bersifat rutin setiap tahun maupun pada akhir masa jabatan, lebih menonjol pada bentuk pengawasan untuk menjatuhkan lawan politik, politik uang dari pada
penilaian kinerja kepala daerah serta kinerja kepala daerah dalam melaksanakan pembangunan daerah.
99
Oleh karena itu, secara rutin, pelaksanaan pengawasan DPRK harus dilaksanakan dengan sistem dan prosedur yang baku, yang dilakukan dengan cara:
1. Rapat koordinasi dan rapat evaluasi, dilakukan dengan masing-masing lembaga
pemerintah. 2.
Rapat pembahasan dalam sidang komisi, rapat pembahasan dalam panitia-panitia yang dibentuk berdasarkan tata tertib DPRK.
3. Rapat dengar pendapat dengan pemerintah daerah dan pihak-pihak lain yang
diperlukan, dan 4.
Kunjungan kerja kemasyarakat dan instansi pemerintah daerah.
C. Partisipasi Masyarakat Belum Optimal.
Pelaksanaan fungsi pengawasan DPRK diharapkan dapat mendorong pihak pemerintah daerah agar peraturan daerah yang sudah ada dapat diimplementasikan
secara konsisten dan berkelanjutan supaya tercipta tertib hukum dan kepastian hukum, sehingga dapat memberikan manfaat besar bagi masyarakat. Sebagai pemilik
kedaulatan, masyarakat memiliki hak untuk melakukan pengawasan penyelenggaraan
99
Ibid, hlm. 158.
Universitas Sumatera Utara
pemerintahan. Oleh karena itu harus dilakukan optimalisasi saluran pengawasan masyarakat baik melalui wakilnya di DPRK maupun melalui media cetak dan
elektronik, kotak pos, pesan singkat, lembaga swadaya masyarakat, atau lainnya. Fakta yang ada menunjukkan bahwa penyaluran pengawasan masyarakat sampai
saat ini belum terlaksana dengan optimal. Saluran melalui para wakilnya tidak mampu masuk dan menembus gedung parlemen. Sementara keberanian masyarakat
untuk langsung menyuarakan haknya ke pemerintahan masih belum muncul karena takut atau apatis. Hak masyarakat untuk mengawasi belum sepenuhnya diberikan atau
dijamin oleh negara, sementara DPRK sebagai wakil rakyat belum optimal mengkoordinasikan serta menyalurkan hak-hak pengawasan masyarakat. Masyarakat
masih diperlakukan sebagai obyek pembangunan daripada subyek pembangunan. Penyaluran dan partisipasi pengawasan masyarakat sampai saat ini belum terlaksana
dengan optimal lebih disebabkan belum adanya mekanisme penyampaian informasi serta prosedur tindak lanjut yang baku untuk informasi pengawasan tersebut.
Tidak adanya mekanisme dan prosedur tindak lanjut yang baku mengakibatkan minimnya informasi masyarakat yang dihasilkan dan benar-benar bisa dijadikan
sebagai sarana untuk membantu DPRK dalam melaksanakan fungsi pengawasan. Hal tersebut juga mengakibatkan tidak adanya jaminan bahwa aspirasi dan informasi
pengawasan yang disampaikan kepada DPRK itu akan ditelaah. Hal ini juga pada akhirnya akan dapat menurunkan keinginan rakyat untuk turut berpartisipasi dalam
fungsi pengawasan.
Universitas Sumatera Utara
Ada beberapa alasan mendasar mengapa partisipasi masyarakat atau publik diperlukan dalam pelaksanaan pengawasan, yaitu:
1. Rakyat memiliki hak untuk dilibatkan, karena disatu sisi rakyat adalah
penerima manfaat utama penyelenggaraan pemerintahan dan disisi lain rakyat juga dapat terkena dampak negatifnya.
2. Pengawasan yang dilakukan oleh DPRK mungkin secara substansif lengkap,
tetapi dengan melibatkan masyarakat, pengawasan akan mempunyai dimensi sosial dan budaya yang lebih lengkap. Dengan kata lain, efektivitas kegiatan
pengawasan tidak hanya ditentukan oleh kebenaran, melainkan juga tingkat penerimaan masyarakat.
100
Mendasarkan pada hal tersebut diatas, maka hal yang harus dilakukan adalah mendorong partisipasi masyarakat dalam pengawasan DPRK, yang dapat dilakukan
dengan beberapa hal sebagai berikut: 1.
Membentuk komunitas atau forum pengawasan diberbagai kalangan dan tingkatan.
2. Mengadakan pertemuan-pertemuan rutin dengan komunitas pemilihpendukung
untuk mendiskusikan berbagai persoalan dan berbagai informasi yang relevan dengan fungsi pengawasan.
3. Membuat perda yang mengatur tentang transparansi dan partisipasi publik yang
mendorong penyelenggaraan pemerintahan yang dilakukan secara transparan dan partisipasi masyarakat.
4. Meningkatkan kerjasama dengan pihak terkait terutama media massa, organisasi
profesional, LSM, dan sebagainya.
100
Ibid. hlm. 159
Universitas Sumatera Utara
D. Hambatan Yang Bersifat Politis