55 Masyarakat Desa Kaliharjo memiliki kesadaran yang sangat baik terhadap
fungsi dan tujuan pendidikan. Hal ini terbukti dari banyaknya warga Desa Kaliharjo yang melanjutkan pendidikan dari SMASMK ke jenjang perguruan
tinggi. Meskipun penduduk Desa Kaliharjo mayoritas berprofesi sebagai petani, namun mereka sangat paham akan pentingnya pendidikan sehingga ingin
memberikan pendidikan yang lebih untuk putra dan putrinya. Namun demikian tidak jarang setelah lulus dari SMASMK, mereka memilih untuk langsung
bekerja demi membantu perekonomian keluarga. Berikut merupakan tabel jumlah penduduk menurut tingkat pendidikan
Desa Kaliharjo per tahun 2015 :
Tabel 4: Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan
No. Tingkat Pendidikan
Jumlah Penduduk 1.
PAUD 23
2. TK
17 3.
SMPSLTAMTS 279
4. SMASLTASMKMAN
352 5.
Diploma I 3
6. Diploma III
14 7.
Diploma IVS1 36
8. Sarjana S II
6 Sumber: Monografi Desa Kaliharjo, 2015
56
d. Sistem Religi
Agama merupakan pedoman hidup dalam kehidupan masyarakat. Agama dapat mengendalikan manusia dari perbuatan-perbuatan tercela yang merugikan.
Masyarakat Desa Kaliharjo mayoritas penduduknya beragama Islam. Agama Islam berkembang baik di Desa Kaliharjo, hal ini tampak dari bangunan-bangunan
masjid dan musholla yang ada. Walaupun demikian, tidak semua masyarakat Desa Kaliharjo memeluk agama Islam, tetapi juga agama lain seperti agama Kristen dan
Katolik. Berikut tabel jumlah penduduk menurut agama yang dianut per tahun 2015:
Tabel 5: Jumlah Penduduk Menurut Agama yang Dianut
No Agama
Jumlah 1.
Islam 1600
2. Kristen
26 3.
Kalotik 5
Sumber: Monografi Desa Kaliharjo, 2015 Berdasarkan data tersebut dapat diketahui secara jelas bahwa agama
mayoritas di Desa Kaliharjo adalah agama Islam. Terdapat dua golongan kepercayaan Islam yang dianut masyarakat Desa Kaliharjo, yaitu Islam Santri
Puritan dan Islam Kejawen. Islam Santri adalah mereka penganut agama Islam yang secara patuh dan teratur menjalankan ajaran-ajaran agama, yaitu Al-
Qur’an dan Al-Hadist Koentjaraningrat: 1995. Sedangkan Islam Kejawen merupakan
sebuah keyakinan yang para penganutnya cenderung tidak pernah menjalankan ajaran-ajaran agama seperti sholat, puasa, dan lain-lain, tetapi tetapi percaya pada
57 keimanan agama Islam. Prihartini 2007, menjelaskan bahwa Islam Kejawen
lebih cenderung ke arah mistik, yang bercampur dan diakui sebagai agama Islam. Pengaruh Islam Kejawen masih sangat kental, hal itu ditandai dengan
adanya kepercayaan mistik yang timbul melalui kesenian Dolalak di Desa Kaliharjo. Mereka mempercayai bahwa dengan memasukkan bumbu mistik dalam
kesenian tersebut akan mendekatkan hubungan alam semesta dengan pribadi manusia. Hal ini sependapat dengan Koentjaraningrat 1995, bahwa manusia
hidup tidak lepas dengan apapun yang ada di alam jagad ini. Kesenian Dolalak merupakan kesenian yang sudah sejak tahun 1915 ada
dan berkembang di Desa Kaliharjo. Oleh karena itu, kesenian Dolalak tidak terlepas dari leluhur-leluhur yang ada di Desa Kaliharjo. Masyarakat Desa
Kaliharjo menganggap keberadaan roh leluhur tersebut memang ada. Namun demikian, warga Desa Kaliharjo tetap menjalankan perintah agama dan
menganggap bahwa keberadaan roh leluhur tidak merupakan perbuatan musrik. Oleh sebagian orang atau pelaku-pelaku kesenian tertentu, kesenian
Dolalak bisa dijadikan untuk laku spiritual, akan tetapi tidak semua orang beranggapan bahwa kesenian Dolalak seperti itu. Menurut kepercayaan masing-
masing orang, roh leluhur tersebut dapat mendatangkan kesuksesan, kebahagiaan, ketentraman, keselamatan, dan kesehatan. Masyarakat Desa Kaliharjo menyebut
roh leluhur itu dengan sebutan Indang. Kesenian Dolalak dipercaya sebagai perantara atau media untuk mendatangkan Indang guna menyampaikan pesan-
pesan yang positif bagi masyarakat melalui penari yang sedang trance.