14 Sedyawati: 1981. Suatu perkembangan kesenian perlu dilakukan karena
banyaknya pengaruh dari luar tradisi yang memungkinkan timpangnya keseimbangan kesenian tersebut. Oleh karena itu perlu dilakukan suatu usaha
untuk membuat kesenian tersebut tetap hidup serta senantiasa mampu mewujudkan aspirasi seniman dan masyarakat.
2. Bentuk Penyajian
Bentuk merupakan hasil dari berbagai elemen-elemen pokok tari yang terdiri atas gerak, ruang, dan waktu. Ketiga elemen tersebut disatukan yang
kemudian akan menghasilkan bentuk, dan dapat disebut suatu komposisi tari Hadi: 2006. Menurut Bastomi 1992, bentuk merupakan wujud fisik yang dapat
dilihat atau dinikmati secara visual. Berdasarkan bentuknya kesenian dapat dibagi atas tiga kategori yaitu seni
rupa, seni pertunjukan, dan seni arsitektur. Seni tari masuk dalam kategori seni pertunjukan. Menurut Kusmayati 2000, dalam suatu seni pertunjukan terdapat
berbagai aspek yang dapat divisualisasikan sehingga menyatu dalam penyajiannya guna mewujudkan suatu keindahan, meliputi pelaku, gerak, suara, dan rupa.
Pelaku berarti orang-orang yang terlibat dalam seni pertunjukan tersebut, gerak merupakan segala sesuatu yang dilakukan pelaku sehingga menumbilkan
keindahan, suara berarti bunyi atau nyanyian, dan rupa berhubungan dengan tata rias, busana, serta tempat pertunjukan.
Istilah penyajian diartikan sebagai proses guna menunjukkan suatu kesatuan atas beberapa elemen atau komponen yang saling berkaiatan. Sebagai
salah satu cabang kesenian, tari mempunyai cara dalam mengungkapkan bentuk
15 penyajiannya. “Kebanyakan tari merupakan penyajian gerak yang simbolis, tetapi
bila berhasil maka simbol-simbol harus di identifikasi sehingga bermakna bagi penonton”Soeharto,1985: 30. Penyajian dalam tari akan menampilkan
serangkaian gerak yang telah tersusun dengan rapi dan indah, serta dilengkapi dengan unsur-unsur pendukung yang meliputi ; iringan, tema, tata busana, tata
rias, tata tempat, tata lampu, dan tata suara Jazuli: 1994. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Hadi 2006, bahwa sebuah pertunjukan seni tari secara umum
dapat diamati dari berbagai elemen yaitu gerak, iringan, tata busana, tata rias, tempat, jumlah penari, dan perlengkapan.
a. Gerak
Gerak merupakan unsur utama dalam tari. Menurut Soetedjo 1983, gerak merupakan substansi dasar sebagai alat ekspresi dalam tari. Melalui gerakan maka
pesan yang terkandung dalam sebuah tarian akan disampaikan dengan penuh penghayatan. Apabila dilihat secara visual, unsur utama dalam gerak merupakan
keindahan. Namun tidak semua gerakan yang indah adalah gerak tari. Gerakan tari terdiri atas beberapa gerakan yang disusun agar menyatu dengan tubuh manusia,
kemudian diolah sedemikian rupa sehingga menjadi suatu gerakan yang indah. Gerak merupakan elemen pokok tari yang bukanlah gerak realistis atau
gerak keseharian, melainkan gerak yang telah diberi bentuk ekspresif. Dalam sebuah kesenian tari, gerakan merupakan alat untuk berkomunikasi dan berbicara
dengan penikmat seni atau penonton. Melalui gerak yang ritmis seseorang dapat berhubungan dengan orang lain dalam masyarakat dengan cara yang
menyenangkan Hadi: 2003. Dengan gerak maka akan terjadi perubahan tempat,
16 perubahan posisi dari benda, tubuh penari atau sebagian dari tubuh Djelantik:
1999. Sebagai seni yang komunikatif, tari menggunakan gerak sebagai materi
utama. Gerakan-gerakan tersebut merupakan gerak maknawi sehari-hari yang telah melalui perombakan atau perpindahan dari bentuk wantah menjadi bentuk
seni. Menurut Soedarsono 1976, terdapat dua macam jenis gerak yaitu gerak murni dan gerak maknawi. Gerak murni merupakan gerak yang mengutamakan
keindahan dan tidak dimaksudkan untuk menggambarkan sesuatu. Sedangkan gerak maknawi merupakan gerak yang mengandung arti yang jelas.
Gerak dalam kesenian Dolalak merupakan gerak menirukan gaya para serdadu Belanda berupa gerak dansa dan pencak silat. Gerak yang dilakukan
sederhana, baik ditinjau dari segi garapan maupun cara melakukannya. Dalam kesenian Dolalak yang biasanya dibawakan oleh 8 hingga 12 orang, kini sebagian
besar gerakannya telah mengalami perkembangan dari bentuk asli yang sudah ada. Sebagian besar gerak dalam kesenian Dolalak merupakan gerak murni. Geraknya
sederhana hanya memperlihatkan keindahan estetika untuk dinikmati penonton. Gerakannya cenderung bersifat maskulin, dengan ciri volume gerak yang lebih
luas dan besar, angkatan kaki yang tinggi, dan gerakan yang terkesan lebih kuat. Hal tersebut dikarenakan pada jaman dahulu penarinya adalah laki-laki. Namun
karena dalam perkembangannya kesenian tersebut kemudian ditarikan oleh perempuan, maka gerakan tersebut sudah dikembangkan menjadi gerakan yang
variatif dan bersifat feminim.