29
dalam tiap baris; 4 rima; dan 5 irama Wirjosoerdarmo dalam Pradopo 1990:5
Puisi merupakan susunan unsur meliputi: emosi, imajinasi, pemikiran, ide, nada, irama, kesan pancaindera, susunan kata, kata-kata
kiasan, kepadatan, dan perasaan yang bercampur-campur. Jadi puisi merupakan ekspresi pemikiran yang membangkitkan perasaan, yang
merangsang pancaindera, dalam susunan yang berirama Shahnon Ahmad dalam Pradopo 1990:7
Dari berbagai uraian diatas, peneliti menyimpulkan bahwa puisi adalah karya sastra yang memiliki unsur-unsur pembentuk yang sistematis
dan kompleks, banyak mengandung makna konotatif, dan memiliki unsur keindahan atau estetis, sehingga dengan penelitian ini, diharapkan unsur-
unsur tersebut dapat digali hingga didapat sebuah arti atau pokok pikiran dari puisi yang dikaji.
2.2.3. Ciri-ciri puisi
Menurut Waluyo 2002:2 ciri-ciri kebahasaan puisi dibedakan menjadi enam kelompok yaitu pemadatan bahasa, pemilihan kata khas,
kata konkret, pengimajian, irama, dan tata wajah.
a. Pemadatan Bahasa
Bahasa dipadatkan gara berkekuatan gaib. Pemadatan bahasa berarti penghematan unsur-unsur bahasa pada sebuah puisi. Kata-kata
yang tidak berfungsi benar mendukung makna akan dihilangkan oleh penyair, demikian pula halnya dengan tanda baca. Sangat jarang
30
penyair yang dalam menuliskan baris-baris puisinya menepati dengan setia aturan penggunaan tanda-tanda baca seperti dalam prosa
Suharianto 2005: 35. Jika puisi itu dibaca, deretan kata-kata tidak membentuk kalimat dan alinea, tapi membentuk larik dan bait yang
sama sekali berbeda hakikatnya. Larik memiliki makna yang lebih luas dari kalimat. Dengan perwujudan tersebut, diharapkan kata atau frasa
juga memiliki makna yang lebih luas daripada kalimat biasa.
b. Pemilihan Kata Khas
Tidak semua kata-kata dalam puisi sulit dipahami. Kata-kata jelas, dan mudah dimaknai juga banyak terdapat dalam puisi. Apabila
semua kata khas puisi, maka puisi menjadi gelap dan sulit dipahami. Faktor-faktor yang dipertimbangkan dalam memilih kata adalah
sebagai berikut: 1.
Makna kias. Makna kias banyak digunakan dalam karya sastra. Puisi adalah genre sastra yang menggunakan makna kias.
2. Lambang. Dalam puisi banyak digunakan lambang yaitu
penggantian suatu hal benba dengan halbenda lain. Jenis-jenis lambang yang ada dalam puisi meliputi lambang benda, seperti
lambang warna, lambang bunyi, dan lambang suasana. Lambanga wanra memberi makna tambahan pada warna untuk mengganti atau
menambahkan makna sesungguhnya makna denotasi. Lambang bunyi artinya makna khusus yang diciptakan oleh bunyi-bunyian
atau perpaduan bunyi-bunyi tertentu. Lambang suasana artinya
31
peristiwa atau keadaan yang tidak digambarkan seperti apa adanya, tetapi diganti dengan keadaan lain.
3. Persamaan bunyi. Pemilihan kata di dalam sebuah baris maupun
dari saatu baris ke baris lain mempertimbangkan kata-kata yang mempunyai persamaan bunyi yang harmonis.
c. Kata Konkret
Kata konkret adalah kata-kata yang diciptakan penyair agar puisinya lebih nyata, dan bermakna. Penyair ingin menggambarkan
suatu secara lebih konkret atau nyata. Bagi penyair mungkin dirasa lebih jelas karena lebih konkret, namun bagi pembaca sering lebih sulit
ditafsirkan maknanya. Maksudnya, sebagian besar puisi sukar dipahami makna yang terkandung di dalamnya karena kata-kata yang tercipta
ketika puisi itu ditulis sesuai dengan situasi hati penyair, pikiran penyair, atau bahkan bahasa penyair itu sendiri. Sehingga ketika
seseorang mengartikan makna dari sebuah puisi, mungkin akan berbeda pula makna yang ditafsirkan oleh orang lain.
d. Pengimajian