perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 11
satuan mobil penumpang smp. Faktor yang mempengaruhi nilai emp antara lain :
1. Jenis jalan, seperti jalan luar kota atau jalan bebas hambatan. 2. Tipe alinemen, seperti medan datar, berbukit, atau pegunungan.
3. Volume lalu lintas 2. Mikroskopis
Arus lalu lintas secara mikroskopis merupakan suatu karakteristik secara individual dari kendaraan yang meliputi headway dan spacing.
Time headway merupakan salah satu variable dasar yang digunakan untuk menjelaskan pergerakan lalu lintas. Time headway adalah interval waktu antara dua
kendaraan yang melintasi suatu titik pengamatan pada jalan raya secara berurutan dalam arus lalu lintas. Pengukuran dilakukan dari waktu antara ban belakang mobil
depan dengan ban belakang mobil yang berurutan di belakangnya ketika melewati batas headway. Data headway diukur dengan memakai stopwatch.
Spacing didefinisikan sebagai jarak antara kendaraan yang berurutan di dalam arus lalu lintas, yang dihitung dari muka kendaraan yang satu dengan muka kendaraan
dibelakangnya meterkendaraan. Data Spacing diperoleh dengan survey dari foto udara.Volume lalu lintas tergantung pada time headway, demikian berlaku pula
sebaliknya. Jika arus lalu lintas mencapai maksimum, maka time headway akan mencapai minimum dan jika volume mengecil, time headway akan mencapai
maksimum.
2.2.3 Karakteristik Aliran Lalu – Lintas Dengan Adanya Pintu Perlintasan
Kereta Api
Karakteristik aliran lalu – lintas dengan adanya pintu perlintasan kereta api merupakan interaksi antara dua moda yang berbeda yaitu pengguna jalan dan kereta
api yang melintas atau pertemuan sebidang antara dua jenis prasarana transportasi dalam hal ini antara jalan raya dengan jalan rel. Sesuai dengan pasal 124 Undang-
Undang no.23 tahun 2007 yang tersurat “pada perpotongan sebidang antara jalur kereta api dan jalan raya, pemakai jalan wajib mendahulukan perjalanan kereta api”,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 12
sehingga jika perlintasan antara kedua moda tersebut terjadi dan masih sebidang level crossing maka harus dilakukan penutupan perlintasan jalan pada saat kereta
api akan melintas di persimpangan tersebut . Akibat dari penutupan perlintasan tentu akan menyebabkan tundaan bagi moda jalan.
Permasalahan perlintasan sebidang jalan kereta api dengan jalan secara teoritis dipandang dari ilmu lalulintas adalah sebagai berikut :
a. Adanya titik konflik di perlintasan jalan kereta api . b. Tundaan delay yang dialami oleh semua moda di jalan pada saat terjadi
penutupan perlintasan akibat adanya pergerakan kereta api . c. Keselamatan perjalanan kedua moda , baik perjalanan kereta api maupun lalulintas
pengguna jalan. Dampak lain yang perlu diperhatikan sebagai akibat dari penutupan pintu perlintasan
sebidang atara kereta api dengan jalan raya adalah : 1. Pejalan kaki harus disediakan sarana penyeberangan berupa jembatan orang .
2. Masyarakat penyandang cacat dalam hal ini tidak dapat terakomodasi, sehingga harus melalui simpang tak sebidang yang praktis jarak lintasan lebih jauh .
3. Terjadinya pemisahan dua daerah yang sebelumnya merupakan satu komunitas; hal ini akan berdampak pada kehidupan sosial ekonomi masyarakat setempat
maupun masyarakat dan lingkungan secara umum. Secara umum kondisi perlintasan sebidang jalan kereta api dengan jalan raya di
provinsi Jawa Tengah khususnya Surakarta saat ini masih jauh dari pada ideal, dilihat dari :
a. Tingginya tingkat gangguan terhadap operasional kereta api. b. Tingginya angka kecelakaan dan fatalitas pada perlintasan sebidang.
c. Tingginya tundaan lalulintas jalan akibat buka-tutup pintu perlintasan akibat tingginya frekuensi perjalanan kereta api.
d. Dampak sosial terhadap masyarakat dan lingkungan disekitar perlintasan kereta api.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 13
2.2.4 Karakteristik Kendaraan