b. Hak angket
c. Mengajukan pernyataan pendapat
d. Mengajukan rancangan qanun
e. Mengadakan perubahan atas rancangan qanun
f. Membahas dan menyetujui rancangan qanun tentang APBK
g. Menyusun rencana anggaran belanja sesuai dengan fungsi, tugas dan
wewenang DPRK sebagai bagian APBK dengan menggunakan standart harga yang di sepakati bersama bupatiwalikota
h. Menggunakan anggaran sebagaimana telah ditetapkan dalam APBK dan
diadministrasikan oleh sekretaris dewan dengan peraturan perundang- undangan
i. Menyusun dan menetapkan kode etik dan tata tertib anggota DPRK.
Hak angket dilaksanakan dilaksanakan setelah dilaksanakan hak interplasi lalu dilanjutkan dengan hak menyatakan pendapat, dalam menjalankan fungsi dan
tugasnya seorang anggota DPRK juga tidak dapat di tuntut karna ucapan, pertanyaan dan pendapatnya sejauh tidak bertentangan dengan tata tertib dan kode etik DPRK.
D. Peraturan Tata Tertib Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Gayo Lues Periode 2009-2014
DPRD adalah lembaga Perwakilan Rakyat Daerah yang berkedudukan sebagai penyelenggara pemerintahan daerah Kabupaten Gayo Lues yang terdiri dari partai
politik nasional dan partai politik lokal peserta pemilihan tahun2009. Adapun yang menjadi dasar dalam pelaksanaan fungsi pengawasan Dewan Perwakilan Rakyat
Kabupaten DPRK gayo Lues dalam pelaksanaan otonomi khusus di Kabupaten Gayo Lues adalah sebagaimana tercantum dalam Pasal 3 dan Pasal 4 Peraturan Tata
Tertib Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten DPRK Gayo Lues, yang menyebutkan dalam Pasal 3 Ayat 1 DPRK mempunyai fungsi:
a. legislasi;
Universitas Sumatera Utara
b. anggaran, dan c. pengawasan.
Fungsi legislasi diwujudkan dalam membentuk qanun yang dibentuk bersama pemerintah daerah
,
fungsi anggaran diwujudkan dalam menyusun dan menetapkan APBK bersama pemerintah daerah dan fungsi pengawasan diwujudkan dalam bentuk
pengawasan terhadap pelaksanaan undang-undang, qanun, keputusan bupati dan kebijakan yang ditetapkan oleh pemerintah daerah.
Dalam menjalankan fungsinya DPRK mempunyai tugas dan wewenang sebagai mana tercantum dalam Pasal 4 ayat 1 yang berbunyi:
a. membentuk qanun yang dibahas dengan pemerintah daerah untuk mendapat
persetujuan bersama; b.
membahas dan memberikan persetujuan rancangan qanun mengenai APBK yang diajukan oleh bupati.
c. membahas dan memberikan persetujuan rancangan qanun mengenai APBK
yang diajukan oleh bupati; d.
melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan qanun APBK; e.
melaksanakan pengawasan terhadap kebijakan pemerintah kabupaten dalam melaksanakan program pembangunan kabupaten, pengelolaan sumber daya
alam dan sumber daya ekonomi lain, serta penanaman modal dan kerja sama internasional;
f. mengusulkan pengangkatan dan pemberhentian bupatiwakil bupati kepada
Menteri Dalam Negeri melalui gubernur; g.
memberitahukan kepada bupati dan KIP kabupaten mengenai akan berakhirnya masa jabatan bupatiwakil bupati;
h. memilih wakil bupati dalam hal terjadi kekosongan jabatan wakil bupati;
i. memberikan pendapat, pertimbangan dan persetujuan kepada Pemerintah
Aceh terhadap rencana perjanjian internasional di Kabupaten Gayo Lues; j.
memberikan persetujuan terhadap rencana kerjasama internasional yang dilakukan oleh bupati;
k. meminta Laporan Keterangan Pertanggungjawaban LKPJ bupati dalam
penyelenggaraan pemerintahan daerah; l.
memberikan persetujuan terhadap rencana kerjasama dengan daerah lain atau dengan pihak ketiga yang membebani masyarakat dan kabupaten;
Universitas Sumatera Utara
m. mengusulkan pembentukan KIP kabupaten dan membentuk Panitia Pengawas
Pemilihan; n.
melakukan pengawasan dan meminta laporan kegiatan dan penggunaan anggaran kepada KIP kabupaten dalam penyelenggaraan pemilihan
bupatiwakil bupati; dan
o. meminta laporan keterangan pertanggungjawaban bupati dalam
penyelenggaraan pemerintahan untuk penilaian kinerja pemerintahan. p.
mengupayakan terlaksananya kewajiban pemerintah daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;dan
q. melaksanakan tugas dan wewenang lain yang diatur dalam ketentuan
peraturan perundang-undangan.
Ketentuan lebih lanjut mengenai Tata Cara Pelaksanaan Tugas dan wewenang dilaksanakan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
Sebagai tindak lanjut dari pengawasan DPRK mempunyai hak Interpelasi, hak angket dan mengajukan pendapat. Dalam tata tertib DPRK ini di jabarkan tata cara
pelaksanaan hak tersebut sebagai berukut:
Hak Interpelasi
Hak interpelasi diajukan sekurang-kurangnya 5 lima orang anggota DPRK dengan mengajukan usul kepada yang disusun secara singkat, jelas dan
ditandatangani oleh para pengusul serta diberikan nomor pokok oleh sekretariat DPRK untuk meminta keterangan kepada bupati secara lisan maupun tertulis
mengenai kebijakan pemerintah daerah yang penting dan strategis serta berdampak luas pada kehidupan masyarakat, daerah dan Negara. Usul sebagaimana dimaksud
menjadi hak interpelasi DPRK apabila mendapat persetujuan dari rapat paripurna DPRK yang dihadiri lebih dari ½ satu perdua dari jumlah anggota DPRK dan
putusan diambil dengan persetujuan lebih dari ½ satu perdua dari jumlah anggota DPRK yang hadir.
Universitas Sumatera Utara
Usul tersebut disampaikan oleh Pimpinan DPRK pada Rapat Paripurna DPRK, dalam Rapat Paripurna para pengusul diberi kesempatan menyampaikan penjelasan
lisan atas usul permintaan keterangan tersebut. Pembicaraan mengenai sesuatu usul meminta keterangan dilakukan dengan memberi kesempatan kepada:
a. Anggota DPRK lainnya untuk memberikan pandangan melalui fraksi;
b. Para pengusul memberikan jawaban atas pandangan para anggota DPRK.
Mengenai keputusan persetujuan atau penolakan terhadap usul permintaan keterangan kepada Bupati ditetapkan dalam Rapat Paripurna, usul permintaan
keterangan DPRK sebelum memperoleh keputusan, para pengusul berhak mengajukan perubahan atau menarik kembali usulannya.
Bupati wajib memberikan keterangan lisan maupun tertulis terhadap permintaan keterangan anggota DPRK dalam Rapat Paripurna DPRK dan setiap Anggota DPRK
dapat mengajukan pertanyaan atas keterangan bupati, setelah mendengar jawaban bupati, DPRK dapat menyatakan pendapatnya secara resmi oleh DPRK kepada bupati
yang dijadikan bahan untuk DPRK dalam melaksanakan fungsi pengawasan dan untuk bupati dijadikan bahan dalam penetapan pelaksanaan kebijakan.
Hak Angket
Sekurang-kurangnya 5 lima orang anggota DPRK dapat mengusulkan penggunaan hak angket untuk melakukan penyelidikan terhadap kebijakan bupati
yang penting dan strategis serta berdampak luas pada kehidupan masyarakat, daerah dan negara yang diduga bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan, usulan tersebut disampaikan kepada Pimpinan DPRK, disusun secara
Universitas Sumatera Utara
singkat, jelas dan ditandatangani oleh para pengusul serta diberikan nomor pokok oleh sekretariat DPRK, usulan ini menjadi hak angket DPRK apabila mendapat
persetujuan dari rapat paripurna DPRK yang dihadiri sekurang-kurangnya ¾ tiga perempat dari jumlah anggota DPRK dan putusan diambil dengan persetujuan
sekurang-kurangnya 23 dua pertiga dari jumlah anggota DPRK yang hadir. Pimpinan DPRK menyampaikan dalam Rapat Paripurna DPRK setelah mendapatkan
pertimbangan dari panitia musyawarah. Pembicaraan mengenai usul melakukan penyelidikan, dilakukan dengan
memberikan kesempatan kepada anggota DPRK lainnya untuk memberikan pandangan melalui fraksi dan selanjutnya pengusul memberikan jawaban atas
pandangan anggota DPRK, keputusan atas usul melakukan penyelidikan terhadap bupati dapat disetujui atau ditolak, ditetapkan dalam Rapat Paripurna DPRK, sebelum
memperoleh keputusan DPRK pengusul berhak mengajukan perubahan atau menarik kembali usulnya apabila DPRK menolak hak angket yang diususlkan maka usul
tersebut tidak dapat dimajukan kembali, apabila usul melakukan penyelidikan disetujui sebagai permintaan penyelidikan, DPRK menyatakan pendapat untuk
melakukan penyelidikan dan menyampaikan secara resmi kepada bupati. Untuk melakukan penyelidikan DPRK membentuk panitia angket yang terdiri
atas semua unsur fraksi DPRK dengan keputusan DPRK, panitia angket melaporkan pelaksanaan tugasnya kepada rapat paripurna DPRK paling lama 60 enam puluh
hari sejak dibentuknya panitia angket. Pelaksanaan penyelidikan dilakukan oleh
Universitas Sumatera Utara
panitia angket dan hasilnya ditetapkan dengan keputusan DPRK dalam Rapat Paripurna DPRK yang bersifat rahasia.
Apabila hasil diterima oleh DPRK dan ada indikasi tindak pidana, DPRK menyerahkan penyelesaiannya kepada aparat penegak hukum sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan, pada saat bupati dan atau wakil bupati berstatus sebagai terdakwa, gubernur atas nama Menteri Dalam Negeri memberhentikan
sementara bupati dan atau wakil bupati yang bersangkutan dari jabatannya, keputusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum tetap dan menyatakan bupati dan
atau wakil bupati bersalah, gubernur memberhentikan bupati dan atau wakil bupati yang bersangkutan dari jabatannya tapi bila pengadilan menyatakan bupati atau wakil
bupati tidak bersalah, gubernur mencabut pemberhentian sementara serta merehabilitasi nama baik bupati dan atau wakil bupati. Dalam pemberhentian
sementara, pemberhentian dan merehabilitasi nama baik bupati dan atau wakil bupati pelaksanaannya didelegasikan kepada gubernur.
Dalam melakukan penyelidikan terhadap bupati, panitia angket berhak meminta pejabat negara, pejabat pemerintah, badan hukum, atau warga masyarakat untuk
memberikan keterangan tentang sesuatu hal yang perlu ditandatangani, pihak yang panggil wajib memenuhi panggilan dan permintaan DPRK, apabila seseorang telah
dipanggil dengan patut secara berturut-turut tidak memenuhi pangilan, panitia angket berhak memanggil secara paksa dengan bantuan Kepolisian Negara Republik
Indonesia sesuai dengan peraturan perundang-undangan bila panggilan tersebut tidak
Universitas Sumatera Utara
dipenuhi tanpa ada alasan yang sah, yang bersangkutan dapat disandera paling lama 15 lima belas hari sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
Hak Usul Pernyataan Pendapat
Dalam mengajukan usul pernyataan pendapat terhadap kebijakan bupati atau mengenai kejadian luar biasa yang terjadi di Kabupaten sekurang-kurangnya
diususlkan 8 delapan orang anggota DPRK, usul serta penjelasannya disampaikan secara tertulis kepada Pimpinan DPRK, dengan disertai daftar nama dan tanda tangan
para pengusul serta diberi nomor pokok oleh sekretariat DPRK, usul sebagaimana dimaksud, menjadi hak angket DPRK apabila mendapat persetujuan dari rapat
paripurna DPRK yang dihadiri sekurang-kurangnya ¾ tiga perempat dari jumlah anggota DPRK dan putusan diambil dengan persetujuan sekurang-kurangnya 23 dua
pertiga dari jumlah anggota DPRK yang hadir. Usul pernyataan pendapat tersebut disampaikan oleh Pimpinan DPRK dalam Rapat Paripurna DPRK setelah mendapat
pertimbangan dari panitia musyawarah. Dalam Rapat Paripurna DPRK, para pengusul diberi kesempatan memberikan
penjelasan atas usul pernyataan pendapat tersebut, dalam pembicaraan mengenai sesuatu usul pernyataan pendapat dilakukan dengan memberikan kesempatan kepada:
a. Anggota DPRK lainnya untuk memberikan pandangan melalui fraksi;
b. Bupati untuk memberikan pendapat;
Para pengusul memberikan pernyataan jawaban atas pandangan para anggota dan pendapat bupati, sebelum memperoleh keputusan DPRK pengusul berhak
mengajukan perubahan atau menarik kembali usulannya.
Universitas Sumatera Utara
Pembicaraan diakhiri dengan keputusan DPRK yang menerima atau menolak usul pendapat tersebut menjadi pernyataan DPRK, apabila DPRK menerima usul
pernyataan pendapat keputusan DPRK berupa : a.
Pernyataan pendapat; b.
Saran penyelesaiannya, dan c.
Peringatan.
E. Analisis Peraturan Fungsi Pengawasan DPRDDPRK