hitung r tabel , maka pernyataan tersebut dinyatakan valid. Jika r hitung r tabel , maka pernyataan tersebut dinyatakan tidak valid. Misalnya untuk sampel berjumlah 30, maka r tabel sebesar 0.361. Untuk itu nilai r hitung pada Corrected Item-Total Correlation dibandingkan dengan tabel r 0.361, jika nilai Corrected Item-Total Correlation lebih besar dari 0.361, maka butir pernyataan dinyatakan valid. Jika Corrected Item-Total Correlation lebih kecil dari 0.361 maka butir pernyataan dinyatakan tidak valid. Item-Total Statistics Universitas Sumatera Utara 57 Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Item Deleted Corrected Item- Total Correlation Cronbachs Alpha if Item Deleted VAR00001 249.1333 621.223 .645 .970 VAR00002 249.1667 622.006 .587 .970 VAR00003 249.2667 629.306 .472 .970 VAR00004 249.3333 618.713 .769 .970 VAR00005 249.2333 620.806 .629 .970 VAR00006 249.2667 620.478 .547 .970 VAR00007 249.2333 618.806 .683 .970 VAR00008 249.4333 616.875 .678 .970 VAR00009 249.6000 628.800 .387 .971 VAR00010 249.1333 630.051 .373 .971 VAR00011 249.3333 624.437 .520 .970 VAR00012 249.1333 617.982 .652 .970 VAR00013 249.1000 619.679 .644 .970 VAR00014 249.5000 625.500 .458 .970 VAR00015 249.5333 629.430 .371 .971 VAR00016 248.9333 630.478 .463 .970 VAR00017 249.0000 631.379 .425 .970 VAR00018 248.8667 631.016 .515 .970 VAR00019 248.9000 632.093 .464 .970 VAR00020 249.4000 615.352 .703 .970 VAR00021 249.4333 616.875 .718 .970 VAR00022 248.8000 634.166 .423 .970 VAR00023 249.1667 621.385 .693 .970 VAR00024 249.1000 627.403 .551 .970 VAR00025 248.9667 630.240 .427 .970 VAR00026 249.0000 623.586 .622 .970 VAR00027 249.3333 618.161 .648 .970 VAR00028 249.5667 626.668 .517 .970 VAR00029 249.4333 616.323 .732 .970 VAR00030 249.5667 625.357 .487 .970 Universitas Sumatera Utara 58 VAR00031 249.0333 625.964 .597 .970 VAR00032 249.2667 621.857 .608 .970 VAR00033 249.3333 618.575 .675 .970 VAR00034 249.4667 617.154 .686 .970 VAR00035 248.9333 632.478 .442 .970 VAR00036 249.3333 629.333 .451 .970 VAR00037 249.1667 626.282 .594 .970 VAR00038 249.1000 617.472 .748 .970 VAR00039 249.3000 610.286 .883 .969 VAR00040 249.2667 616.754 .666 .970 VAR00041 249.2333 614.047 .766 .969 VAR00042 249.2000 621.269 .652 .970 VAR00043 249.2667 616.202 .763 .969 VAR00044 249.3667 615.964 .757 .969 VAR00045 249.2000 616.579 .786 .969 VAR00046 249.3333 616.023 .791 .969 VAR00047 249.0333 632.861 .416 .970 VAR00048 249.0667 626.409 .643 .970 VAR00049 249.0000 628.276 .525 .970 VAR00050 249.1000 618.645 .768 .970 VAR00051 249.2333 625.840 .494 .970 VAR00052 248.9667 631.344 .430 .970 VAR00053 248.9000 628.921 .521 .970 VAR00054 248.9333 624.961 .644 .970 VAR00055 249.2667 622.823 .582 .970 VAR00056 248.8667 627.154 .591 .970 VAR00057 249.1667 619.247 .592 .970 VAR00058 249.1000 630.990 .482 .970

3.9.2 Uji Reabilitas

Reabilitas merupakan indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Alat pengukur dapat dikatakan reliabel jika alat pengukur tersebut digunakan dua kali atau lebih untuk mengukur Universitas Sumatera Utara 59 gejala yang sama dan hasil pengukuran yang diperoleh relatif konsisten. Suatu alat pengukur dikatakan memiliki reabilitas yang tinggi tau dapat dipercaya jika alat ukur tersebut stabil, sehingga dapat diandalkan dependability dan dapat diramalkan predictability. Semakin kecil tingkat kesalahan pengukuran, maka alat pengukur tersebut semakin reliabel. Semakin besar tingkat kesalahan pengukuran, maka semakin tidak reliabel. Besar kecilnya kesalahan pengukuran dapat dilihat antara lain dari indeks korelasi antara hasil pengukuran pertama dan kedua. Jika angka korelasi r dikuadratkan, maka hasil kuadrat ini disebut dengan koefisien determinasi coefficient determination. Semakin tinggi angka korelasi, maka kesalahan pengukurannya semakin rendah. Teknik perhitungan reliabilitas terbagi atas empat 4, yaitu teknik pengukuran ulang test-retest, teknik belah dua split half, teknik bentuk paralel, dan konsistensi internal reliabilitas internal consistency reability. Pengukuran reliabilitas ulang adalah menguji keandalan instrument pengukuran atau hasil pengukuran yang didapatkan dari pengukuran secara berulang. Cara ini dilakukan dengan mengkorelasikan jawaban pada wawacara pertama dengan jawaban pada wawancara kedua. Jika terdapat korelasi yang signifikan antara jawaban wawancara pertama dan wawancara kedua, maka jawaban tersebut tergolong reliabel. Jika hasil output pada SPSS menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara dua hasil pengukuran pertama dan kedua misalnya r = 0.875 ; p 0.05. Ini menunjukkan bahwa hasil pengukuran sangat stabil dari waktu ke waktu. Pada analisis reliabilitas yang diperhatikan hanya nilai r saja, tanpa melihat Universitas Sumatera Utara 60 signifikansi hubungan. Teknik belah dua digunakan sebagai cara untuk menghitung reliabilitas alat pengukur, alat pengukur yang disusun harus memiliki cukup banyak item pertanyaan atau pernyataan yang mengukur aspek yang sama. Teknik ini diukur dengan menggunakan spearman brown coefficient. Teknik bentuk paralel dilakukan dengan membuat dua jenis alat pengukur yang mengukur aspek yang sama pada responden yang sama kemudian dicari validitas untuk masing-masing jenis. Jenis konsistensi reliabilitas internal berisi sejauh mana item-item instrumen yang ada bersifat homogen dan mencerminkan konstruk yang sama sesuai dengan yang mendasarinya. Suatu konstruk atau variabel dapat dikatakan reliabel jika memiliki nilai cronbach alpha 0.8 reliabilitas sangat baik atau sangat meyakinkan, jika cronbach alpha berada di antara 0.7 dan 0.8 maka reliabilitas dapat dikatan baik, namun jika cronbach alpha berada di bawah 0.7 maka reliabilitas kurang meyakinkan. Dalam uji validitas akan ditentukan reabilitasnya dengan bantuan SPSS 19 dengan kriteria sebagai berikut: Jika r positif r tabel , maka pernyataan tersebut dinyatakan reliabel. Jika r negatif r tabel , maka pernyataan tersebut dinyatakan tidak reliabel. Reliability Statistics Cronbachs Alpha N of Items .970 58

3.10 Uji Asumsi Klasik

Universitas Sumatera Utara 61 Uji asumsi klasik merupakan syarat statistik yang harus dipenuhi pada analisis linear berganda berbasis ordinary least square OLS. Nilai estimasi akan bersifat best, linear, unbiased dan estimator BLUE jika hasil regresi telah memenuhi asumsi-asumsi regresi. Best maksudnya adalah garis regresi yang dihasilkan untuk melakukan estimasi merupakan yang terbaik, yaitu dengan menghasilkan error yang kecil. Linear artinya model yang dipakai dalam analisis regresi telah sesuai dengan kaidah OLS yaitu hasil penduganya hanya memiliki pangkat satu. Dikatakan tidak bias unbiased jika nilai harapan dari estimator b sama dengan nilai yang benar dari b. Jika rata-rata nilai b tidak sama dengan b maka selisihnya disebut dengan bias. Model OLS akan menghasilkan akan menghasilkan estimasi nilai parameter model pengguna yang valid jika memenuhi asumsi normalitas, tidak terdapat autokorelasi, tidak terdapat multikolinearitas, serta tidak terdapat heterokedastisitas.

3.10.1 Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah distribusi data mengikuti atau mendekati distribusi normal. Suatu data dikategorigan sebagai data yang baik jika memiliki distribusi normal, sehingga hasil penelitian dapat digeneralisasikan pada populasi. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan Kolmogorov Smirnov. Dengan menggunakan tingkat signifikansi 5, maka jika nilai Asym.sig. 2 tailed di atas nilai signifikan 5, artinya variabel residual Universitas Sumatera Utara 62 berdistribusi normal. Jika nilai kolmogorov-smirnov Z 1.97 maka dapat dikatakan bahwa tidak ada perbedaan antara distribusi teoritik dengan distribusi empiris, atau dapat dikatakan bahwa data merupakan data normal Situmorang dan Lufti, 2012:100.

3.10.2 Uji Heterokedastisitas

Uji ini dilakukan untuk melihat tingkat pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Pada uji heterokedastisitas, varians variabel independen konstan untuk setiap nilai tertentu. Model regresi dikatakan baik jika tidak terjadi heterokadastisitas. Terdapat 2 metode untuk melihat adanya heterokedastisitas atau tidak, yaitu dengan menggunakan metode informal dan metode formal Situmorang dan Lufti, 2012. Digunakan uji Glejser untuk menguji heterokedastisitas dengan mengambil keputusan jika variabel independen signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen, maka ada indikasi terjadi heterokedastisitas. Jika probabilitas signifikansinya di atas tingkat kepercayaan 5, maka dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak mengarah pada adanya heterokedastisitas.

3.10.3 Uji Multikolinearitas

Multikolinearitas maksudnya adalah adanya lebih dari satu hubungan linear yang sempurna antara variabel-veriabel bebas dalam model regresi. Koefisien-koefisien regresi diinterpretasikan sebagai ukuran perubahan variabel terikat jika terdapat variabel bebas naik sebesar satu unit dan seluruh variabel Universitas Sumatera Utara 63 lainnya dianggap tetap. Interpretasi dapat ini dianggap tidak benar jika ditemukan adanya hubungan linear antara variabel bebas. Untuk mengetahui ada tidaknya gejala multikolinearitas dapat dilihat dari besarnya nilai Tolerance dan VIF Variance Inflation Factor melalui SPSS dengan membandingkan sebagai berikut. VIF 5 maka diduga terjadi multikolinearitas VIF 5, maka diduga tidak terjadi multikolinearitas Tolarance 0.1 maka diduga terjadi multikolinearitas Tolerance 0.1 maka diduga tidak terdapat multikolinearitas Jika hasil korelasi antara variabel bebas berada di bawah 0.9 maka tidak terjadi multikolinearitas. Semakin banyak regresor yang signifikan, maka goodness to fit R 2 cenderung tinggi, karena semakin banyak variabel bebas yang menjelaskan variabel terikat. Namun, meskipun nilai R 2 tinggi, biasanya tidak akan terjadi banyak regresor yang signifikan jika dalam model terjadi kolinearitas. Hal ini menunjukkan bahwa jika terjadi kolinearitas secara individual regresor tersebut tidak signifikan, namun secara bersama-sama regresor tersebut signifikan Situmorang et al., 2012:111.

3.11 Metode Analisis Deskriptif

Universitas Sumatera Utara 64 Metode analisis deskriptif merupakan cara merumuskan dan menafsirkan data yang ada sehingga memberikan gambaran yang jelas melalui pengumpulan, penyusunan, dan penganalisisan data sehingga dapat diketahui gambaran umum objek yang sedang diteliti.

3.12 Analisis Regresi Berganda