Pembicaraan diakhiri dengan keputusan DPRK yang menerima atau menolak usul pendapat tersebut menjadi pernyataan DPRK, apabila DPRK menerima usul
pernyataan pendapat keputusan DPRK berupa : a.
Pernyataan pendapat; b.
Saran penyelesaiannya, dan c.
Peringatan.
E. Analisis Peraturan Fungsi Pengawasan DPRDDPRK
Berdasarkan uraian tentang pengawasan yang dilakukan oleh DPRDDPRK terhadap pelaksanaan APBDAPBK tersebut diatas, dapat ditarik suatu kesimpulan
bahwa pada dasarnya pengawasan tersebut adalah berkaitan dengan kebijakan kepala daerah dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah.
Didalam Peraturan Pemerintah Nomor 105 Tahun 2000 Tentang Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Daerah, disebutkan bahwa pada setiap akhir tahun
anggaran pemerintah daerah menyusun laporan keuangan daerah yang terdiri dari: laporan perhitungan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah APBD yang
menyangkut: a.
Nota Perhitungan APBD. b.
Laporan aliran kas. c.
Neraca daerah. Sementara itu, dalam Undang-Undang Nomor 17 tahun 2003 Tentang Keuangan
Negara, disebutkan bahwa laporan yang wajib dibuat antara lain adalah:
Universitas Sumatera Utara
a. Neraca.
b. Laporan aliran kas.
c. Laporan realisasi anggaran.
d. Catatan laporan keuangan yang dilampiri dengan laporan keuangan
perusahaan negara atau laporan perusahaan daerah. Dengan demikian, dalam kaitannya dengan pengawasan keuangan daerah,
ketentuan ini adalah merupakan standard pengawasan, dan proses pengawasan keuangan daerah dapat dimulai dari sini. DPRK melakukan pengawasan terhadap
pelaksanaan APBK, pengawasan dimaksud bukan bersifat pemeriksaan keuangan, akan tetapi pengawasan yang lebih mengarah untuk menjamin tercapainya sasaran
yang telah ditetapkan dalam APBD. Untuk menjaga independensi, aparat pengawas internal dengan dalih apapun dilarang terlibat, baik secara langsung maupun tidak
langsung dalam kegiatan operasional pengguna anggaran, seperti keterlibatan sebagai anggota tim.
55
Berdasarkan konteks yang demikian, terhadap kepala daerah yang kepadanya diberikan kewenangan untuk melaksanakan APBK dalam rangka penyelenggaraan
pemerintahan daerah, maka kepadanya dibebankan pula untuk mempertanggungjawabkan pelaksanaan APBK tersebut. Hal ini dilakukan adalah
55
Wahyudi Kumorotomo dan Erwan Agus Purwanto, Anggaran Berbasis Kinerja, Konsep dan Aplikasinya, Yogyakarta: Magister Administrasi Publik Universitas Gadjah Mada, 2005, hlm. 209.
Universitas Sumatera Utara
dalam kerangka negara hukum yang mengandung unsur-unsur yang bersifat universal sebagai berikut:
56
1. Dalam negara hukum, pemerintahan dilakukan berdasarkan hukum, dimana
kekuasaan dan wewenang yang dimiliki pemerintah harus berdasarkan hukum pula.
2. Dalam negara hukum, hak-hak dasar manusia diakui dan dihormati oleh
penguasa yang bersangkutan. 3.
Kekuasaan pemerintahan dalam negara tidak dipusatkan dalam satu tangan, tetapi harus diberi kepada lembaga-lembaga kenegaraan dimana yang satu
melakukan pengawasan terhadap yang lain, sehingga tercipta suatu keseimbangan kekuasaan antara lembaga-lembaga kenegaraan tersebut.
4. Perbuatan pemerintahan yang dilakukan oleh aparatur kekuasaan pemerintah
dimungkinkan untuk dapat diajukan kepada pengadilan yang tidak memihak dan diberi wewenang menilai apakah perbuatan pemerintah tersebut bersifat
melawan hukum atau tidak.
Menanggapi akan arti pentingnya keuangan dalam mencapai keberhasilan suatu daerah, maka dalam pelaksanaannya harus pula dibarengi dengan
pertanggungjawaban sebagai bentuk pengawasan agar tidak terjadinya penyalahgunaan wewenang.
Kegiatan pengawasan dimaksudkan untuk mengetahui tingkat keberhasilan dan kegagalan yang terjadi setelah perencanaan dibuat dan dilaksanakan. Untuk itulah,
pengawasan terhadap pelaksanaan anggaran perlu dilaksanakan sedini mungkin, agar diperoleh umpan balik feed back untuk melaksanakan perbaikan apabila terdapat
kekeliruan atau penyimpangan sebelum menjadi lebih buruk dan sulit diperbaiki. Berdasarkan uraian tersebut dapat dilihat dalam skema nakna pengawasan
berikut:
56
Saiful Anwar dan Marzuki Lubis, Sendi-Sendi Hukum Administrasi Negara, Medan: Gelora Madani Press, 2004, hlm. 9.
Universitas Sumatera Utara
SKEMA I MAKNA FUNGSI PENGAWASAN
Sumber : Program Orientasi Anggota DPRK Se-Aceh Tahun 2009.
Selanjutnya, Muchsan menyatakan bahwa untuk adanya tindakan pengawasan diperlukan unsur-unsur sebagai berikut:
a. Adanya kewenangan yang jelas yang dimiliki oleh aparat pengawas.
b. Adanya suatu rencana yang mantap sebagai alat penguji terhadap pelaksanaan
suatu tugas yang akan diawasi. c.
Tindakan pengawasan dapat dilakukan terhadap suatu proses kegiatan yang sedang berjalan maupun terhadap hasil yang dicapai dari kegiatan tersebut.
d. Tindakan pengawasan akan diteruskan dengan tindak lanjut, baik secara
administratif maupun secara yuridis.
57
Berkaitan dengan unsur-unsur pengawasan tersebut diatas, maka pengawasan dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
a. Pengawasan intern internal control.
57
W. Riawan Tjandra, op.cit, hlm. 132. PERENCANAAN
ORGANISASI PELAKSANAAN
PENGAWASAN
FEED – BACK
Bagian dari early warning system
Universitas Sumatera Utara
Pengawasan yang dilakukan suatu badanorgan yang secara struktural masih termasuk organisasi dalam lingkungan pemerintah. Misalnya: pengawasan yang dilakukan oleh
pejabat atasan terhadap bawahannya secara hierarkis. Bentuk kontrol semacam itu dapat dapat digolongkan sebagai jenis kontrol teknis-administratif atau built-in
control.
b. Pengawasan ekstern eksternal control.
Pengawasan yang dilakukan oleh badanorgan yang secara struktur organisasi berada diluar pemerintah dalam arti eksekutif. Misalnya, kontrol yang dilakukan secara
langsung, seperti kontrol keuangan yang dilakukan BPK, kontrol sosial yang dilakukan oleh masyarakat yang berminat pada bidang tertentu, dan kontrol politis
yang dilakukan oleh DPR D terhadap pemerintah eksekutif. Kontrol reaktif yang dilakukan secara tidak langsung melalui badan peradilan judicial control antara lain
peradilan umum dan peradilan administrasi, maupun badan lain seperti Komisi Ombudsman Nasional.
58
Secara spesifik, hasil pengawasan DPRD tersebut diatas adalah ditujukan untuk: a.
Untuk menjamin agar pemerintah daerah berjalan sesuai dengan rencana dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
b. Untuk menjamin kemungkinan tindakan koreksi yang cepat dan tepat terhadap
penyimpangan dan penyelewengan yang ditemukan dalam upaya mencegah berlanjutnya kesalahan dan atau penyimpangan.
c. Untuk menumbuhkan motivasi, memperbaiki, mengurangi dan atau
meniadakan penyimpangan. d.
Untuk meyakinkan bahwa kinerja pemerintah daerah sedang atau telah mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan.
59
Melalui pengawasan tersebut, DPRD dapat membangun sebuah early warning system atau peringatan dini apabila terjadi kejanggalan atau penyimpangan dalam
proses pengelolaan tata pemerintahan daerah. Oleh karena itu, untuk dapat melakukan pengawasan secara efektif, maka
diperlukan beberapa persyaratan, yaitu:
58
Ibid, hlm. 133.
59
Sadu Wasistiono dan Yonatan Wiyoso, op.cit, hal. 145.
Universitas Sumatera Utara
a. Langkah pengawasan tertentu hanya berlaku untuk suatu organisasi tertentu.
b. Kegiatan pengawasan harus dapat mencapai beberapa tujuan sekaligus, bukan
hanya tujuan sektoral tetapi tujuan luas lainnya. c.
Informasi untuk pengawasan harus diperoleh tepat waktu. d.
Mekanisme pengawasan harus dipahami semua orang yang ada dalam organisasi tersebut.
60
Akhirnya, dapat dikatakan bahwa konsep dasar pengawasan DPRD meliputi pemahaman tentang arti penting pengawasan, syarat pengawasan yang efektif, ruang
lingkup dan proses pengawasan. Pengawasan adalah merupakan salah satu fungsi manajemen yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan
pengawasan untuk menjamin pelaksanaan kegiatan yangs sesuai dengan kebijakan dan rencana yang telah ditetapkan serta memastikan tujuan dapat tercapai secara
efektif dan efisien. Menurut Lembaga Administrasi Negara LAN, dalam merancang sistem atau
mekanisme pengawasan maka harus diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
61
1. Kesesuaian dengan sifat dan kebutuhan kegiatan.
Sistem pengawasan harus mencerminkan atau harus sesuai dengan sifat pekerjaan yang diawasi.
2. Menghasilkan umpan balik.
Sistem pengawasan harus memungkinkan adanya umpan balik, yaitu informasi untuk keperluan tindak lanjut.
60
Ibid, hlm. 146
61
Lembaga Administrasi Negara, Sistem Administrasi Negara Republik Indonesia, Jakarta: CV. Haji Masagung, 1993, hlm. 150-152.
Universitas Sumatera Utara
3. Efisiensi dan efektivitas.
Sistem pengawasan harus secara mudah, cepat dan tepat memberikan gambaran tentang keseluruhan kegiatan tujuan dan pelaksanaan rencana,
untuk itu perlu pemilihan titik strateginya. 4.
Ekonomis. Nilai hasil output pengawasan haruslah seimbang dengan biaya atau
pengorbanan yang dikeluarkan untuk melaksanakan pengawasan itu. Bagaimanapun pengawasan merupakan coast item juga.
5. Fleksibilitas.
Sistem pengawasan hendaknya mudah dilaksanakan dan apabila perlu dapat disesuaikan dengan perkembangan keadaan.
6. Kesesuaian dengan pola organisasi.
Sistem pengawasan hendaknya sejalan dengan pola-pola organisasi yang ada, misalnya perlu memperhatikan sistem pendelegasian wewenang, pembagian
tugas, dan sebagainya. 7.
Dapat dipahami dengan mudah. Sistem pengawasan harus mudah dipahami oleh mereka yang menggunakan,
yaitu pengawas dan yang diawasi maupun pimpinan yang akan menggunakan pengawasan untuk pengambilan keputusan.
8. Menjamin tindakan korektif.
Pengawasan harus bermanfaat, yang berarti bahwa sistem pengawasan harus dapat menjamin adanya tindakan-tindakan korektif. Oleh karena itu, misalnya
Universitas Sumatera Utara
pelaporan yang merupakan sarana pengawasan tidak hanya memuat apa yang salah, tetapi juga sebab-sebab atau faktor-faktor yang mempengaruhi serta
saran-saran pemecahannya. 9.
Mengembangkan pengawasan diri sendiri self-control. Sistem pengawasan hendaknya memungkinkan pengembangan pengawasan
diri sendiri self control dari pelaksanaan. Ini berarti mengembangkan rasa tanggungjawab para pelaksana kegiatan. Dengan demikian budaya
pengawasan akan demikian berkembang sesuai dengan hakikat pengawasan itu sendiri.
10. Mengembangkan pengawasan secara pribadi personal control dari
pimpinan. Hendaknya sistem pengawasan memungkinkan pengembangan pengawasan secara pribadi personal dari pimpinan terhadap bawahan
mereka. Ini perlu sekali dalam pengawasan terhadap bawahan langsung direct-supervisor. Pimpinan langsung direct-supervisor sudah seharusnya
paling banyak mengetahui pelaksanaan pekerjaan bawahannya. Oleh karena itu pembimbingan sebagai fungsi pimpinan dalam rangka pembinaan terhadap
bawahan sangatlah penting. 11.
Memperhatikan faktor manusia. Walaupun prinsip pengawasan bukan mencari siapa yang salah, namun perlu
memperhatikan faktor manusia. Hal ini penting karena pada umumnya orang tidak begitu senang diawasi. Disamping itu dalam kenyataannya sering terjadi
pejabat yang mengawasi lebih rendah jabatannya dari pejabat yang diawasi.
Universitas Sumatera Utara
Oleh karena itu dalam pelaksanaan pengawasan perlu digunakan pendekatan secara masnusiawi.
Pengawasan, pengendalian, dan pemeriksaan pada dasarnya berbeda, baik konsepsi maupun aplikasinya. Pengawasan mengacu pada tindakan atau kegiatan
yang dilakukan oleh pihak diluar eksekutif yaitu masyarakat dan legislatif untuk mengawasi kinerja pemerintahan. Pengendalian control adalah mekanisme yang
dilakukan eksekutif untuk menjamin dilaksanakannya sistem dan kebijakan manajemen sehingga tujuan organisasi dapat tercapai. Pemeriksaan audit
merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pihak yang memiliki independensi dan memiliki kompetensi profesional untuk memeriksa apakah hasil kinerja pemerintah
daerah telah sesuai dengan kriteria yang ada. Pada tataran teknis aplikatif juga berbeda, monitoring oleh legislatif dan masyarakat pada umumnya dilakukan pada
tahap awal. Pengendalian dilakukan terutama pada tahap menengah operasional, yaitu level pengendalian manajemen management control dan pengendalian tugas
task control, sedangkan pemeriksaan umumnya dilakukan pada tahap akhir.
62
Selanjutnya secara sederhana disebutkan bahwa pengawasan adalah kegiatan yang dilaksanakan agar visi dan misi pemerintahan tercapai dengan lancar tanpa ada
penyimpangan atau segala usaha dan kegiatan untuk mengetahui dan menilai kenyataan yang sebenarnya mengenai pelaksanaan tugas dan kegiatan apakah sesuai
dengan yang semestinya atau tidak. Karena dalam tata pemerintahan yang baik,
62
Wahyudi Kumorotomo dan Erwan Agus Purwanto, op.cit, hlm. 208.
Universitas Sumatera Utara
pengawasan berperan memberikan umpan balik feed back kepada pemerintah daerah. Pengawasan harus memberikan informasi sedini mungkin, sebagai bahagian
dari sistem peringatan dini bagi pemerintah daerah.
Universitas Sumatera Utara
BAB III EKSISTENSI DPRK DALAM MELAKSANAKAN FUNGSI PENGAWASAN