Self Efficacy Proses Kewirausahaan

31 musik, dan sebagainya. Natural focus strategy strategi fokus alami dibagi atas: - Self reward penghargaan diri Tindakan yang dilakukan seorang wirausaha ketika mencapai tujuan yang ditetapkannya, misalnya dengan memberikan hadiah bagi dirinya sendiri. - Self punishment hukuman diri Hukuman yang diberikan bisa dengan tidak melakukan hal yang disenangi jika tujuan tidak tercapai sesuai harapan atau hasil pekerjaan tidak baik. - Natural reward penghargaan alami Penguatan dengan memberikan hadiah kecil pada diri sendiri, misalnya dengan pergi dengan teman atau yang lainnya. c. Construction tought pattern konstruksi pola pikir - Self observation pengamatan sendiri Perilaku seseorang yang dapat mengarah pada kesadaran kapan dan mengapa seorang wirausaha melakukan suatu perilaku tertentu. - Evaluating belief and assumptions evaluasi keyakinan dan anggapan - Self cueing isyarat sendiri

2.1.4 Self Efficacy

Universitas Sumatera Utara 32 a Pengertian Self Efficacy Bandura dalam Muhdiyanto 2013 mendefiniskan self efficacy sebagai keyakinan individu mengenai kemampuan dirinya dalam melakukan tugas atau tindakan yang diperlukan untuk mencapai hasil tertentu. Bandura dan Woods menjelaskan bahwa self efficacy mengacu pada keyakinan akan kemampuan individu untuk menggerakkan motivasi, kemampuan kognitif, dan tindakan yang diperlukan untuk untuk memenuhi tuntutan situasi. Bandura dalam Punnet et al., juga menyatakan bahwa self efficacy merupakan keyakinan memiliki kemampuan untuk menunjukkan keberhasilan di area tertentu. Hal ini dibuktikan bahwa motivasi dan keberhasilan ditentukan oleh seberapa efektif seseorang percaya bahwa mereka bisa. Seseorang yang memiliki nilai self efficacy yang tinggi cenderung untuk mencoba lebih keras untuk menguasai tantangan dalam situasi sulit, menunjukkan kegigihan dalam menghadapi hambatan, menanggapi umpan negatif dengan meningkatkan usaha dan motivasi, menentukan lebih banyak tujuan yang menantang, dan bekerja lebih keras dan lebih panjang untuk mencapainya. Self efficacy telah terbukti untuk memprediksi efektifitas penggunaan strategi dalam pembuatan keputusan manajerial Wood et al., dalam Punnet et al., 2007. Sementara itu, Baron dan Byrne 1991 mendefinisikan self efficacy sebagai evaluasi seseorang mengenai kemampuan atau kompetensi dirinya untuk melakukan suatu tugas, mencapai tujuan, dan mengatasi hambatan. Pernyataan- pernyataan tersebut juga diperkuat oleh Cromie dalam Indarti dan Rostiani 2008, yang menjelaskan self efficacy mempengaruhi kepercayaan seseorang pada Universitas Sumatera Utara 33 tercapai atau tidaknya tujuan yang sudah ditetapkan. Maka, berdasarkan pengertian-pengertian di atas dapat dikatakan bahwa self efficacy merupakan keyakinan diri seseorang terhadap kemampuan atau kompetensi dirinya dalam melakukan tugas yang diperlukan untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Bandura et al., 2010, berpendapat bahwa keyakinan keberhasilan seseorang memediasi pola-pola pikir berikutnya, respon kreatif, dan tindakan, bahwa self efficacy berhubungan positif dengan pola motivasi yang positif. Secara langsung self efficacy dapat berpengaruh pada: 1. Pola pemikiran Self efficacy mempengaruhi perkataan pada diri wirausaha. 2. Pemilihan perilaku Keputusan seorang wirausaha didasarkan pada efikasi yang dirasakan terhadap pilihannya, misalnya pada usaha yang dijalankan. 3. Usaha motivasi Seorang wirausaha yang memiliki self efficacy tinggi cenderung mencoba lebih keras dan berusaha melakukan tugasnya dengan baik. 4. Daya tahan Universitas Sumatera Utara 34 Wirausaha yang memiliki self efficacy tinggi cenderung akan bangkit dan bertahan ketika menghadapi kegagalan, sedangkan wirausaha dengan tingkat self efficacy lebih rendah cenderung menyerah pada tantangan dan resiko. 5. Daya tahan terhadap stres Seorang wirausaha yang memiliki self efficacy yang lebih tinggi cenderung memiliki tingkat stres yang lebih rendah pada kegagalan. Sedangkan wirausaha yang memiliki self efficacy yang rendah cenderung mengalami stres dan perasaan mudah gagal. b Sumber Self Efficacy Self efficacy yang dimiliki oleh wirausaha dapat berasal dari dalam dirinya sendiri, namun dapat juga timbul karena lingkungan sekitarnya. Keyakinan akan self efficacy terbentuk dari empat prinsip utama Bandura dalam Muhdiyanto, 2013 yaitu:  Enactive Mastery Experience Pengalaman yang paling berkesan Pada prinsip ini dijelaskan bahwa kesuksesan akan membangun keyakinan yang kuat akan self efficacy, sedangkan kegagalan dapat menjatuhkan, terutama jika self efficacy belum terbangun dengan kuat. Namun, kesulitan atau kegagalan juga dapat menjadi kesempatan untuk belajar bagaimana mengubah kegagalan menjadi kesuksesan dengan berdasarkan pada suatu kemampuan untuk berlatih dalam mengontrol setiap keadaan menjadi lebih baik Bandura dalam Kawuryan, 2007. Maka berdasarkan hal ini, apabila seorang wirausaha pernah berhasil menyelesaikan masalah atau Universitas Sumatera Utara 35 tantangan yang besar, maka di masa yang akan datang jika ia mengalami keadaan yang kurang lebih sama, maka wirausaha tersebut akan lebih optimis menyelesaikan tugas barunya tersebut.  Vicarious Experience Pengalaman orang lain Vicarious experience pengalaman orang lain ialah tipe self efficacy yang dipengaruhi oleh pengalaman orang lain. Contohnya ialah seorang wirausaha yang mengamati wirausaha lain yang memiliki kemampuan yang hampir sama dengannya mampu berhasil menyelesaikan tantangannya, maka hal tersebut dapat meningkatkan self efficacy wirausaha tersebut. Tipe ini didukung oleh teori yang disampaikan oleh Bandura dalam Kawuryan 2007 yang mengatakan bahwa dampak dari perceived self efficacy cukup kuat, yaitu dengan mempersepsikan kesamaan dengan model atau orang yang menjadi contoh.  Social Persuassion Pengaruh sosial Social persuassion Bandura dalam Kawuryan, 2007 merupakan cara untuk memperkuat keyakinan seseorang bahwa mereka memiliki sesuatu yang dapat digunakan untuk mencapai keberhasilan. Tindakan-tindakan yang sifatnya persuasi dapat mempersepsikan self efficacy yang dimiliki, sehingga membuat wirausaha berusaha cukup keras untuk mampu mengembangkan keahlian dan sense of personal efficacy yang dimilikinya. Peningkatan keyakinan diri yang tidak realitis dengan kompetensi wirausaha dapat dilihat dari hasil usaha yang jauh dari yang diharapkan. Tetapi para wirausaha muda yang telah mempersuasikan Universitas Sumatera Utara 36 bahwa ia tidak memiliki kemampuan yang cukup cenderung akan menghindari aktivitas yang menantang yang dapat menggali potensi sebenarnya dari dirinya, dan lebih mudah menyerah.  Phisicological And Affective State Psikologi dan kecenderungan Dalam menilai kemampuannya wirausaha percaya bahwa informasi somatis didapat melalui kondisi psikologis dan emosi. Pada prinsip ini kondiri perasaan wirausah muda juga mempengaruhi self efficacy yang dimilikinya. Fisiologis sebagai indikator dari self efficacy memiliki peran utama dalam fungsi kesehatan dan aktivitas yang membutuhkan stamina dan kekuatan Bandura dalam Kawuryan, 2007. c Dimensi Self Efficacy Pemikiran self efficacy pada umumnya didefinisikan sebagai keyakinan terhadap kemampuan untuk melaksanakan aktivitas kewirausahaan dengan fokus evaluasi kemampuan manajerial, fungsional dan teknik seseorang Naktiyok et al.,2009. Terdapat dua skala yang digunakan oleh para peneliti untuk menunjukkan hubungan antara self efficacy dengan kemampuan mendirikan usaha baru. Skala pertama yang digunakan adalah entrepreneurial self efficacy belief keyakinan self efficacy berwirausaha. Skala ini digunakan oleh Chen dalam Naktiyok 2009 untuk mengevaluasi kemampuan seseorang dalam hal manajerial, inovasi, pengambilan resiko dan pengendalian keuangan. Sebuah penelitian yang dilakukan terhadap 140 orang mahasiswa menemukan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara keyakinan diri berwirausaha Universitas Sumatera Utara 37 entrepreneurial self efficacy. Penelitian tersebut berpendapat bahwa seseorang dengan self efficacy yang lebih tinggi mampu mengevaluasi peluang berwirausaha lebih baik dan mampu melihat hasil yang lebih positif. Skala kedua yang digunakan adalah self evaluation capability kemampuan mengevaluasi diri, skala ini dikembangkan oleh De Noble et al., 1991 pada sebuah penelitian terhadap 272 mahasiswa. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, diindikasikan bahwa terdapat hubungan yang signifikan dan positif antara pemikiran self efficacy resiko dan kemampuan mengatasi keadaan yang tidak terduga, inovasi dan pengembangan produk, kemampuan hubungan dan jaringan, kemampuan untuk melihat peluang, kemampuan untuk menemukan sumber daya, kemampuan untuk mengembangkan dan memelihara lingkungan bisnis yang inovatif dan keinginan berwirausaha. Dari kedua skala tersebut ditemukan enam dimensi utama pemikiran self efficacy. Dimensi-dimensi tersebut adalah keyakinan pada kemampuan mengembangkan produk baru dan peluang pasar, keyakinan untuk dapat mengatasi tantangan yang tidak terduga, keyakinan untuk dapat mengembangkan sumber daya yang ada, keyakinan untuk dapat mendefinisikan tujuan inti, keyakinan pada kemampuan membangun lingkungan yang inovatif, keyakinan pada kemampuan membangun hubungan dengan investor. d Self Efficacy Dan Keberhasilan Wirausaha Semakin tinggi tingkat self efficacy pada diri seorang wirausaha pada masa awal berkarir, maka intensi kewirausahaan yang dimiliki akan semakin kuat Betz Universitas Sumatera Utara 38 dan Hacket dalam Indarti dan Rostiani, 2008. Penelitian menunjukkan bahwa perilaku yang diharapkan dari seseorang tidak cukup bernilai untuk mendapatkan umpan balik yang positif. Ketika seseorang memiliki kemampuan untuk memotivasi diri sendiri dan memiliki kompetensi sosial yaitu dengan memiliki empati kepada orang lain biasanya orang ini cenderung akan bekerja keras dengan didasarkan pada kehati-hatian. Keberhasilan peluang menyelesaikan tugas akan semakin besar jika diikuti dengan self efficacy yang tinggi Muhdiyanto, 2013. Seseorang dengan self efficacy tinggi lebih befokus pada peluang yang lebih baik dan melihat tantangan sebagai sesuatu yang harus diatasi.

2.2 Penelitian Terdahulu Tabel 2.1