Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 Tentang Pemerintahan Aceh

g. Memberikan pertanggungjawaban atas tugas dan kinerjanya selaku anggota DPRD sebagai wujud tanggungjawab moral politis terhadap daerah pemilihannya. h. Menaati peraturan tata tertib, kode etik, sumpahjanji anggota DPRD. i. Menjaga norma dan etika dalam hubungan kerja dengan lembaga yang terkait.

C. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 Tentang Pemerintahan Aceh

Menurut Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945 negara mengakui dan menghormati satuan-satuan pemerimtahan daerah yang bersifat khusus atau bersifat istimewa, perjalanan ketatanegaraan indonesian menepatkan Aceh sebagai satuan pemerintahan daerah yang bersifat istimewa dan khusus terkait dengan karakter khas sejarah perjuangan Aceh yang memiliki ketahanan dan daya juang yang tinggi yang bersumber dari pandangan hidup yang berlandaskan syari’at islam yang melahirkan budaya islam yang kuat. Aspirasi yang dinamis bukan hanya dalam kehidupan adat, budaya, sosial dan politik menghadopsi keistimewaan Aceh meliankan juga memberikan kepastian hukum dalam segala urusan karena dasar kehidupan msyarakat Aceh yang religius telah membentuk sikap, daya juang yang tinggi dan budaya islam yang kuat hal ini merupakan pertimbangan utama penyelenggaraan keistimewaan dan kekususan bagi daerah Privinsi Aceh. 54 Provinsi Aceh adalah daerah otonomi khusus ini di tegaskan dalam Pasal 1 ayat 2 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 yang berbunyi: Aceh adalah daerah provinsi yang merupakan kesatuan masyarakat hukum yang bersifat istimewa dan diberi kewenangan khusus untuk mengatur dan mengurus 54 Lihat penjelasan umum Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006. Universitas Sumatera Utara sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan msyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan dengan sistim dan prinsip Negara Kesatuan RepubliK Indonesian berdasarkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang dipimpin oleh seorang Gubernur. Dalam hal pengawasan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 tidak jauh berbeda dengan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004, Pasal 1 ayat 11 meyebutkan bahwa DPRK adalah unsur penyelenggaraan pemerintahan daerah kabupatenkota. Adapun yang menjadi dasar dalam pelaksanaan fungsi pengawasan Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten DPRK dalam pelaksanaan otonomi khusus adalah sebagaimana tercantum dalam Pasal 22 ayat 1 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006, yang menyebutkan bahwa Dewan Perwakilan Rakyat Aceh DPRA dan Dewan Perwakilan Rakyat KabupatenKota DPRK mempunyai fungsi legislasi, anggaran dan pengawasan. Dalam menjalankan fungsinya, maka Dewan Perwakilan Rakyat KabupatenKota mempunyai tugas dan wewenang sesuai dengan Pasal 24 ayat 1 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 sebagai berikut: 1. Membentuk qanun kabupatenkota yang dibahas dengan bupatiwalikota untuk mendapat persetujuan bersama. 2. Melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan qanun kabupatenkota dan peraturan perundang-undangan lain. 3. Melaksanakan pengawasan terhadap kebijakan pemerintah kabupatenkota dalam melaksanakan program pembangunan kabupatenkota, pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lain, serta penanaman modal dan kerjasama internasional. 4. Mengusulkan pengangkatan dan pemberhentian bupatiwakil bupati dan walikotawakil walikota kepada menteri dalam negeri melalui gubernur 5. Memberitahukan kepada bupatiwalikota dan KIP kabupatenkota mengenai akan berakhirnya masa jabatan bupatiwakil bupati dan walikotawakil walikota. Universitas Sumatera Utara 6. Memilih wakil bupatiwakil walikota dalam hal terjadinya kekosongan jabatan wakil bupatiwakil walikota. 7. Memberikan pendapat, pertimbangan dan persetujuan kepada pemerintah kabupatenkota terhadap rencana kerjasama internasional dikabupatenkota yang bersangkutan. 8. Memberikan pertimbangan dan persetujuan terhadap rencana kerjasama antar daerah danatau dengan pihak ketiga yang membebani masyarakat dan kabupatenkota. 9. Mengusulkan pengangkatan KIP kabupatenkota dan membentuk panitia pengawas pemilihan. 10. Melakukan pengawasan dan meminta laporan kegiatan dan penggunaan anggaran kepada KIP kabupatenkota dalam penyelenggaraan pemilihan bupatiwakil bupati dan walikotawakil walikota. 11. Meminta laporan keterangan pertanggungjawaban bupatiwalikota dalam penyelenggaraan pemerintahan untuk penilaian kinerja pemerintahan. Dalam pasal ini tidak secara lansung disebutkan pengawasan terhadap APBK secara lansung seperti Undang-Undang yang mengatur tentang fungsi pengawasan DPRD lainnya namun dalam ayat tiga merupakan penjabaran dari APBK. Dalam penjelasannya diterangkan bahwa laporan pertanggungjawaban merupakan laporan yang diajukan kepada DPRK mengenai kemajuan pelaksanaan pemerintah dan tidak dimaksudkan untuk menjatuhkan bupatowalikota. DPRK juga dapat melaksanakan kewenangan selain yang terdapat dalam Undang-Undang Nomor 11 tahun 2006 sesuai dengan peraturan perundang undangan. Tata cara pelaksanaan tugas dan wewenang DPRK baik yang ditetapkan dalam Undann-Undang ini maupun yang diatur dalam peraturan perundang-undangan lain, di atur dalam peraturan perundang-undangan. Dalam menjalankan fungsi pengawasan DPRK dapat enggunakan haknya sebagai mana terdapat dalam Pasal 25 ayat 1 hak DPRK adalah sebagai berikut: a. Hak interpelasi Universitas Sumatera Utara b. Hak angket c. Mengajukan pernyataan pendapat d. Mengajukan rancangan qanun e. Mengadakan perubahan atas rancangan qanun f. Membahas dan menyetujui rancangan qanun tentang APBK g. Menyusun rencana anggaran belanja sesuai dengan fungsi, tugas dan wewenang DPRK sebagai bagian APBK dengan menggunakan standart harga yang di sepakati bersama bupatiwalikota h. Menggunakan anggaran sebagaimana telah ditetapkan dalam APBK dan diadministrasikan oleh sekretaris dewan dengan peraturan perundang- undangan i. Menyusun dan menetapkan kode etik dan tata tertib anggota DPRK. Hak angket dilaksanakan dilaksanakan setelah dilaksanakan hak interplasi lalu dilanjutkan dengan hak menyatakan pendapat, dalam menjalankan fungsi dan tugasnya seorang anggota DPRK juga tidak dapat di tuntut karna ucapan, pertanyaan dan pendapatnya sejauh tidak bertentangan dengan tata tertib dan kode etik DPRK.

D. Peraturan Tata Tertib Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Gayo Lues Periode 2009-2014

Dokumen yang terkait

Peran Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Padang Lawas dalam penyelesaian sengketa lahan (studi kasus: sengketa lahan antara PT sumatera Riang Lestari dan PT Sumatera Sylva Lestari dengan Masyarakat Adat Kecamatan Aek Nabara Barumun)

1 100 105

Pelaksanaan Fungsi Pengawasan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Terhadap Kinerja Eksekutif di Kota Medan

3 64 152

Kinerja Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (Suatu Studi Terhadap Kinerja Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Simalungun Periode 2009-2014)

0 22 77

Hubungan Wakil dengan yang Diwakili (Studi Perbandingan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Sumatera Utara Periode 1999-2004 dengan Periode 2004-2009)

1 45 101

Hak Recall Partai Politik Terhadap Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia Dalam Korelasinya Dengan Pelaksanaan Teori Kedaulatan Rakyat.

8 114 110

Minat Menonton anggota Dewan Perwakilan Daerah Tapanuli Selatan terhadap Berita Politik Di Metro TV ( Studi Korelasi Tentang Tayangan Berita Politik Dan Minat Menonton Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Tapanuli Selatan Terhadap Metro TV )

1 39 143

Kesantunan Linguistik Dalam Ranah Sidang Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Sumatera Utara

1 41 285

Pelaksanaan Fungsi Pengawasan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (Dprd) Periode 2009-2014 Terhadap Pengelolaan Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah Kabupaten Subang

1 7 104

PELAKSANAAN FUNGSI PENGAWASAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH (DPRD) TERHADAP APBD KABUPATEN BANTUL TAHUN ANGGARAN 2011

0 2 112

FUNGSI PENGAWASAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH TERHADAP PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN BELANJA DAERAH PADA DINAS PERKEBUNAN KABUPATEN KUANTAN SINGINGI TAHUN 2012.

0 0 16