20
Grafik 1.13 Realisasi Kredit Modal Kerja dan Investasi
Sumber: LBU Bank Umum
20,000 40,000
60,000 80,000
100,000 120,000
140,000 160,000
180,000
Q 1 Q 2
Q 3 Q 4
Q 1 Q 2
Q 3 Q 4
Q 1 Q 2
2006 2007
2008 Ju
ta a
n
Modal Kerja Investasi
3.2 Investasi
Investasi di Sulawesi Tenggara tercatat tumbuh sebesar 10,58 y.o.y dengan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi sebesar 2,82. Secara umum, investasi di Provinsi Sulawesi
Tenggara masih didominasi oleh investasi pemerintah terutama dalam bentuk proyek-proyek pemerintah yang sebagian besar lelang tender pelaksanaan proyek-proyek tersebut telah dilakukan
pada triwulan I-2008. Sementara itu, realisasi investasi swasta relatif masih sedikit yang sebagian besar dilakukan dalam bentuk pembangunan properti, baik properti komersial Rukan maupun
perumahan. Peningkatan investasi swasta tersebut tercermin pada meningkatnya pembiayaan perbankan untuk pembangunan properti, dari Rp207 miliar pada triwulan II-2007 menjadi Rp304
miliar pada triwulan II-2008 atau meningkat 46,52. Peningkatan pembiayaan perbankan tersebut juga ditandai dengan peningkatan realisasi kredit investasi dan kredit modal kerja tahun 2008
dimana realisasi kredit investasi pada triwulan II-2008 tercatat meningkat 64,51 dari Rp46,16 pada triwulan II-2007 menjadi Rp75,94 miliar pada triwulan II-2008 sedangkan realisasi kredit
modal kerja juga tercatat meningkat 61,95 dari Rp95,50 miliar pada triwulan II-2007 menjadi Rp154,67 miliar pada triwulan II-2008.
3.3 E
KSPOR
Impor
Pada triwulan II-2008, kinerja ekspor Sulawesi Tenggara tercatat tumbuh sebesar 10,70
y.o.y Sumbangan ekspor terhadap pertumbuhan ekonomi Sulawesi Tenggara mencapai 2,90 Meskipun kinerja ekspor masih cukup bagus namun pertumbuhan ekspor Sulawesi Tenggara pada
triwulan II-2008 lebih lambat dibandingkan pertumbuhan ekspor pada triwulan II-2007. Provinsi Sulawesi Tenggara juga tercatat masih memiliki nilai net balance perdagangan yang negatif atau
impor masih lebih tinggi dari ekspor. Definisi ekspor dan impor dalam pembentukan PDRB adalah
21
Sumber: Disperindagkop Prov. Sulawesi Tenggara
seluruh arus perdagangan keluar dan masuk baik yang sifatnya antar wilayah provinsi maupun antar negara.
Grafik 1.14 Volume Ekspor Provinsi Sulawesi Tenggara
0.00 100.00
200.00 300.00
400.00 500.00
600.00 700.00
800.00 900.00
1000.00
Q1 Q2
Q3 Q4
Q1 Q2
2007 2008
R ib
u an
To n
100 200
300 400
500 600
Volume Ekspor Pertumbuhan y.o.y
Komoditas utama yang diekspor Provinsi Sulawesi Tenggara meliputi beberapa kelompok komoditas seperti biji besi, ferronikel, ikan, kakao, mutiara, dan aspal. Namun demikaian, kegiatan
ekspor Sulawesi Tenggara pada triwulan II-2008 masih sangat tergantung dari hasil pertambangan. Kinerja ekspor Sulawesi Tenggara masih sangat ditentukan oleh kinerja PT. Aneka Tambang, PT.
Dharma Rosadi Internasional, dan PT. Arga Morini Indah yang mengelola area pertambangan nikel. Volume ekspor Provinsi Sulawesi Tenggara ke luar negeri pada triwulan II-2008 mencapai
915,01 ribu ton dengan nilai US229,30 juta, dimana 96,40 dari total volume tersebut merupakan ekspor biji logam sedangkan ekspor ferronikel tercatat sebesar 32,94 ribu ton. Disisi
lain, pada triwulan II-2008 tidak tercatat ekspor kakao dari Sulawesi Tenggara. Tidak tercatatnya ekspor kakao tersebut antara lain disebabkan oleh pola penjualan kakao yang diperdagangkan
secara antar pulau sehingga tidak tercatat sebagai ekspor Sulawesi Tenggara ke luar negeri. Selain itu, pengelolaan off farm yang belum optimal serta turunnya kualitas panen pada bulan Mei 2008
juga memberikan dampak negatif terhadap volume ekspor kakao Sementara itu, kegiatan impor Provinsi Sulawesi Tenggara lebih banyak dilakukan antar
pulau atau antar wilayah dalam batas negara Indonesia dibandingkan dengan kegiatan impor langsung dari luar negeri. Pada triwulan II-2008, kegiatan ekspor-impor antar pulau oleh Provinsi
Sulawesi Tenggara masih didominasi kegiatan impor daripada ekspor.
22
Sumber: Data BPS diolah Angka Sementara
0.0 100,000.0
200,000.0 300,000.0
400,000.0 500,000.0
600,000.0 700,000.0
800,000.0 900,000.0
1,000,000.0
I II
III IV
I II
2007 2008
Ekspor Impor
Grafik 1.15. Ekspor-Impor Sulawesi Tenggara
Berdasarkan klasifikasi SITC,
pada triwulan II-2008 impor dari luar negeri oleh Provinsi Sulawesi Tenggara sebesar 134 kg dengan nilai US29,29 ribu.
Menurut jenisnya, barang yang di impor Sulawesi Tenggara adalah produk-produk terkait mesin industri yang berasal dari Singapura dan Jepang.
23 BOKS 1
Posisi Daya Saing KabupatenKota Di Sulawesi Tenggara
Pada tanggal 23 April 2008 KBI Kendari melakukan seminar hasil penelitian yang dilakukan oleh Kantor Pusat Bank Indonesia. Salah satu materi yang disampaikan dalam
seminar tersebut adalah Penelitian “Daya Saing Ekonomi Daerah: Perspektif, Profil, dan Pengukurannya Di KabupatenKota Di Indonesia”, Seminar daya saing lebih
difokuskan pada daya saing Provinsi Sulawesi Tenggara. Konsep penelitian daya saing ekonomi daerah ini mengadopsi model The European Commision, yang mengelompokkan
variabel-variabel ke dalam 2 dua kelompok yakni input dan output. Di dalam kelompok input terdapat 37 tiga puluh tujuh variabel sedangkan dalam kelompok output terdapat 3
tiga variabel. Variabel-variabel dalam kelompok input inilah yang menjadi faktor utama pembentuk daya saing ekonomi suatu daerah yang tercermin pada besaran variabel-
variabel output yang dihasilkan, guna pencapaian target outcome yakni pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Ke-37 variabel dalam kelompok input digolongkan ke dalam 5 kategori indikator input besar yakni : i perekonomian daerah; ii ketenagakerjaan dan Sumber Daya Manusia
SDM; iii lingkungan usaha produktif; iv infrastruktur, SDA dan lingkungan; v perbankan dan lembaga keuangan. Sementara itu, 3 variabel output yakni: i kinerja
ekonomi daerah PDRB per kapita; ii produktivitas tenaga kerja; iii tingkat kesempatan kerja.
Berdasarkan hasil pemeringkatan daya saing daerah dari 434 empat ratus tiga puluh empat kabupatenkota di Indonesia yang diteliti, menunjukkan bahwa :
Tidak terdapat kabupatenkota khususnya di Sulawesi yang termasuk dalam 10
peringkat teratas. Catatan bahwa “kabupatenkota yang mempunyai daya saing tinggi tidak selalu terkait dengan SDA yang tinggi”.
Secara umum daerah-daerah di Sulawesi Tenggara berada pada pada peringkat menengah, meskipun demikian terdapat beberapa daerah di Sulawesi Tenggara yang
termasuk dalam kategori “10 peringkat terbawah”, antara lain :
Kabupaten Score Peringkat
Konawe Selatan 1.09 394
Bombana 1.06 404
Wakatobi 0.94 425
Lebih lanjut hasil pemeringkatan tersebut dipetakan dalam 4 kuadran, dengan kategori:
24
Penduduk Dengan Pendidikan Tertinggi Universitas Di Sulawesi Tenggara
- 1
2 3
4 5
6 7
8 9
Kab. B uto n Kab. Ko nawe
Kab. Ko laka Kab. M una
Ko ta Kendari Ko ta B au-bau
Kab. Ko nawe Selatan Kab. B o mbana
Kab. Wakato bi Kab. Ko laka Utara
Rata2 pnddk dgn pendidikan tertinggi
universitas
2.10
Kuadran Kategori input Kategori Output Jumlah KabupatenKota I
II III
IV Tinggi
Tinggi Rendah
Rendah Tinggi
Rendah Rendah
Tinggi 74
56 282
22 Secara umum daerah-daerah di Sulawesi Tenggara berada di Kuadran III. Meskipun
input rendah namun daerah di Sulawesi Tenggara mampu menghasilkan output yang hanya sedikit dibawah output nasional.
Kabupatenkota di Sulawesi Tenggara termasuk dalam kuadran III, antara lain: Kabupaten
Ranking Daya Saing Buton
Konawe Muna
Bau-bau Konawe Selatan
Bombana Wakatobi
418 353
337 237
394 404
425
Beberapa data yang digunakan untuk mendukung penelitian tersebut antara lain adalah:
1. Persentase penduduk dengan latar belakang pendidikan tertinggi universitas
25
Indeks Kemahalan Konstruksi di Sulawesi Tenggara
- 20
40 60
80 100
120 140
160 180
Kab. B uto n Kab. Ko nawe
Kab. Ko laka Kab. M una
Ko ta Kendari Ko ta B au-bau
Kab. Ko nawe Selatan Kab. B o mbana
Kab. Wakato bi Kab. Ko laka Utara
rata2 indeks
kemahalan konstruksi
150
Berdasarkan data tersebut terlihat bahwa persentase terbesar penduduk dengan latar belakang pendidikan tertinggi universitas adalah Kota Kendari. Namun demikian,
secara umum hanya sedikit penduduk di Sulawesi Tenggara yang memiliki latar belakang pendidikan tertinggi universitas. Pada tahun 2007, hanya terdapat + 7 dari
total angkatan kerja yang memiliki latar belakang pendidikan tertinggi universitas. Kondisi ini mencerminkan bahwa kualitas SDM Provinsi Sulawesi Tenggara masih perlu
ditingkatkan. 2. Indeks kemahalan konstruksi di Sulawesi Tenggara
Indeks kemahalan konstruksi menggambarkan tingkat kemahalan untuk melakukan kegiatan usaha. Berdasarkan data diatas terlihat bahwa secara umum indeks
kemahalan di Sulawesi Tenggara hampir sama untuk semua kabupatenkota. Namun demikian, indeks kemahalan konstruksi di Sulawesi Tenggara masih cukup tinggi
dengan angka indeks rata-rata 150.
26
Poverty Gap Index di Sulawesi Tenggara
0.00 0.20
0.40 0.60
0.80 1.00
1.20 1.40
1.60
Kab. Buton Kab. Konaw e
Kab. Kolaka Kab. Muna
Kota Kendari Kota Bau-bau
Kab. Konaw e Selatan Kab. Bombana
Kab. Wakatobi Kab. Kolaka Utara
rata2 poverty gap index
0.94
3. Poverty gap
Poverty Gap Index atau The Depth of Poverty merupakan perbedaan rata-rata pendapatan orang miskin dari garis kemiskinan sebagai suatu proporsi dari garis
kemiskinan tersebut. Dari data diatas tampak bahwa poverty gap index yang paling baik adalah Kota Kendari dengan angka indeks 0,40. Meskipun demikian, rata-rata
poverty gap index di Sulawesi Tenggara masih cukup tinggi yaitu sebesar 0,94. Hal ini menjadi salah satu indikasi bahwa masih banyak masyarakat Sulawesi Tenggara yang
berada dibawah garis kemiskinan. 4. Rasio ketergantungan
Rasio ketergantungan dependency ratio yaitu angka perbandingan yang menunjukkan besar beban tanggungan dari kelompok usia produktif. Usia produktif
Rasio ketergantungan di Sulawesi Tenggara
- 20
40 60
80 100
Kab. Buton Kab. Konaw e
Kab. Kolaka Kab. Muna
Kota Kendari Kota Bau-bau
Kab. Konaw e Selatan Kab. Bombana
Kab. Wakatobi Kab. Kolaka Utara
62
rata2 rasio ketergan-
tungan
27
15 – 64 tahun selain menanggung kebutuhan hidup dirinya juga menanggung kebutuhan hidup golongan usia muda 0 – 14 tahun dan golongan tua 65 tahun ke
atas. Dari data tersebut tampak bahwa rata-rata rasio ketergantungan di Sulawesi Tenggara masih cukup tinggi yaitu 62. Hal ini menunjukkan bahwa struktur
kependudukan di Sulawesi Tenggara berada pada usia tidak produktif yaitu antara golongan muda dan golongan tua yang pada akhirnya menjadi tanggungan kelompok
penduduk golongan produktif. Dari deskripsi hasil penelitian tersebut, terdapat beberapa hal yang bisa dilakukan
pemerintah daerah guna meningkatkan daya saing Sulawesi Tenggara yaitu: 1. Melakukan identifikasi komoditi unggulan yang disertai dengan pengelolaan
komoditi unggulan tersebut baik dalam hal on farm maupun off farm guna meningkatkan daya saing.
2. Melakukan penelitian yang mendalam terhadap berbagai peraturan daerah perda guna mengidentifikasi perda yang kurang kondusif untuk iklim investasi sehingga
dapat dilakukan deregulasi guna menghasilkan perda-perda yang dapat mendukung iklim investasi dan mampu meningkatkan kesempatan kerja.
3. Meningkatkan kualitas infrastruktur yang antara lain dengan optimalisasi realisasi belanja jalan, irigasi dan jaringan. Berdasarkan kondisinya, pada tahun 2006 jalan
yang dalam kondisi rusak dan rusak berat di Sulawesi Tenggara mencapai 36,25 dari total panjang jalan 7.782,62 Km. Sementara itu, berdasarkan laporan realisasi
APBD-P Provinsi Sulawesi Tenggara 2007 diketahui bahwa realisasi belanja jalan, irigasi dan jaringan hanya 79,10 dari anggaran artinya bahwa terdapat dana
sebesar 20,90 dari anggaran yang belumtidak terealisasi.
BAB II Asesmen Inflasi
1. Kondisi Umum
Pada triwulan II-2008, perkembangan harga secara umum di Sulawesi Tenggara yang digambarkan oleh perubahan Indeks Harga Konsumen IHK di Kota Kendari, secara tahunan
tercatat lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan II-2007. Perkembangan harga yang diukur dengan Indeks Harga Konsumen IHK pada
triwulan II-2008 mengalami inflasi sebesar 13,19 y.o.y atau lebih tinggi dibandingkan triwulan II-2007 yang mengalami inflasi sebesar 9,74 y.o.y. Laju inflasi di Sulawesi
Tenggara tersebut juga tercatat masih lebih tinggi dari inflasi nasional sebesar 11,03 y.o.y. Inflasi tahunan tertinggi di Sulawesi Tenggara terjadi pada kelompok bahan makanan
29,15 y.o.y. Sementara itu, inflasi Provinsi Sulawesi Tenggara selama tahun 2008 sampai dengan bulan Juni 2008 tercatat sebesar 10,78 y.t.d lebih tinggi dari inflasi nasional
sampai dengan bulan Juni 2008 yang tercatat sebesar 7,73 y.t.d.
Tabel 2.1. Perkembangan Inflasi Provinsi Sulawesi Tenggara 2007
2008 Inflasi Umum
Juli Agust
Sept Okt Nov
Des Jan
Feb Mar Apr May
Jun
Monthly m.t.m 2.55
-1.57 -0.8
0.95 1.23
0.72 1.94
-0.07 1.02 0.44 2.13
6.49 Year to Date y.t.d
6.98 5.3
4.46 5.46
6.76 7.53
1.94 1.87 2.91 3.36
5.56 10.78
Year On Year y.o.y 11.9 9.7
7.43 9.17
8.37 7.53
7.5 7.65 8.42 8.58
9.57 13.19
Sumber: data BPS diolah