Kapan berdirinya Program Layanan Jenazah Gratis di Lembaga Amil Zakat

12. Siapa saja yang berperan dalam program LJG ini? Jawab: Secara strukturnya, itu di bawah penanggungjawab utama saya, terus penanggungjawab di lapangan Pa Benny, dan kordinatornya Pa Eko. Di bawahnya nanti ada petugas layanan sekaligus driver yaitu Pa Soleh dan ada juga relawan LJG yaitu Bu Masriyah. 13. Bagaimana APU sendiri menilai kualitas layanan yang prima? Jawab: Apabila seluruh pemohon layanan terpenuhi layanannya. Walapun tiga dalam sehari, tetapi apabila terpenuhi itu kita mendapatkan kepuasan. Tetapi apabila dalam sehari ada 7 permintaan dan hanya 5 yang bisa dilayani, itu tidak termasuk pelayanan prima kami. Begitupun dengan jobdesk, SOP yang dikerjakan sesuai oleh petugas bisa dikatakan telah melayani dengan prima. Kebutuhan dia apa, kita bisa layani semua dan terpenuhi.

14. Apakah ada kerjasama dengan pihak lain dalam melakukan pelayanan di

LJG ini? Jawab: Ada. Kita bermitra. Pertama dengan UPJ. Kedua Dompet Dhuafa Layanan Barzah. Sama mitra di Jakarta Barat yang mempunyai mobil. Apabila LJG sedang banyak permintaan, lalu LJG menelepon UPJ untuk meminta bantuan melakukan pelayanan, apabila UPJ juga tidak bisa maka lari ke Dompet Dhuafa di Layanan Barzah dan apabila semuanya tidak bisa, maka kita melakukan proses kedua yaitu dengan sistem pembiayaan. Maksudnya apabila ada pemohon di suatu daerah, tim LJG meminta kepada pihak pemohon untuk diurus oleh Amil di daerahnya dengan seluruh biaya ditanggung oleh kami. Jadi pelayanan dari daerah duka, dan biaya ditanggung oleh APU. 15. Apa yang menjadi faktor pendukung dan penghambat dalam pelayanan? Jawab: Kalau faktor pendukungnya, dari SDM kita kerjasama kemitraan yang bersinergi. Jadi orang di Jakarta Timur sudah terbantu oleh mitra di Jakarta Timur. Caranya menyetok perlengkapan di sana, jadi kan kita punya kader di sana, nah kader di sana itu dari pelatihan TERPUJI itu. 1 bulan 5 paket jenazah. Itu sangat mendukung kita dalam pelayanan. Kita punya perlengkapan yang lengkap. SDM kita yaitu SDM yang loyalitas yang tinggi dan berjiwa sosial yang kuat. Jadi 24 jam bagi mereka itu adalah kesiap siagaan. Jam berapapun telepon layanan berdering siap jalan. Siang, malam, pagi, sore. Mau ke luar kota atau dalam kota siap melayani. Kita punya manajemen sendiri, jadi kita tidak bisa diinterpensi, ada SOP, jobdesk sudah lengkap semua. Kita juga memiliki sumber dana yang cukup dan terpenuhi untuk kegiatan pelayanan. tetapi sumber daya kita yang sebelumnya juga perlu di support oleh pihak lain. Karena kalau mengandalkan kita sendiri, Al Azhar programnya bukan LJG saja. Dan Alhamdulillah sekarang LJG sudah ada support dari Cimb Niaga Syariah yang memberikan bantuan untuk 150 juta untuk 100 paket layanan. Sedangkan faktor penghambatnya di transportasi. Lokasi layanan yang jauh dengan jalanan yang macet menyebabkan komplain dari pemohon. SDM kita masih kurang dengan kordinator merangkap driver itu menjadi doublejob. Harus mengurus administrasi dan harus mengurus lapangan juga. Kurangnya SDM, idealnya 1 kordinator, 2 driver dan 2 Amil laki-laki dan perempuan. Selanjutnya yaitu komunikasi. Nomor kontak kita LJG itu belum familiar di masyarakat. Dulu kita menggunakan nomor kontak CDMA, tetapi sekarang sudah 2 nomor dengan GSM. Komunikasi kurang baik saat kordinator turun ke lapangan terkadang susah sinyal. 16. Adakah target jumlah pelayanan jenazah dalam satu tahun? Jawab: Kita melihat anggaran APU terkebih dahulu dengan pendapatan APU yang mencapai 3M, untuk beberapa program. Program LJG sendiri hanya mampu dan mendapat jatah untuk maksimal 700 jenazah dalam satu tahun dengan anggaran dana sebesar kurang lebih Rp900jttahun. Tetapi angka 700 ini tidak menjadi tolak ukur keberhasilan si petugas di lapangan. Tidak apa-apa kalau misalkan dalam setahun hanya melayani 400-500 jenazah, tetapi maksimalnya 700 jenazah.

17. Bagaimana monitoring dan evaluasi yang dilakukan oleh tim APU

khususnya tim LJG? Jawab: Evaluasi kita bertahap. Ada evaluasi kinerja SDM dan evaluasi program. Kalau evaluasi kinerja SDM itu pertiga bulan. Ada Amil yang dinaikkan, di mutasi. Penilaiannya yaitu kinerja Amil. Kinerja dia dalam melaksanakan tugas utama, program dan bersinergi dengan teman-teman lain termasuk integritas dia. Kalau evaluasi program menilai program, sejauh ini bagaimana kualitas program, berapa penerima manfaat yang sudah diberikan, sampai mana saja. Sawangan, 19 April 2016