Perkembangan Non Performing Loans NPLs Bank Umum

45 berdasarkan lokasi proyek di Sulawesi Tenggara. Kredit lokasi proyek ini adalah kredit yang disalurkan oleh perbankan di seluruh Indonesia untuk membiayai proyek-proyek yang ada di Sulawesi Tenggara. Posisi kredit berdasarkan lokasi proyek di Sulawesi Tenggara pada triwulan II-2008 tercatat sebesar Rp4.011,13 miliar, sebesar Rp3.197,85 miliar 79,92 disalurkan oleh perbankan Sulawesi Tenggara. Sementara dari perbankan DKI Jakarta sebesar Rp691,82 miliar 17,29, perbankan Sulawesi Selatan sebesar Rp93,80 miliar 2,35 dan 0,44 lainnya dari perbankan daerah lainnya. Kredit yang disalurkan oleh perbankan di luar Sulawesi Tenggara sebagian besar dipergunakan untuk investasi pada Sektor Pertambangan dan pertanian tabel 3.4. Dari fenomena tersebut di atas, terlihat bahwa sebenarnya terdapat peluang bagi perbankan di Sulawesi Tenggara untuk menyalurkan pembiayaan ke sektor-sektor yang masih dibiayai oleh perbankan di luar Sulawesi Tenggara tersebut. Namun hal ini nampaknya masih terkendala, antara lain masih terbatasnya kewenangan memutus kredit pimpinan bank serta adanya perusahaan yang berkantor pusat di luar Sulawesi Tenggara khususnya Jakarta, dimana proses pengajuan kredit umunya dilakukan melalui kantor pusat. Tabel 3.4. Penyaluran Kredit Berdasarkan Lokasi Proyek Dalam Jutaan Rp 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Total Sulawesi Tenggara 65.118 12.832 54.792 56 197.006 993.357 18.847 156.118 19.284 1.680.439 3.197.849 DKI Jakarta 31.253 537.165 12.993 1.307 7.108 13.791 88.206 691.823 Sulawesi Selatan 1.409 1486 11.100 4.119 14.837 171 60.771 93.893 Jawa Timur 753 4.726 362 5.841 Jawa Tengah 4.110 4.110 Jambi 3595 9 3.604 Lainya 398 15 9 3589 4.011 Total 97.780 549.997 56.278 56 224.694 999.934 30.681 170.970 33.255 1.837.486 4.001.131 Sektor Ekonomi 1. Pertanian 4 Gas, Listrik, Air 7 Angkutan 10 Lainnya 2. Pertambangan 5 Konstruksi 8 Jasa Dunia Usaha 3. Industri 6 Perdagangan 9 Jasa Sosial DATI Lokasi Bank Penyalur Sektor Ekonomi

2.6. Perkembangan Non Performing Loans NPLs Bank Umum

Kreditpembiayaan yang disalurkan bank umum Sulawesi Tenggara pada triwulan II- 2008 masih menunjukkan peningkatan, namun risiko kredit yang mungkin timbul relatif mulai meningkat, hal ini terlihat pada NPLs gross pada tripulan II-2008 yang sebesar 5,07, sedikit meningkat dibandingkan tripulan I-2008 yang sebesar 4,37. 46 Selain itu, untuk memitigasi risiko yang mungkin timbul, perbankan telah membentuk cadangan yang cukup berupa pembentukan Penyisihan Penghapusan Aktiva Produkti PPAP, yang terlihat pada rasio NPLs nett yang sebesar 2,78. Secara sektoral, terdapat beberapa sektor usaha yang masih memiliki rasio NPLs relatif tinggi sehingga perlu mendapat perhatian khusus dari manajemen perbankan, yakni sektor industri, konstruksi dan angkutan, dengan NPLs masing-masing sebesar 44,51, 34,45 dan 21,42 tabel 3.5. Tabel 3.5. Perkembangan NPLs Gross per Sektor Ekonomi Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Rasio NPLs gross 4,72 6,53 6,22 4,52 4,37 4,77 Pertanian 7,14 6,65 5,51 4,35 5,68 3,50 Pertambangan 24,26 8,32 6,96 0,00 0,88 0,00 Industri 18,21 17,81 17,52 5,08 4,73 44,51 Listrik, Gas Air 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 Konstruksi 3,81 33,03 26,27 25,40 23,26 21,42 Perdagangan 5,16 6,10 5,73 4,24 4,57 4,31 Angkutan 43,49 39,61 53,17 35,23 34,81 34,45 Jasa Dunia Usaha 12,45 13,11 20,72 10,89 8,25 7,69 Jasa Sosial 1,34 1,33 1,85 1,98 1,64 5,85 Lainnya 2,24 2,07 1,68 1,33 1,22 1,28 2008 Sektor 2007 Sumber LBU diolah Sementara itu berdasarkan tujuan penggunaan, tingkat risiko pada kredit konsumsi relatif lebih kecil dibandingkan dengan kredit investasi dan modal kerja, hal ini terlihat pada NPLs yang sebesar 1,25 table 3.6. . Kecilnya risiko tersebut merupakan salah satu faktor pendorong besarnya pangsa kredit konsumsi pada struktur perkreditan perbankan Sulawesi Tenggara. Tabel 3.6. Perkembangan NPLs Gross berdasarkan Penggunaan Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Modal Kerja 6,20 11,04 9.86 7,99 7,91 7,57 Investasi 11,53 11,68 14.84 7,80 7,57 12,21 Konsumsi 2,18 2,01 1.63 1,28 1,18 1,25 2008 Tujuan Penggunaan 2007 Sumber LBU BU diolah 47

2.7. Profitabilitas Usaha