35
2. Perasaan
Perasaan adalah sikap penyair terhadap pokok parmasalahan yang dikandung dalam puisi. Sikap ini akan
muncul kesan haru, senang, ceria, murung, heroik, putus asa, pasrah, sabar, dan sebagainya.
3. Nada
Nada adalah sikap penyair terhadap pembaca. Dalam menyikapi pembaca, penyair memiliki nada yang berbeda.
Sikap penyair terhadap pembaca antara lain, doktriner, menghakimi, menggurui, menghasut, menyindir, dan
mempersuasi. 4.
Suasana Suasana dalam puisi yaitu hubungan penyair dengan
permasalahan yang diciptakan dalam puisi. Suasana dalam puisi antara lain sepi, sunyi, mencekam, hening, bahagia, ceria
dan sebagainya. 5.
Amanat Adalah pesan penyair secara implisit terkandung dalam
puisi. Secara umum, amanat berisi pesan moral.
2.2.4.1.2 Unsur Pembina Puisi
Unsur pembina puisi yang paling utama adalah bunyi, termasuk didalamnya rima, dan irama. Serta kata, yang meliputi makna, diksi,
pigura bahasa, citraan, gaya bahasa, dan hal yang diungkap penyair Baribin 1990:41.
2.2.4.1.2.1 Bunyi
Dalam puisi, bunyi bersifat estetik, merupakan unsur puisi untuk mendapatkan keindahan dan tenaga ekspresif. Bunyi disamping tugasnya
36
sebagai pendukung arti, juga digunakan sebagai: a peniru bunyi atau onomatope, b lambang rasa, dan c kiasan suara Muljana,1956 : 61
Bunyi yang sama, yang berulang-ulang ditemukan dalam sajak disebut rimasajak. Menurut tempatnya dalam puisi, rima dibedakan:
a. Rima awal
Contoh: Beta termenung
Karena bingung Beta berlutut
Hendak bersujud
b. Rima tengah
Contoh: Aku pengapa padiku ini
Jika dilurut, pecah batangnya Aku pengapa hatiku ini
Jika diturut sudah datangnya
c. Rima akhir
Contoh: Aku lalai di hari pagi
Beta lengah di masa muda Kini hidup meracun hati
Miskin ilmu miskin harta
Persamaan bunyi rima itu ada yang secara keseluruhan sama, dan ada yang sebagian bunyinya saja yang sama; persamaan bunyi itu
disebut aliterasi. Sedang persamaan bunyi pada vokalnya saja disebut asonansi.
Contoh aliterasi : Kaulah Kandil kemerlap
Amir Hamzah Nyanyi Sunyi Contoh asonansi :
Segala cintaku hilang terbang Amir Hamzah Nyanyi Sunyi
37
Peranan bunyi mendapat perhatian penting dalam menentukan makna yang dihasilkan puisi, jika puisi dibaca. Pembahasan bunyi di
dalam puisi menyangkut masalah rima, ritma, dan metrum. Rima berarti persamaan atau pengulangan bunyi, sedangkan Ritma berarti pertentangan
bunyi yang berulang secara teratur yang membentuk gelombang antar baris puisi. Metrum berarti variasi tekanan kata atau suku kata
Djojosuroto 2006: 23 Dalam memahami puisi melalui wacana tulis dengan berbagai
penataan eksotik oleh penyair, makna puisi akan baru konkrit bila puisi itu dibacakan membaca estetik, membaca nyaring. Hal ini didasari suatu
asumsi penerimaan dengan menggunakan indra visual lebih sulit dibandingkan dengan indera auditif. Bahkan saat ini belum ada aturan
dalam bahasa Indonesia yang mengatur tentang intonasi bunyi bahasa dalam usaha menentukan makna ujaran.
Contoh : Ngiau Kucing dalam darah dia menderas
Lewat dia mengalir ngilu ngiau dia ber Gegas lewat dalam aortaku dalam rimba
Darahklu dia besar dia bukan harimau bukan singa Bukan hina bukan leopard dia macan kucing bukan kucing
Tapi kucing ngiau dia lapar dia merambah dunia afrikaku Dengan cakarnya dengan amuknya dia meraung dia mengerang
Jangan beri daging dia tidak mau daging Jesus jangan beri roti dia tak
Mau roti ngiau
Sutardji Calzoum Bahri, Amuk
38
Puisi diatas kurang bisa ditafsirkan maknanya jika puisi tersebut tidak dibacakan. Begitu juga dengan puisi-puisi yang lain Djojosuroto
2006: 23-26. 2.2.4.1.2.2
Kata
Y. Elema dalam dalil seni sastra mengatakan bahwa puisi mempunyai nilai seni bila pengalaman jiwa yang menjadi dasarnya dapat
dijelmakan dalam kata Muljana 1956 : 25. Kata bagi penyair adalah alat untuk menjelmakan pengalamannya. Kata-kata yang dipilih haruslah dapat
menimbulkan imaji estetik, sehingga hasilnya dapat disebut diksi puitik Barfield 1952 : 41. Jadi diksi itu untuk menciptakan dan mendapatkan
kepuitisan, untuk mendapatkan nilai estetik. Dalam puisi, kata-kata tidak hanya mengandung arti
denotatif,tetapi juga memiliki kata konotatif, yaitu arti tambahan yang ditimbulkan oleh asosiasi-asosiasi yang keluar dari denotasinya. Arti
denotatif ialah arti yang tersurat, arti yang ditemukan dalam kamus. Arti denotatif akan menunjuk pada satu benda atau satu hal. Misal : kembang:
bunga. Arti konotatif adalah arti yang tersirat arti yang ditambahkan atau disarankan pada arti yang tersurat itu. Misal: kembang: gadis
2.2.4.1.2.3 Gaya bahasa