BAB II KERANGKA TEORI
Pada bagian ini, peneliti mengemukan mengenai teori maupun konsep dari kedua variabel yang akan diteliti yakni variabel budaya organisasi dan kinerja
karyawan pada perusahaan BPJS Ketenagakerjaan
Kanwil Sumbagut Medan
, hal ini dilakukan agar penelitian lebih terarah dalam pencapaian tujuan yang hendak
dicapai oleh peneliti. Kerangka teori berisikan mengenai gambaran atau batasan – batasan
tentang teori-teori yang dipakai sebagai landasan penelitian yang akan dilakukan. Teori merupakan pendapat yang dikemukakan sebagai suatu keterangan mengenai
sesuatu peristiwa kejadian, dan asas-asas, hukum-hukum umum yang menjadi dasar sesuatu kesenian atau ilmu pengetahuan, serta pendapat cara-cara dan
aturan-aturan untuk melakukan sesuatu.
2.1 Budaya Organisasi
2.1.1 Pengertian Budaya Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI, Budaya atau
kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu Buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi budi atau akal yang diartikan
sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Budaya culture berasal dari perkataan lain yakni colere yang memiliki arti
mengolah, mengerjakan, menyuburkan, dan mengembangkan terutama mengolah atau bertani atau dapat juga diartikan sebagai segala daya dan
Universitas Sumatera Utara
aktivitas untuk mengolah dan mengubah alam. Budaya merupakan nilai nilai dan kebiasaan yang diterima sebagai acuan bersama yang diakui dan
dihormati. Budaya telah menjadi konsep penting dalam memahami masyarakat dan kelompok manusia untuk waktu yang lama. Menurut
Stoner 1995:181 budaya culture adalah gabungan kompleks dari asumsi, tingkahlaku, cerita, mitos, metafora, dan berbagai ide lain yang
menjadi satu untuk menentukan apa arti menjadi anggota masyarakat tertentu.
2.1.2 Pengertian Organisasi Menurut J.R. Schermerhorn dalam Tika 2006:3 Organisasi adalah
kumpulan orang yang bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama. Menurut Chester J.Bernard dalam tika 2006:4 organisasi adalah kerja
sama dua orang atau lebih, suatu sistem dari aktivitas-aktivitas atau kekuatan-kekuatan perorangan yang dikoordinasikan secara sadar.
Sedangkan menurut Philip Selzick dalam Tika 2006:4 Organisasi adalah pengaturan personil guna memudahkan pencapaian beberapa tujuan yang
telah ditetapkan melalui alokasi fungsi dan tanggung jawab. Berdasarkan ketiga definisi organisasi di atas, dapat diketahui bahwa hal-
hal yang tercakup dalam organisasi terdiri dari: 1. Kumpulan dua orang atau lebih
2. Kerja sama 3. Tujuan bersama
4. Sistem koordinasi kegiatan 5. Pembagian tugas dan tanggung jawab personil
Universitas Sumatera Utara
2.1.3 Pengertian Budaya Organisasi Budaya organisasi sering dikaitkan dengan budaya yang berlaku didalam
sebuah perusahaan, karena perusahaan pastilah membentuk sebuah organisasi, organisasi merupakan sekumpulan beberapa orang lebih dari 2
orang yang membentuk kelompok atau satuan kerja yang bekerja sama untuk mencapai tujuan yang sama.
Pada penelitian yang dilakukan ini, peneliti memfokuskan pada budaya organisasi yang berlaku di sebuah perusahaan dimana selanjutnya antara
budaya organisasi dan budaya perusahaan memiliki sinonim yang sama yakni apabila disebutkan budaya organisasi maka dapat diartikan sebagai
budaya perusahaan, sedangkan apabila disebutkan budaya perusahaan maka dapat diartikan sebuah budaya organisasi yang berlaku diebuah
perusahaan. Budaya organisasi merupakan sebuah
sistem makna bersama yang dianut
oleh para anggota yang membedakan suatu organisasi
dari organisasi organisasi lainnya.
Sistem makna bersama ini adalah
sekumpulan karakteristik
kunci yang dijunjung tinggi oleh organisasi yang erat kaitanya dalam sebuah perusahaan. Menurut Taliziduhu Ndraha dalam
bukunya Budaya Organisasi 2003:4 menyatakan bahwa budaya perusahaan Corporate Culture adalah aplikasi dari budaya Organisasi
terhadap badan usaha perusahaan. Lebih spesifik lagi, jika budaya organisasi diaplikasikan pada manajemen organisasi, lahirlah konsep
budaya manajemen.
Universitas Sumatera Utara
Sedangkan Menurut Phiti Sithi Amnuai dalam tulisannya How to Build a Corporation Culture dalam Tika, 2006: 4 budaya organisasi adalah
seperangkat asumsi dasar dan keyakinan yang dianut oleh anggota-anggota organisasi, kemudian dikembangkan dan diwariskan guna mengatasi
masalah-masalah adaptasi eksternal dan masalah integrasi internal. Kotter dan Heskett dalam Tika, 2006: 19 menyatakan bahwa budaya
organisasi merupakan nilai yang dianut secara bersama oleh anggota organisasi, cenderung membentuk perilaku kelompok. Nilai-nilai sebagai
budaya organisasi cenderung tidak terlihat maka sangat sulit berubah. Sedangkan norma perilaku kelompok dapat dilihat dan tergambar pada
pola tingkah laku dan gaya anggota organisasi relatif dapat berubah. Menurut beberapa ahli ahli diantaranya Peter F. Druicker, Phiti Sithi
Amnuai, dan Edgar dalam Tika, 2006:5 dikemukakan unsur-unsur dalam budaya organisasi yakni sebagai berikut :
a Asumsi Dasar Dalam budaya orgaisasi terdapat asumsi dasar yang dapat berfungsi
sebagai pedoman bagi anggota maupun kelompok dalam organisasi untuk berprilaku
b Keyakinan yang dianut Dalam budaya organisasi terdapat keyakinan yang dianut dan
dilaksanakan oleh para anggota organisasi. Keyakinan ini mengandung nilai-nilai yang data berbentuk slogan atau moto, asumsi dasar, tujuan
umum organisasiperusahaan, filosofi usaha, atau prinsip-prinsip menjelaskan usaha.
Universitas Sumatera Utara
c Pemimpin atau kelompok pencipta dan pengembangan budaya organisasi. Budaya organisasi perlu diciptakan dan dikembangkan oleh
pemimpin organisasiperusahaan atau kelompok tertentu dalam organisasi atau perusahaan tersebut.
d Pedoman mengatasi masalah Dalam organisasiperusahaan, terdapat dua masalah pokok yang sering
muncul, yakni masalah adaptasi eksternal dan masalah integrasi internal. Kedua masalah tersebut dapat diatasi dengan asumsi dasar
dan keyakinan yang dianut bersama anggota organisasi e Berbagi nilai Sharing of Value
Dalam budaya organisasi perlu berbagai nilai terhadap apa yang paling diinginkan atau apa yang lebih baik atau berharga bagi seseorang.
f Pewarisan learning process Asumsi dasar dan keyakinan yang dianut oleh anggota organisasi perlu
diwariskan kepada anggota-anggota baru dalam organisasi sebagai pedoman untuk bertindak dan berprilaku dalam organisasiperusahaan
tersebut. g Penyesuaian adaptasi
Perlu penyesesuaian anggota kelompok terhadap peraturan atau norma yang berlaku dalam kelompok atau organisasi tersebut, serta adaptasi
organisasiperusahaan terhadap perubahan lingkungan 2.1.4 Karateristik Budaya Organisasi
Menurut Robins dalam Tika, 2006:10 terdapat beberapa karakteristik yang apabila dicampur dan dicocokkan, akan menjadi budaya yaitu:
Universitas Sumatera Utara
1. Inisiatif individu yakni kebebasan atau independensi yang dimiliki oleh setiap individu didalam mengemukakan ide, gagasan, dan
pendapat dalam rangka memajukan dan mengembangkan organisasi perusahaan, inisiatif ndividu ini perlu untuk dihargai oleh kelompok
atau pimpinan suatu organisasi. 2. Toleransi terhadap tindakan beresiko yakni sejauh mana para pegawai
dianjurkan untuk dapat bertindak agresif, inovatif dan mengambil resiko dalam mengambil kesempatan yang dapat memajukan dan
mengembangkan organisasi. Tindakan yang beresiko yang dimaksudkan adalah segala akibat yang timbul dari pelaksanan tugas
dan fungsi yang dilakukan oleh pegawai 3. Pengarahan dimaksudkan sejauh mana pimpinan suatu organisasi
dapat menciptakan dengan jelas sasaran dan harapan yang diinginkan, sehingga para pegawai dapat memahaminya dan segala kegiatan yang
dilakukan para pegawai mengarah pada pencapaian tujuan organisasi. Sasaran dan harapan tersebut jelas tercantum dalam visi, misi.
4. Integrasi yaitu sejauhmana suatu organisasi dapat mendorong unit-unit organisasi untuk bekerja dengan cara yang terkoordinasi. Kekompakan
unit-unit organisasi dalam bekerja dapat mendorong kualitas dan kuantitas pekerjaan yang dihasilkan. Menurut Handoko 2003:195
koordinasi merupakan proses pengintegrasian tujuan-tujuan dan kegiatan-kegiatan pada unit-unit yang terpisah departemen atau
bidang-bidang fungsional suatu organisasi untuk mencapai tujuan.
Universitas Sumatera Utara
5. Dukungan manajemen yaitu sejauh mana para pimpinan organisasi dapat memberikan komunikasi atau arahan, bantuan serta dukungan
yang jelas terhadap pegawai. Salah satu yang merupakan dukungan dari manajemen itu sendiri seperti kegiatan pelatihan untuk menambah
wawasan pegawai dalam menjalankan tugasnya. 6. Kontrol merupakan pengawasan dari para pimpinan terhadap para
pegawai dengan menggunakan peraturan-peraturan maupun norma- norma yang telah ditetapkan demi kelancaran organisasi. Untuk itu
diperlukan sejumlah peraturan dan tenaga pengawas dalam hal ini yakni satuan pengawas intern maupun atasan langsung untuk
mengawasi dan mengendalikan prilaku pegawai dalam organisasiperusahaan. Pengawasan menurut Handoko 2003:360
dapat didefinisikan sebagai proses untuk menjamin bahwa tujuan- tujuan organisasi tercapai.
7. Identitas dimaksudkan sejauh mana para anggotakaryawan suatu organisasiperusahaan dapat mengidentifkasikan dirinya sebagai satu
kesatuan dalam perusahaan dan bukan sebagai kelompok kerja tertentu atau keahlian professional tertentu. Identitas diri sebagai satu kesatuan
dalam perusahaan sangat membantu manajemen dalam mencapai tujuan dan sasaran organisasiperusahaan.
8. Sistem Imbalan sejauhmana alokasi imbalan seperti kenaikan gaji, promosi, dan sebagainya didasarkan atas prestasi kerja pegawai,
bukan sebaliknya didasarkan atas senioritas, sikap pilih kasih, dan sebagainya. Sistem imbalan yang didasarkan atas prestasi kerja
Universitas Sumatera Utara
pegawai dapat mendorong pegawai untuk bertindak dan berprilaku inovatif dan mencari prestasi kerja yang maksimal sesuai kemampuan
dan keahlian yang dimilikinya. 9. Toleransi terhadap konflik yaitu sejauhmana para pegawai didorong
untuk mengemukakan konflik dan kritik secara terbuka guna memajukan organisasi, dan bagaimana pula tanggapan organisasi
terhadap konflik yang tersebut. Perbedaan pendapat merupakan fenomena yang sering terjadi didalam sebuah perusahaan, namun
perbedaan pendapat tidak selamanya berdampak negative melainkan dapat berdampak positif yakni dapat dijadikan sebagai media untuk
melakukan perbaikan atau perubahan strategi untuk mencapai tujuan suatu perusahaan.
10. Pola komunikasi yaitu sejauh mana komunikasi dalam organisasi yang dibatasi oleh hirarki kewenangan yang formal dapat bejalan dengan
baik. Menurut Handoko 2003: 272 komunikasi itu sendiri merupakan proses pemindahan pengertian atau informasi dari seseorang ke orang
lain. Komunikasi yang baik adalah komunikasi yang dapat memenuhi kebutuhan sasarannya, sehingga akhirnya dapat memberikan hasil
yang lebih efektif.
2.1.5 Fungsi Budaya Organisasi Tika, Moh. Pabundu 2006: 14 di dalam bukunya “Budaya organisasi
dan Peningkatan Kinerja Perusahaan” menyatakan terdapat sepuluh fungsi utama budaya organisasi diantaranya sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
Pertama, Sebagai batas pembeda terhadap lingkungan, organisasi maupun kelompok lain. Batas pembeda ini karena adanya identitas
tertentu yang dimiliki oleh suatu organisasi atau kelompok yang tidak dimiliki organisasi atau kelompok lain. Kedua, Sebagai perekat bagi
anggota organisasi dalam suatu organisasi. Hal ini merupakan bagian dari komitmen kolektif dari anggota organisasi. Mereka bangga
sebagai karyawan suatu organisasi atau perusahaan. Para karyawan mempunyai rasa memiliki, partisipasi, dan rasa tanggung jawab atas
kemajuan perusahaannya. Ketiga, Mempromosikan stabilitas sistem sosial. Hal ini tergambarkan di mana lingkungan kerja dirasakan
positif, mendukung dan konflik serta perubahan diatur secara efektif. Keempat, Sebagai mekanisme kontrol dalam memadu dan membentuk
sikap serta perilaku anggota-anggota organisasi. Dengan dilebarkannya mekanisme kontrol, didatarkannya struktur, diperkenalkannya tim-tim
dan diberi kuasanya anggota organisasi oleh organisasi, makna bersama yang diberikan oleh suatu budaya yang kuat memastikan
bahwa semua orang diarahkan kearah yang sama. Kelima, Sebagai integrator. Budaya organisasi dapat dijadikan sebagai integarator
karena adanya sub-sub budaya baru. Kondisi seperti ini biasanya dialami oleh adanya perusahaan-perusahaan di mana setiap unit
terdapat sub budaya baru. Keenam, Membentuk perilaku bagi anggota- anggota organisasi, dimaksudkan agar anggota-anggota organisasi
dapat memahami bagaimana mencapai tujuan organisasi. Ketujuh, Sebagai sarana untuk menyelesaikan masalah-masalah pokok
Universitas Sumatera Utara
organisasi. Budaya organisasi diharapkan dapat mengatasi masalah adaptasi terhadap lingkungan eksternal dan masalah integrasi internal.
Kedelapan, Sebagai acuan dalam menyusun perencanaan perusahaan. Fungsi budaya organisasi adalah sebagai acuan untuk menyusun
perencanaan pemasaran, segmentasi pasar, penentuan positioning yang akan dikuasai perusahaan tersebut. Kesembilan, Sebagai alat
komunikasi. Budaya organisasi dapat berfungsi sebagai alat komunikasi antara atasan dan bawahan atau sebaliknya, serta antar
anggota organisasi. Budaya sebagai alat komunikasi tercermin pada aspek-aspek komunikasi yang mencakup kata-kata, segala sesuatu
yang bersifat material dan perilaku. Kesepuluh, Sebagai penghambat berinovasi. Budaya organisasi bisa menjadi penghambat dalam
berinovasi. Hal ini terjadi apabila budaya organisasi tidak mampu mengatasi masalah-masalah yang menyangkut lingkungan eksternal
dan integrasi internal.
2.1.6 Pembentukan Budaya Organisasi Unsur-unsur pemenbentuk Budaya Organisasi
Menurut DealKennedy dalam bukunya Corporate Culture dalam tika
2006:16 menyebutkan ada beberapa unsur yang berpengaruh terhadap pembentukan budaya organisasi diataranya sebagai berikut :
1.
Lingkungan usaha Kelangsungan hidup organisasi ditentukan oleh kemampuan
organisasi memberi tanggapan yang tepat terhadap peluang dan
Universitas Sumatera Utara
tantangan lingkungan. Lingkungan usaha merupakan unsur yang menentukan terhadap apa yang harus dilakukan organisasi agar
bisa berhasil. Lingkungan usaha yang terpengaruh antara lain meliputi produk yang dihasilkan, pesaing, pelanggan, teknologi,
pemasok, kebijakan pemerintah dan lain-lain. Untuk itu, organisasi harus melakukan tindakan-tindakan untuk mengatasi kondisi
tersebut antara lain seperti kebijakan penjualan penemuan baru, atau pengelolaan biaya dalam menghadapi realitas pasar yang
berbeda dengan lingkungan usahanya.
2.
Nilai-nilai Nilai-nilai adalah keyakinan dasar yang dianut oleh sebuah
organisasi. Setiap organisasi mempunyai nilai-nilai inti sebagai pedoman berpikir dan bertindak bagi semua warga dalam mencapai
tujuan atau misi organisasi. Nilai -nilai inti yang dianut bersama oleh anggota organisasi antara lain dapat berupa slogan atau moto
yang dapat berfungsi sebagai jati diri bagi orang yang berada dalam organisasi karena ada rasa yang berbeda dengan organisasi
lainnya. Dan dapat dijadikan harapan konsumen untuk memperoleh kualitas pelayanan yang baik.
3.
Pahlawan Panutan bisa berasal dari pendiri perusahaan, manajer, kelompok
organisasi atau perorangan yang berhasil menciptakan nilai-nilai organisasi. Peraturan ini bisa menumbuhkan idealisme, semangat
Universitas Sumatera Utara
dan tempat mencari petunujuk bila terjadi kesulitan atau masalah dalam organisasi.
4.
Ritual Ritual adalah deretan berulang dari kegiatan yang mengungkapkan
dan memperkuat nilai-nilai utama organisasi itu, tujuan apakah yang paling penting, orang-orang manakah yang penting dan mana
yang dapat dikorbankan. Acara-acara rutin ini diselenggarakan oleh organisasi-organisasi dalam rangka memberikan penghargaan
kepada anggotanya.
5.
Jaringan budaya Jaringan budaya adalah jaringan komunikasi informal yang pada
dasarnya merupakan saluran komunikasi primer. Fungsinya menyalurkan informasi dan memberikan interpretasi terhadap
informasi. Melalui jaringan informal, kehebatan perusahaan diceritakan dari waktu ke waktu.
2.1.7 Proses Pembentukan Budaya Organisasi Menurut Schein dalam bukunya Organizational Culture and
Leadership dalam Tika 2006:17 terbentuknya suatu budaya organisasi dapat dianalisis dari 3 teori yakni :
1. Teori Sociadynamic Teori ini menitikberatkan pengamatan secara detail mengenai
kelompok penelitian, kelompok terapi, dan kelompok kerja yang mempunyai proses interpersonal dan emosional guna membantu
Universitas Sumatera Utara
menjelaskan apa yang dimaksud dengan berbagi share pandangan yang sama dari suatu masalah dan mengembangkan share tersebut.
Setiap individu perlu merasakan bahwa ia adalah anggota kelompok dan bagaimana setiap anggota kelompok menyelesaikan
kembali konflik inti antara keinginan yang diinginkan oleh kelompok tetapi menghilangkan identitas personil dengan
keinginan secara otonomi atau bebas dari kelompoknya dimana bisa tersisih atau kehilangan sebagai anggota kelompok.
2. Teori kepemimpinan Teori ini menekankan hubungan antara pemimpin dengan
kelompok dan efek personalitas dan gaya kepemimpinan terhadap formasi kelompok yang sangat relevan dengan pengertian
bagaimana budaya terbentuk. Schein dalam Tika 2006:18 membagi 2 yakni tugas dan gaya kepemimpinan dalam kelompok.
a Tugas dan kepemimpinan dan kelompok Tugas ini menekankan perbedaan antara fungsi kepemimpinan
yang berorientasi kepada tugas eksternal dan fungsi yang berorientasi kepada kelompok internal. Fungsi kepemimpinan
meliputi fungsi dan tugas pemrakarsa, pemberi informasi, pemberian opini, menyimpulkan, dan uji konsesus, sedangkan
fungsi kelompok menyangkut bantuan, harmonisasi, standart uji dan penempatan, dan penjagaan gawang.
Universitas Sumatera Utara
b Gaya kepemimpinan dan kelompok Asumsi bahwa pemimpin atau pendiri suatu kelompok
merupakan hubungan otoritas yang terbentuk dalam kelompok dan keadaan dimana pemimpin dan anggotanya berinteraksi
pada level emosional yang akan menentukan baik stadium evolusioner kelompok maupun gaya budayanya.
c Teori pembelajaran Teori ini memberikan bagaimana kelompok mempelajari
kognitif, perasaan, dan penilaian. Ada 2 tipe pembelajaran yakni, pertama situasi penyelesaian masalah secara positif
yakni menyelesaikan masalah dengan mengambil sisi positifnya dengan cara mengambil cara pandang positif dari
dampak sebuah permsalahan tersebut, kedua situasi menghindari gelisah yakni proses pembelajaran menghindari
kegelisahan akan sebuah masalah dengan cara mencari solusi terbaik dari permsalahan tersebut.
Budaya organisasi membantu mengarahkan sumber daya manusia pada pencapaian visi, misi dan tujuan organisasi. Selain itu, budaya organisasi akan
meningkatkan kekompakan tim antar berbagai departemen, divisi, atau unit dalam organisasi sehingga mampu menjadi perekat yang mengikat orang dalam
organisasi bersama-sama. Budaya organisasi membentuk perilaku karyawan dan mendorong percampuran core values nilai-nilai dominan dan perilaku yang
diinginkan sehingga memungkinkan organisasi bekerja dengan lebih efisien dan efektif, meningkatkan konsisten, menyelesaikan konflik dan memfasilitasi
Universitas Sumatera Utara
koordinasi dan kontrol. Budaya organisasi akan meningkatkan motivasi karyawan dengan memberi mereka perasaan memiliki, loyalitas, kepercayaan dan nilai-nilai
dan mendorong mereka berpikir positif tentang mereka dan organisasi. Dengan demikian, organisasi itu memaksimalkan potensi karyawan dan memenangkan
kompetisi. Dengan budaya organisasi dapat diperbaiki perilaku dan motivasi sumber daya manusia sehingga meningkatkan kinerjanya dan pada gilirannya
meningkatkan kinerja organisasi untuk mencapai tujuan organisasi. Budaya organisasi membantu mengarahkan sumber daya manusia pada pencapaian visi,
misi dan tujuan organisasi. Selain itu, budaya organisasi akan meningkatkan kekompakan tim antar berbagai departemen, divisi, atau unit dalam organisasi
sehingga mampu menjadi perekat yang mengikat orang dalam organisasi bersama- sama.
2.2 Kinerja Karyawan