55
ROE = Laba Bersih x 100
Modal Sendiri
2. Menghitung Rasio Kecukupan Modal CAR
Tingkat kecukupan modal bank dinyatakan dengan suatu rasio tertentu yang disebut dengan Capital Adequancy Ratio CAR. CAR yaitu rasio
kewajiban pemenuhan modal minimum yang harus dimiliki oleh bank. CAR yang ditetapkan oleh Bank Indonesia ini, mengacu pada ketentuan standar
internasional yang dikeluarkan oleh Banking For International Settlement BIS.
Analisis dalam penelitian ini menggunakan yaitu membandingkan modal Bank dengan aktiva beresiko. Rumus penghitungan CAR adalah:
40
CAR = Modal Bank x 100
Aktiva Berisiko ATMR
H. Hipotesis
1. Pengaruh Linkage Program terhadap Rasio Profitabilitas Linkage Program ini adalah salah satu strategi yang dilakukan Bank
syariah Mandiri untuk memperluas dan meningkatkan penyaluran
40
Slamet Riyadi, Banking Assets And Liability Manajement Jakarta: Universitas Indonesia, 2006 h.161
56
pembiayaan melalui lembaga keuangan syariah yang lebih kecil. dengan Meningkatnya pembiayaan yang disalurkan maka akan meningkatkan
jumlah pendapatan Laba. Dan berdasarkan teori tersebut, maka dapat dikemukakan hipotesis sebagai berikut:
H
1
: Linkage Program berpengaruh positif terhadap rasio profitabilitas di Bank Syariah Mandiri
2. Pengaruh Linkage Program terhadap Rasio kecukupan Modal Rasio kecukupan modal CAR berfungsi menampung risiko kerugian
yang kemungkinan dihadapi oleh bank. Semakin tinggi CAR maka semakin baik kemampuan bank tersebut untuk menanggung risiko dari
setiap pembiayaanaktiva produktif yang berisiko. Jika nilai CAR tinggi maka bank tersebut mampu membiayai kegiatan operasional dan
memberikan kontribusi yang cukup besar bagi profitabilitas. Dan dengan Linkage program pihak perbankan tidak harus
menanggung semuanya dalam menghadapi risiko karena ini adalah tanggung jawab kedua belah pihak, yaitu bank syariah dan LKMS sebagai
perusahaan mitra. Dari teori tersebut maka hipotesis yang dapat diajukan adalah sebagai berikut:
57
H
2
: Linkage Program berpengaruh positif terhadap Tingkat rasio CAR di
Bank Syariah Mandiri.
Selanjutnya akan dianalis dari hasil pengujian rasio profitabilitas dan rasio kecukupan modal, faktor apa yang sangat berpengaruh apakah rasio
profitabilitas atau rasio kecukupan modal CAR.
I. Uji Statistik
1. Menguji Korelasi Pengujian dimaksudkan untuk mengetahui derajat hubungan
antara variabel X dengan variabel Y. Mencari koefisien Korelasi antara variabel X dan variabel Y dengan menggunakan rumus korelasi
product moment sebagai berikut:
Menghitung korelasi dilakukan dengan bantuan SPSS. Tidak hanya menghitung korelasi antara variabel X dengan variabel Y
1,
korelasi antara variabel X dengan variabel Y
2,
korelasi antara variabel X dengan variabel Y
3
58
Uji hipotesis dengan menggunakan uji koefisien korelasi agar dapat menentukan arah atau bentuk dan kekuatan hubungan variabel
yang diteliti. Setelah mendapat nilai koefisien korelasi, kemudian nilainya disubtitusikan kedalam rumus Uji-t.
Untuk mengetahui penerimaan atau penolakan terhadap hipotesis, maka dilakukan uji hipotesis dengan penghitungan uji-t,
dengan rumus sebagai berikut:
41
Ket: t = uji Signifikasi
r = koefisien korelasi n = jumlah sempel
untuk melakukan pengujian hipotesis, dilakukan dengan cara membandingkan nilai t
hitung
dengan t
tabel,
dimana: apabila t
hitung
t
tabel
, maka H ditolak dan H
1
diterima terdapat hubungan antara Variabel X dan variabel Y
apabila t
hitung
t
tabel
, maka H diterima dan H
1
ditolak tidak terdapat hubungan antara Variabel X dan variabel Y
41
Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif Kuantitatif dan RD Bandung: Alfa Beta, 2008 h. 257
59
untuk mengedentifikasi tinggi redahnya korelasi digunakan kriteria pedoman untuk koefisien menurut Sugiyono pada tabel dibawah ini:
42
Tabel 3.2 Pedoman untuk memberikan interpretasi
koefisien korelasi
Interval koefisien Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199 Sangat rendah
0,20 – 0,399 Rendah
0,40 – 0,599 Sedang
0,60 – 0,799 Kuat
0,80 – 1,000 Sangat Kuat
42
Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif Kuantitatif dan RD Bandung: Alfa Beta, 2008 h. 257
60
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian PT. Bank Syariah Mandiri, Tbk
1. Sejarah Bank Syariah Mandiri
Kehadiran Bank Syariah Mandiri telah ada sejak tahun 1999, sesungguhnya merupakan hikmah
sekaligus berkah pasca krisis ekonomi dan moneter 1997-1998. Sebagaimana diketahui, krisis
ekonomi dan moneter sejak Juli 1997, yang disusul dengan krisis multi-dimensi termasuk di panggung politik nasional, telah
menimbulkan beragam dampak negatif yang sangat hebat terhadap seluruh sendi kehidupan masyarakat, tidak terkecuali dunia usaha.
Dalam kondisi tersebut, industri perbankan nasional yang didominasi oleh bank-bank konvensional mengalami krisis luar biasa. Pemerintah
akhirnya mengambil tindakan dengan merestrukturisasi dan
merekapitalisasi sebagian bank-bank di Indonesia.
Salah satu bank konvensional, PT Bank Susila Bakti BSB yang dimiliki oleh Yayasan Kesejahteraan Pegawai YKP PT Bank
Dagang Negara dan PT Mahkota Prestasi juga terkena dampak krisis. BSB berusaha keluar dari situasi tersebut dengan melakukan upaya
61
merger dengan beberapa bank lain serta mengundang investor asing.
Dan Pada saat bersamaan, pemerintah melakukan penggabungan merger empat bank Bank Dagang Negara, Bank Bumi Daya, Bank
Exim, dan Bapindo menjadi satu bank baru bernama PT Bank Mandiri Persero pada tanggal 31 Juli 1999. Kebijakan penggabungan
tersebut juga menempatkan dan menetapkan PT Bank Mandiri
Persero Tbk. sebagai pemilik mayoritas baru BSB.
Sebagai tindak lanjut dari keputusan merger, Bank Mandiri melakukan konsolidasi serta membentuk Tim Pengembangan
Perbankan Syariah. Pembentukan tim ini bertujuan untuk mengembangkan layanan perbankan syariah di kelompok perusahaan
Bank Mandiri, sebagai respon atas diberlakukannya UU No. 10 tahun 1998, yang memberi peluang bank umum untuk melayani transaksi
syariah dual banking system.
Tim Pengembangan Perbankan Syariah memandang bahwa pemberlakuan UU tersebut merupakan momentum yang tepat untuk
melakukan konversi PT Bank Susila Bakti dari bank konvensional menjadi bank syariah. Oleh karenanya, Tim Pengembangan Perbankan
Syariah segera mempersiapkan sistem dan infrastrukturnya, sehingga kegiatan usaha BSB berubah dari bank konvensional menjadi bank
yang beroperasi berdasarkan prinsip syariah dengan nama PT Bank
62
Syariah Mandiri sebagaimana tercantum dalam Akta Notaris: Sutjipto,
SH, No. 23 tanggal 8 September 1999.
Perubahan kegiatan usaha BSB menjadi bank umum syariah dikukuhkan oleh Gubernur Bank Indonesia melalui SK Gubernur BI
No. 124 KEP.BI1999, 25 Oktober 1999. Selanjutnya, melalui Surat Keputusan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia No.
11KEP.DGS 1999, BI menyetujui perubahan nama menjadi PT Bank Syariah Mandiri. Menyusul pengukuhan dan pengakuan legal
tersebut, PT Bank Syariah Mandiri secara resmi mulai beroperasi sejak
Senin tanggal 25 Rajab 1420 H atau tanggal 1 November 1999.
PT Bank Syariah Mandiri hadir, tampil dan tumbuh sebagai bank yang mampu memadukan idealisme usaha dengan nilai-nilai
rohani, yang melandasi kegiatan operasionalnya. Harmoni antara idealisme usaha dan nilai-nilai rohani inilah yang menjadi salah satu
keunggulan Bank Syariah Mandiri dalam kiprahnya di perbankan Indonesia. BSM hadir untuk bersama membangun Indonesia menuju
Indonesia yang lebih baik.
2. Struktur Organisasi Bank Syariah Mandiri
Struktur organisasi Bank Syariah Mandiri terdiri dari Dewan Komisaris, Dewan Direksi, Dewan Pengawas Syariah, Penasehat
Direksi, Divisi dan kator Cabang.
63
Dewan Direksi terdiri dari Presiden Direktur dan Direktur Bidang Pemasaran Korporasi, Direksi Bidang Pemasaran Menengah-
Ritel, serta Direktur Bidang Operasi, kepatuhan dan Manajemen Cabang.
Sebagai Bank Syariah, pada struktur organisasinya terdapat Dewan Pengawas Syariah yang bertugas mengarahkan, memeriksa dan
mengawasi kegiatan bank guna menjamin bahwa bank telah beroperasi sesuai dengan aturan dan prinsip-prinsip syariah islam.
3. Produk dan Jasa Bank Syariah Mandiri
Produk dan Jasa Bank Syariah Mandiri yaitu terdiri dari:
Pendanaan a.
Tabungan
1 Tabungan Berencana BSM 2 Tabungan Simpatik BSM
3 Tabungan BSM 4 Tabungan BSM Dollar
5 Tabungan pensiun BSM 6 Tabungan Kurban BSM
7 Tabungan BSM Investasi Cendikia 8 Tabunganku BSM
b. Deposito
1 Deposito BSM