Apakah target fundraising LAZ Al Azhar Peduli Ummat selalu tercapai?

bingung untuk mengurusi jenazah Bapak tercinta, terpikirkan oleh mereka bagaimana membeli kain utk mengkafankan, dan perlengkapan lainnya serta transportasi untuk mengantarkan Bapaknya ketempat pemakaman. Karena mereka adalah keluarga dari golongan kurang mampuDu’afa yang kebutuhan sehari harinya pun sangat terbatas. “Alhamdulillah dengan adanya layanan Jenazah Gratis dari APU ini sangat membantu keluarga saya dan saya mengucapkan terima kasih banyak kepada Al-Azhar Peduli U mmat”ujar anak perempuan Alm. Pak Bakri.

4. Alm.Bapak Rusli

Bapak Rusli wafat dalam usia 55 tahun. Beliau kesehariannya bekerja sebagai petani garapan. Tanah yang digarap adalah milik seorang warga yang sudah lama tidak difungsikan. Pak Rusli sehari hari mengurusi tanah itu untuk ditanami berbagai macam tanaman sayuran, karena beliau juga tidak punya pekerjaan tetap. Istrinya seorang ibu rumah tangga. Alm Pak Rusli mempunyai tiga anak yang semuanya adalah laki laki. Anak pertamanya tidak bekerjanganggur, sementara anak kedua bekerja sebagi OB di sebuah Mal, dan anak ketiga masih duduk dikelas 2 SMP Swasta Di depok. Rumah yang ditempati alm. Pak Rusli di Desa Mampang,Pancoran Mas-Depok merupakan warisan dari orang tuanya dulu. Sakit Stroke yang dialami Pak Rusli tidak kunjung sembuh dan akhirnya beliau meninggal dunia. Pihak keluarga sempat panik dengan meninggalnya pak Rusli Karena mereka juga tergolong keluarga Du’afa. Namun dengan bantuan Layanan Jenazah Gratis Dari APU pihak keluarga sangat senang dan mengucapkan rasa terima kasih nya dan mendoakan APU agar dapat terus menerus menolong dan membantu saudara saudara yang lainnya yang termasuk Du’afa.

5. Alm.Bapak Hariyanto.

Alm.Haryanto 40 tahun mengalami sakit yang tiba tibamendadak. pihak keluarga beliau panik ketika Hariyanto sakit kepala tiba tiba dan sempat dirawat di R.S Fatmawati selama satu minggu lamanya. Istri dan anak beliau tinggal dikampung Ponorogo-Jatim .Sementara Alm Hariyanto Tinggal menumpang dengan adiknya di Pengasinan, Sawangan- Depok. Karena beliau bekerja sebagai kuli bangunan tidak tetap dan untuk lebih meringankan kebutuhan Sehari harinya dia menumpang hidup dengan adiknya. Istri Alm. Hariyanto tidak bekerja dan mempunyai dua orang anak. Kehidupannya sangat terbatas dan kekurangan, kebutuhan sehari hari keluarganya hanya mengandalkan penghasilan dari alm yang bekerja sebagai kuli bangunan yang dikirim jika upahnya sudah dibayarkan.