Proses Pembelajaran Al-Qur’an Hadits Menggunakan Multimedia

media macromedia flash tersebut dengan terampil dan terbiasa karena media ini dibuat dalam bentuk presentasi, sehingga mudah digunakan oleh guru. Materi yang disampaikan oleh guru sesuai dengan yang tertera dalam slide. 15 Berikut materi yang disampaikan yang tertera dalam slide presentasi: a. Pengertian Mad Kata mad berasal dari bahasa arab yang berarti memanjangkan atau membentangkan. Mad menurut istilah yaitu memanjangkan suara dengan salah satu huruf-huruf mad. Huruf-huruf mad ada tiga, yaitu alif ا , wau , dan ya ي. 16 Huruf alif sebagai tanda panjang bagi huruf yang berharakat fathah َ , huruf wau sukun َ sebagai tanda panjang bagi huruf yang berharakat dhamah َ , huruf ya sukun ئ sebagai tanda panjang bagi huruf yang berharakat kasrah َ . Panjang bacaan ketiga macam bentuk mad tersebut ialah dua harakat atau satu alif. 17 b. Macam-macam Mad Secara garis besar mad dibagi menjadi dua, yaitu mad asli dan mad far’i. Mad asli atau mad thobi’i artinya mad yang terjadi karena adanya huruf alif ا yang didahului huruf yang berharakat fathah, wawu sukun yang didahului huruf berharakat dhammah, dan ya’ sukun ي yang didahului huruf berharakat kasrah. 18 Mad far’i ialah mad cabang. Menurut istilah, mad far’i ialah mad yang merupakan hukum tambahan dari mad asli yang disebabkan oleh 15 Hasil Observasi Proses Belajar Mengajar Pada 03 Desember 2014 16 Abdul Aziz Abdur Rauf, Pedoman Daurah Al- Qur’an, Jakarta: Markaz Al-Qur’an, 2011, h. 105 17 Ratna, Lembar Kerja Siswa Al- Qur’an Hadits, Bogor: CV Gema Nusa, 2010, h. 3 18 Acep Lim Abdurohim, Pedoman Ilmu Tajwid Lengkap, Bandung: CV Penerbit Diponegoro, 2003, h. 136-137 hamzah dan sukun. Pada kali ini akan membagas sebagian mad far’i diantaranya: 1 Mad Layyin Mad layyin disebut juga mad lin. Menurut bahasa, lin berarti lunak. Menurut istilah mad lin ialah mad yang terjadi apabila ada wau atau ya ي yang berharakat sukun dan huruf sebelumnya berharakat fathah. Ada berapa cara membaca mad lin, boleh dipanjangkan dua, empat, atau enam harakat. 19 Contoh : َصلاا ٍش ي ر ق ف ا ي ل ف ي ٍف خ م 2 Mad Aridh Lissukun Mad arid lissukun adalah bacaan panjang karena terdapat pertemuan antara huruf mad dengan huruf lain yang dimatikan sukun setelah diwaqafkan. Mad arid lissukun juga berarti setiap mad tabi’i bertemu dengan huruf hidup dalam satu kalimat dan di baca waqaf berhenti. Cara membaca mad’ arid lissukun terdapat tiga pendapat, yaitu: Qasr artinya, ada yang membaca dengan panjang satu alif dua harakat, Tawasut artinya, ada yang membaca dengan panjang dua alif empat harakat, dan Tuul artinya, ada yang membaca dengan panjang bacaannya tiga alif enam harakat. 20 Contoh: ص ع ا ت س م ه ع لا ع ي يِدل ب ِذ ك ي 19 Acep Lim Abdurohim, Pedoman Ilmu Tajwid Lengkap, Bandung: CV Penerbit Diponegoro, 2003, h. 161 20 Acep Lim Abdurohim, Pedoman Ilmu Tajwid Lengkap, Bandung: CV Penerbit Diponegoro, 2003, h. 158 3 Mad Iwadh Mad menurut bahasa berarti panjang, sedangkan iwad berari ganti. Menurut istilah mad iwad berarti mad yang terjadi apabila ada fathah tanwin َ yang berada di akhir ayat atau ketika berwaqaf. Bacaan mad di sini menggantikan fathah tanwin. Cara membaca mad iwad adalah dengan dua harakat atau satu alif. 21 Contoh : د ي ف ي ه ا ف جا dibaca جا ف ا ه ي د ي ف ك هَ ا باَ ت dibaca ك هَ ا باَ ت 4 Mad Badal Mad badal terjadi karena ada huruf hamzah berharakat fathah, damah, dan kasrah bertemu huruf hamzah sukun. Cara membacanya sama dengan mad tabi’i, yaitu dua harakat ata satu alif. Badal berarti ganti, dinamakan mad badal karena huruf mad itu sebenarnya menggantikan huruf hamzah yang berharakat sukun. Huruf hamzah tersebut digantikan dengan huruf fathah berdiri, wau atau ya. 22 Contoh: م ما menjadi م ماء ا ما menjadi ا ماء 5 Mad Tamkin Menurut bahasa, tamkin berarti penetapan, pemantapan, atau penguatan. Mad tamkin ialah mad yang terjadi karena ya yang didahului huruf ya bertasydid dan berharakat kasrah. Cara membacanya ialah dengan menetapkan atau memantapkan bunyi 21 Acep Lim Abdurohim, Pedoman Ilmu Tajwid Lengkap, Bandung: CV Penerbit Diponegoro, 2003, h. 158 22 Acep Lim Abdurohim, Pedoman Ilmu Tajwid Lengkap, Bandung: CV Penerbit Diponegoro, 2003, h. 156 tasydid pada huruf ya yang pertama, kemudian, bacaan dipanjangkan ketika menghadapi ya sukun. Apabila dibaca wasal, panjang bacaannya sama dengan mad tabi’i, yaitu dua harakat atau satu alif. Apabila berada diakhir ayat atau diwaqafkan, panjang bacaannya boleh dibaca dua, empat, atau enam harakat. 23 Contoh : ف ي ا ِم ِي ي ل ف ي ع ِل ّي ي Satu persatu materi tersebut dijelaskan oleh guru dengan menggunakan metode tanya jawab dengan tahapan-tahapan tertentu, yaitu: Pertama terlebih dahulu guru bertanya kepada siswa tentang mad yang akan dibahas seperti mad layyin mengenai pengertian dan contohnya, sebelum menampilkan materi yang tertera dalam slide, dan begitu pula dalam menjelaskan mad-mad yang lainnya. Kedua, guru menampilkan slide materi dan menjelaskan secara rinci materi yang dibahas, mulai dari pengertian secara sempit dan luas, siswa tampak fokus dalam memperhatikan penjelasan guru. Dengan penyampaian materi menggunakan flash ini guru merasa terbantu karena j umlah siswa kurang lebih sekitar 40’an, penyampaian materi dengan presentasi ini dapat menjangkau seluruh siswa. 24 Selain itu materi yang disampaikan dengan flash mudah dimengerti oleh siswa. 25 ketiga, mencontohkan masing-masing bacaan mad tersebut, dan meminta siswa untuk menirukan bacaannya. Dalam pelafalan tajwid siswa tetap harus dipandu secara langsung. 26 23 Acep Lim Abdurohim, Pedoman Ilmu Tajwid Lengkap, Bandung: CV Penerbit Diponegoro, 2003, h. 165 24 Hasil Wawancara guru pada 05 Desember 2014 25 Hasil Wawancara siswa pada 16 Desember 2014 26 Hail wawancara guru pada 05 Desember 2014 Siswapun tampak antusias terhadap media yang ditampilkan guru dan menunjukkan adanya kemauan untuk mengikuti proses belajar artinya siswa tidak jenuh dalam belajar. Keidakjenuhan siswa ini dilihat ketika guru bertanya saat proses penjelasan materi, siswa menjawab dengan serempak dan ketika guru meminta siswa untuk melafalkan contoh bacaan mad layyin, mad iwadl, mad layyin, mad aridl lis sukun dan mad tamkin yang tertera dalam slide, siswa mengikuti bacaan tersebut dengan suara yang lantang. Bahkan ada beberapa siswa yang ditunjuk untuk melafalkan secara sendiri-sendiri dan mereka mengikuti perintah guru tersebut dengan baik. 27 Siswa semangat dalam belajar karena sebelumnya belum pernah menggunakan presentasi flash. 28 Berbagai kegiatan yang dilakukan siswa pada saat guru menyampaikan materi yaitu memperhatikan, mendengarkan, mengamati, mencatat, dan menjawab pertanyaan guru. 29 Ini menunjukkan bahwa adanya interaksi antara siswa-guru dan antara siswa dengan materi pelajaran. Gambar 7 Proses Tanya jawab 27 Hasil Observasi Proses Belajar Mengajar Pada 03 Desember 2014 28 Hasil Wawancara Guru Pada 05 Desember 214 29 Hasil Wawancara Siswa Pada 16 Desember 2014 Tahap selanjutnya guru melakukan pendekatan kerja kelompok sesuai dengan rencana pembelajaran. Adapun tugas kelompok tersebut yaitu mencari macam-macam mad yang telah dipelajari yang terdapat dalam al- Qur’an. Dalam pembagian kelompok tersebut untuk kelompok 1 mendapatkan tugas mencari mad layyin, kelompok 2 mencari mad aridl lis sukun, kelompok 3 mencari mad iwad, kelompok 4 mencari mad badal, dan kelompok 5 mencari mad tamkin dalam al- Qur’an. 30 Guru mengelompokkan siswa kedalam 5 kelompok tersebut disesuaikan dengan jumlah tajwid yang diajarkan dengan bantuan macromedia flash, dengan tujuan agar antar kelompok bertanggung jawab atas kelompoknya masing-masing sehingga akan terlihat kekompakan, tanggung jawab, serta keaktifan antar kelompok masing- masing. 31 Guru memantau kegiatan tersebut, dan memberikan penilaian terhadap kekompakan serta kerjasama masing-masing kelompok. 32 Dalam tugas kelompok siswa aktif mencari tugas yang diberikan oleh guru, masing-masing kelompok menggunakan al- Qur’an yang telah disediakan oleh guru sebagai sumber untuk mencari tugas yang diberikan. Sebagaimana berdasarkan hasil wawancara bahwa ketiga informan menyatakan bahwa mereka ikut serta dalam mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. 33 Setelah menemukan jawaban setiap kelompok diperintahkan untuk menyebutkan contoh-contoh mad yang mereka temukan dalam al- Qur’an. 34 ini menunjukkan adanya keterlibatan siswa dalam kegiatan belajar. 30 Hasil Observasi Proses Belajar Mengajar Pada 03 Desember 2014 31 Hasil Wawancara Guru Pada 05 Desember 2014 32 Hasil Observasi Proses Belajar Mengajar Pada 03 Desember 2014 33 Hasil Wawancara Siswa Pada 16 Desember 2014 34 Hasil Observasi Proses Belajar Mengajar Pada 03 Desember 2014 Gambar 8 Kerja Kelompok Pada tahap selanjutnya guru menjelaskan kembali terhadap hasil tugas yang mereka dapatkan dari al- Qur’an. Setelah selesai menjelaskan, guru melakukan evaluasi tehadap materi yang telah disampaikan, guru menampilkan slide yang berisi pertanyaan yang terkait dengan materi, kemudian satu persatu pertanyaan disampaikan oleh guru dan dijawab oleh siswa secara bersama-sama dan media tersebut merespon jawaban siswa baik jawaban benar maupun salah. 35 Penulis menyimpulkan ini menunjukkan adanya interaksi antara siswa dan media pembelajaran yang digunakan guru. Pada kegiatan selanjutnya guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi yang belum mereka pahami. Kemudian guru memimpin do’a serta mengucap salam sebagai penutup proses pembelajaran. 36 Pada kegiatan ini menandakan berakhirnya proses pembelajaran. 35 Hasil Observasi Proses Belajar Menagajar Pada 03 Desember 2014 36 Hasil Observasi Proses Belajar Menagajar Pada 03 Desember 2014 56

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka penulis dapat mengungkapkan bahwa dengan terintegrasinya metode yang tepat, kemampuan guru, gaya mengajar guru, dan dukungan berbagai aspek maka penggunaan multimedia macromedia flash dalam pembelajaran Al- Qur’an Hadits siswa kelas VIII Mts Al-Hidayah Tajur dikatakan efektif. Hal ini dapat dilihat dari hasil observasi terhadap proses pembelajaran menujukkan siswa semangat dan antusias dalam belajar, siswa aktif dalam belajar, dan siswa fokus dalam belajar. Serta dari hasil wawancara bahwa penggunaan multimedia macromedia flash dapat membantu guru dalam menyampaikan materi belajar dan mempermudah siswa dalam memahami materi yang disampaikan.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, peneliti ingin mengemukakan beberapa saran, diantaranya: 1. Pihak sekolah hendaknya mampu memberikan dukungan dalam penyediaan sarana dan prasarana dengan maksimal sebagai penunjang proses belajar menggunakan media berbasis komputer. 2. Bagi guru yang sudah terbiasa menggunakan media tentunya tidak menomorsatukan media tetapi juga harus dilengkapi dengan metode yang tepat. 3. Sebaiknya ada pelatihan khusus bagi para guru untuk mengetahui penggunaan operasional macromedia flash sebagai media pendukung dalam proses pembelajaran untuk meningkatkan kualitas pmbelajaran. 4. Pembelajaran dengan menggunakan macromedia flash akan lebih menarik apabila penyajiannya dibuat secara interaktif, maka untuk peneliti selanjutnya sebaiknya dilengkapi dengan pembuatan CD interaktif. DAFTAR PUSTAKA Abdurohim, Acep Lim, Pedoman Ilmu Tajwid Lengkap, Bandung: CV Penerbit Diponegoro, 2003 Andi Pramono, Presentasi Multimedia dengan Macromedia Flash, Yogyakarta: Andi, 2004 Arsyad, Azhar, Media Pembelajaran, Jakarta: Rajawali Pres, 2011. Dananjaya, Utomo, Media Pembelajaran Aktif, Bandung: Nuansa, 2010. Daradjat, Zakiah, dkk, metodologi pengajaran Agama Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 1996 Darmawan, Deni, Teknologi Pembelajaran, PT Remaja Rosdakarya, 2011 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1996 , Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Tahun 2003, Jakarta: Depdiknas, 2003 Fatah Syukur, Teknologi Pendidikan, Semarang: Rasail, 2005 Hamdani, Strategi Belajar Mengajar, Bandung: Pustaka Setia, 2011 Hamzah B. Uno, Teknologi Komunikasi dan Informasi Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara, 2010 http:brawijaya.ac.idflash, diunduh pada 24122014 pada 10.00 WIB http:vidyagata.files.wordpress.com201103mengenal-macromedia-flash.pdf, diunduh pada 23082014 pada 16.00 WIB Indriana, Dina, Ragam Alat Bantu Media Pengajaran, Jogjakarta: DIVA Press, 2011 Ishak, dkk, Teknologi Pendidikan, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013. Jack Febrian, Kamus Komputer dan Teknologi Informasi, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2004. Khon, Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran : Mengembangkan Standar Kompetensi Guru, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005. , Praktikum Qira’at, Jakarta: AMZAH, 2008. Kurikulum Madrasah 2013 Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab, Jakarta: Menteri Agama RI. Madya Eko Susilo, Dasar-Dasar Pendidikan, Semarang: Effhar Offset, 1990. Muhibin Syah, Psikologi Pendidikan Menurut Pendekatan Baru, Bandung: Remaja Rosdakarya, 1995. Muna, Indah Samrotul, Efektivitas Penggunaan Media Macromedia Flash Terhadap Hasil Belajar Al- Qur’an Siswa Kelas VII MTs At-Tauhid Sidoresmo Surabaya, Surabaya: IAIN Sunan Ampel, 2009 Munir, MULTIMEDIA Konsep dan Aplikasi dalam Pendidikan, Bandung: Alfabeta, 2012. Niken, dkk, Pembelajaran Multimedia di Sekolah Pedoman Pembelajaran Inspiratif, konstruktif, dan Prospektif, Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher. Permendiknas No. 41 Tahun 2007, Standar Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Prihatin, Eka, Manajemen Pesera Didik, Bandung: Alfabeta, 2011 Rusman, Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer, Bandung: Alfabeta, 2013. Resmalasari, Septiani, Pengaruh Penggunaan Multimedia Macromedia Flash Terhadap Hasil Belajar Sosiolagi Siswa, Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: 2013 Sadiman, Arief S., Media Pendidikan, Jakarta: RajaGrafindo Persada, 1996. Sofyan, Ahmad, dkk, Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi, Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006. Sugono, Dendy, Kamus Bahasa Indonesia, Jakarta: Pusat Bahasa, 2008. Sutopo, Ariesto Hadi, Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Pendidikan, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012. Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak didik dalam interaksi Edukatif, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2005 , Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta, 2010 Syaikh Manna’ Al-Qathan, Pengantar Studi Ilmu Hadits, Jakarta: Pustaka Al- Kautsar, 2006 , Pengantar Studi Ilmu –Ilmu Al-Qur’an, Bogor: Litera, 2006. Antar Nusa, 2010. Tim Divisi Penelitian dan Pengembangan, Macromedia Flash MX 2004, Yogyakarta: Andi Offset, 2005 Tohirin, Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, Jakarta: PT RajaGrafindo, 2008 Wahyudin, Din, dkk, Pengantar Pendidikan, Jakarta: Universitas Terbuka, 2011 Warsita, Bambang, Teknologi Pembelajaran, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2008. Wina, Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi, Jakarta: Kencana, 2008