Sektor Pertambangan Sektor Industri pengolahan

13 Sementara itu, kinerja perkebunan kakao di Sulawesi Tenggara diperkirakan lebih baik dibandingkan triwulan II-2008 meskipun masih belum optimal. Kondisi ini antara lain didorong oleh adanya program revitalisasi perkebunan dimana realisasi program revitalisasi perkebunan kako hingga bulan Juni 2008 tercatat sebesar Rp2,01 miliar Secara umum, program revitalisasi kakao dilakukan dengan pola sambung samping.

2.2 Sektor Pertambangan

Sektor pertambangan Provinsi Sulawesi Tenggara pada triwulan II-2008 mengalami penurunan sebesar -0,77 y.o.y Sektor pertambangan Sulawesi Tenggara masih didominasi oleh komoditas biji nikel yang diproduksi oleh PT. Aneka Tambang Antam Pomalaa. - 100,000 200,000 300,000 400,000 500,000 600,000 700,000 800,000 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 2006 2007 2008 W M T Penurunan yang terjadi di sektor pertambangan pada triwulan ini antara lain dipengaruhi oleh penurunan volume produksi PT. Antam Pomalaa. Total volume produksi PT. Antam Pomalaa pada periode laporan tercatat sebesar 434.765 WMT yang terdiri atas saprolite sebesar 354.209 WMT dan limonite sebesar 80.556 WMT. Total volume produksi tersebut mengalami penurunan sebesar -29,85 dibandingkan volume produksi biji nikel pada tahun 2007 sebesar 619.765 WMT Penurunan ini terjadi karena penurunan permintaan Cina terhadap biji nikel. yang antara lain disebabkan oleh selesainya pembangunan venue dalam rangka penyelenggaraan olimpiade beijing 2008. Selain itu, perlambatan perekonomian global diperkirakan berdampak negatif terhadap permintaan nikel sehingga berpengaruh terhadap penurunan kinerja pertambangan di Sulawesi Tenggara. Secara umum, hasil pertambangan nikel di Sulawesi Tenggara di ekspor ke Cina, Korea Selatan, dan Switzerland. Grafik 1.4 Volume Produksi Biji Nikel Sumber: PT. Antam Pomalaa Angka Sementara 14 - 1,000 2,000 3,000 4,000 5,000 6,000 7,000 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 2007 2008 T o n N i -10 10 20 30 40 50 60 70 Ferronikel dan Toll Feni Pertumbuhan y.o.y Penurunan yang terjadi di sektor pertambangan juga searah dengan hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha SKDU yang dilakukan oleh KBI Kendari pada triwulan II-2008 sebagaimana terlihat pada Saldo Bersih SB yang sebesar -33,33.

2.3 Sektor Industri pengolahan

Pada triwulan II-2008 industri pengolahan mengalami pertumbuhan 8,99 y.o.y. Kinerja pertambangan di Sulawesi Tenggara hingga saat ini masih dipengaruhi oleh produksi PT. Aneka Tambang Antam Pomalaa yang terdiri dari Ferronikel dan Toll Feni. Volume produksi industri pengolahan PT. Antam Pomalaa pada triwulan II-2008 tercatat sebesar 4.899,52 Ton Ni atau meningkat sebesar 11,50 dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 4.394 Ton Ni. Peningkatan volume produksi tersebut dipengaruhi oleh adanya produk Toll Feni sebesar 748,37 Ton Ni sedangkan pada triwulan II-2007 PT. Antam Pomalaa tidak memproduksi Toll Feni. Volume produksi ferronikel PT. Antam Pomalaa pada triwulan II-2008 belum optimal karena adanya perbaikan salah satu pabrik ferronikel. Meskipun demikian, total volume produksi ferronikel hingga Juni 2008 sebesar 8.515 Ton Ni masih memenuhi target produksi tahun 2008 sebesar 17.000 Ton Ni. Pertumbuhan sektor industri di Sulawesi Tenggara juga ditandai dengan meningkatnya konsumsi BBM Industri pada triwulan II-2008 yang tercatat sebesar 658 ribu liter 2 atau meningkat sebesar 3,62 dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 635 ribu liter. 2 Sumber: Depot Pertamina Kendari Grafik 1.5 Volume Produksi Ferronikel Dan Toll Feni Sumber: PT. Antam Pomalaa Angka Sementara 15 - 100,000 200,000 300,000 400,000 500,000 600,000 700,000 800,000 900,000 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 2006 2007 2008 L ite r Peningkatan konsumsi BBM Industri tersebut terutama didorong oleh meningkatnya konsumsi BBM Industri jenis premium dimana pada triwulan laporan tercatat sebesar 118 ribu liter atau meningkat 24,21 dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Sementara itu, konsumsi solar untuk industri pada triwulan II-2008 masih relatif sama dengan periode yang sama tahun sebelumnya.

2.4 Sektor Perdagangan Hotel dan Restoran