perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 35
Tabel 2.14 Faktor Penyesuaian Arus Jalan Minor F
MI
IT F
MI
P
MI
422 1,19 × P
MI 2
– 1,19 × P
MI
+ 1,19 0,1 – 0,9
16,6 × P
MI 4
– 33,3 × P
MI 3
+ 25,3 × P
MI 2
– 8,6 × P
MI
+ 1,95 0,1 – 0,3
424
444 1,11 × P
MI 2
– 1,11 × P
MI
+ 1,11 0,3 – 0,9
1,19 × P
MI 2
– 1,19 × P
MI
+ 1,19 0,1 – 0,5
322 -0,595 × P
MI 2
– 0,595 × P
MI 3
+ 0,74 0,5 – 0,9
1,19 × P
MI 2
– 1,19 × P
MI
+ 1,19 0,1 – 0,5
342 2,38 × P
MI 2
– 2,38 × P
MI
+ 1,49 0,5 – 0,9
16,6 × P
MI 4
– 33,3 × P
MI 3
+ 25,3× P
MI 2
– 8,6 × P
MI
× 1,95 0,1 – 0,3
1,11 × P
MI 2
– 1,11 × P
MI
+ 1,11 0,3 – 0,5
324
344 -0,555 × P
MI 2
+ 0,555 × P
MI
+ 0,69 0,5 – 0,9
Sumber : MKJI, 1997
8 Kapasitas
Kapasitas dihitung dengan menggunakan persamaan 2.27, dengan memasukkan berbagai faktor yang telah dihitung pada langkah diatas dari 1-7.
2.5.3 Tingkat Kinerja Simpang
2.5.3.1 Derajat kejenuhan DS
Derajat kejenuhan adalah rasio dari arus lalulintas terhadap kapasitas untuk suatu pendekat. Derajat Kejenuhan dihitung dengan menggunakan rumus 2.42 :
DS = Q
TOT
C……………………………………………………………………..2.42 Dengan :
Q
TOT
= arus total smpjam C
= kapasitas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 36
2.5.3.2 Tundaan
Tundaan terdiri dari tundaan lalu lintas dan tundaan geometrik. Tundaan lalu lintas vehicle interaction delay adalah waktu yang diperlukan untuk menunggu akibat
adanya interaksi antara lalulintas dengan lalulintas yang menimbulkan masalah kemacetan konflik, dan tundaan geometrik geometrical delay adalah waktu
tambahan yang disebabkan adanya perlambatan dan percepatan kendaraan yang membelok di persimpangan dan atau yang terhenti oleh perlintasan kereta api.
Pada simpang tak bersinyal, tundaan terdiri dari : Tundaan lalu-lintas simpang DTt, tundaan lalu-lintas jalan utama DT
MA
, Tundaan lalu-lintas jalan minor DT
MI
, Tundaan Geometrik simpang DG, dan Tundaan simpang D.
1 Tundaan Lalu-lintas Simpang DT
I
Tundaan lalulintas simpang adalah tundaan lalu-lintas rata-rata untuk semua kendaraan bermotor yang masuk persimpangan. Rumus yang digunakan untuk
mencari DT
I
adalah : · Untuk DS
≤ 0,6 DT
I
= 2 + 8,2078 DS – 1 – DS x 2 ……………………………………2.43 · Untuk DS 0,6
DT
I
= 1,05040,2742 – 0,2042 DS – 1 – DS x 2 …………………….2.44
Gambar 2.8 Tundaan lalu-lintas simpang VS Derajat kejenuhan
Sumber : Manual Kapasitas Jalan Indonesia, 1997
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 37
2 Tundaan Lalu-lintas jalan utama DT
MA
Tundaan lalu-lintas jalan-utama adalah tundaan lalu-lintas rata-rata semua kendaraan bermotor yang masuk persimpangan dari jalan-utama. Rumus yang
digunakan untuk mencari DT
MA
adalah : · Untuk DS
≤ 0,6 DT
MA
= 1,8 + 5,8234 DS – 1 – DS x 1,8 ……………………………2.45 · Untuk DS 0,6
DT
MA
= 1,050340,346 – 0,246 DS – 1 – DS x 1,8 ……………….2.46 Atau ditentukan dari kurva empiris hubungan antara DT
MA
dengan DS berikut ini :
Gambar 2.9 Tundaan lalu-lintas jalan utama VS derajat kejenuhan
Sumber : Manual Kapasitas Jalan Indonesia, 1997
3 Tundaan Lalu-lintas Jalan Minor DT
MI
Tundaan lalu-lintas jalan minor rata-rata, ditentukan berdasarkan tundaan simpang rata-rata dan tundaan jalan utama rata-rata :
DT
MI
= Q
TOT
× DT
I
- Q
MA
× DT
MA
Q
MI
…………………………………….2.47
Sumber : MKJI, 1997
Dengan : Q
TOT
= Arus total smpjam
DT
t
= Tundaan lalu-lintas simpang
Q
MA
= Arus jalan utama
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 38
DT
MA
= Tundaan lalu-lintas jalan utama
Q
MT
= Arus jalan minor
4 Tundaan Geometrik Simpang Tundaan geometrik simpang adalah tundaan geometrik rata-rata seluruh
kendaraan bermotor yang masuk simpang. DG dihitung dari rumus berikut. Untuk DS 1,0
DG = 1- DS × P
T
× 6 + 1- P
T
× 3 + DS × 4 detsmp …………...…2.48 Unt uk DS
≥ 1,0 DG = 4 ……………………………………………………………………2.49
Dengan : DG
= Tundaan geometrik simpang
DS =
Derajat kejenuhan P
T
= Rasio belok total.
5 Tundaan Simpang D Tundaan simpang dihitung sebagai berikut :
D = DG + DT
I
detsmp…………………………………….………….2.50
Sumber : MKJI, 1997
Dengan : DG
= Tundaan geometrik simpang
DT
I
= Tundaan lalu-lintas simpang
2.5.3.3 Peluang Antrian
Rentang nilai peluang antrian ditentukan dari gambar 2.10 yang menunjukkan hubungan empiris antara peluang antrian dan derajat kejenuhan DS yang terletak
antara garis.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 39
Batas atas QP = 47,71 DS – 24,68 DS
2
+ 56,47 DS
3
……………………...….2.51 Dengan garis
Batas bawah QP = 9,02 DS – 20,66 DS
2
+ 10,49 DS
3
………………………..2.52
Gambar 2.10 Rentang peluang antrian QP terhadap derajat kejenuhan DS.
Sumber : Manual Kapasitas Jalan Indonesia, 1997
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 40
BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1 Umum
Metode penilitian merupakan langkah – langkah awal atau sebuah metode yang dilakukan dalam penelitian suatu permasalahan, kasus, gejala, fenomena atau lainnya
dengan jalan ilmiah untuk mendapatkan jalan yang rasional. Metode yang digunakan dalam penyusunan skripsi ini adalah metode survey yang diperoleh berupa data
geometrik jalan, arus lalu lintas dan tundaan, yaitu jumlah kendaraan yang melewati persimpangan dicatat menurut jenisnya, pergerakan arus lalu lintasnya, dan metode
analisis. Untuk menentukan nilai emp MC dan HV maka parameter yang diperlukan adalah:
1. Jumlah kendaraan yang melintas di simpang tidak bersinyal, yaitu MC, LV dan HV Jenis pasangan kendaraan yang melewati lokasi penelitian. Jenis pasangan
kendaraan yang dicatat adalah iring – iringan yang dihitung time headway nya, Jenis pasangan iringan – iringan kendraan yang dicatat time headwaynya dapat
dilihat pada Table 3.1 2. Senjang waktu time headway dari tiap jenis pasangan kendaraan yang
berurutan. Time headway yang dicatat yaitu dari iring – iringan kendaraan seperti yang ditunjukan pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1 Jenis Pasangan Kendaraan yang dicatat Time Headwaynya Jenis Pasangan Kendaraan
LV - LV HV - HV
HV - LV LV - HV
MC - MC LV - MC
MC - LV Untuk mengetahui kinerja simpang tak bersinyal Manahan atas dasar observasi nilai
emp, maka parameter yang diperlukan adalah : 1. Distribusi pergerakan arus lalu lintas yang melewati lokasi penelitian. Yaitu dari
arah lurus ST, belok kanan RT dan belok kiri LT, yang mencakup beberapa jenis kendaraan, meliputi motorcycle, light vehicle dan heavy vehicle.
2. Lama waktu tundaan kendaraan bermotor akibat buka tutup pintu perlintasan kereta api.