IKHTISAR CERITA PELAYANAN JENAZAH GRATIS-LEMBAGA ZAKAT NASIONAL AL-AZHAR PEDULI UMMAT
1. Almh Sri Damawiyah
Almh Sri Damawiyah usia 79 tahun
meninggal pada Jum’at 11 Maret 2016. suaminya tidak bekerja karena sudah sepuh juga, anaknya cuma satu dan sudah berkeluarga,
tidak tinggal bersama ibunya. dia menempati kontrakan beserta istri dan satu anaknya. Almh Ibu Sri dan suaminya tinggal hanya berduaan saja di pemukiman padat daerah Duri
pulo-Jakarta Barat, dekat rel kereta. Rumahnya kecil hanya berukuran 4 x 6 meter persegi. Sehari hari ibu Sri dan suaminya tidak bekerja. Kebutuhan sehari hari didapatkan dari
pemberian anaknya
yang berprofesi
sebagai pedagang
kecil kecilan.
Untuk mengurus jenazah, normalnya keluarga duka di lingkungan sana paling tidak harus mengeluarkan biaya Rp. 3 juta-an. Padahal jangankan untuk menabung, untuk kebutuhan
sehari hari saja keluarga almh. Sri Damawiyah tidak dapat tercukupi. Memang ada juga uang gotong royong kematian, tapi besarannya tidak bisa mencukupi biaya normal pengurusan
kematian warga. Oleh sebab itu, Pihak keluarga Almh ibu Sri sangat bersyukur dengan adanya layanan Jenazah Gratis dari Al-azhar Peduli Ummat dengan memberikan semua
perlengkapan jenazah untuk Almh ibu Sri Meliputi kain kafan, papan keranda, serta mobil jenazah.
Semoga almh ibu Sri diterima segala Amal ibadah nya oleh Allah Swt….Aamiin Ya Rabbal’alamin.
2. Bapak Sumitra
Bapak Sumitra adalah seorang tukang kebun di sebuah pelatihan dan pendidikan DIKLAT Lembaga Pendidikan Swasta yang berlokasi di Cigombong, Bogor. beliau sudah
menjalani profesi ini selama 14 tahun. Istrinya hanya ibu rumah tangga dengan 3 anak yang masih kecil. Anak pertama usia nya 10 tahun, anak ke dua usianya tujuh tahun, dan anak
ketiga baru berusia empat bulan. Penghasilanupah yang beliau terima tiap bulannya hanya sebesar 900 ribu rupiah. Rasa rasanya untuk menutupi kebutuhan sehari hari dengan keluarga
yang lumayan banyak masih belum mencukupi. Namun pak Sumitra tidak pernah mengeluh dengan apa yang diterima dari hasil jerih payahnya tersebut. Saya selalu bersyukur katanya
kepada salah satu Amil Al-Azhar peduli Ummat ketika berkunjung kerumah beliau. Untung tak dapat diraih, malang pun tak dapat ditolak. Begitulah kira kira pepatah
yang menggambarkan apa yang di alami oleh Pak Sumitra, Ketika Allah Swt Memberi nya
Ujian dengan terjadinya Angin puting beliung Di Desa Cipelang Kec.Cijeruk- Sukabumi.Rumah Pak Sumitra yang berukuran 7x5 meter Persegi Itu menjadi korban dari
Musibah angin puting beliung yang menerjang kampung pak Sumitra. Dinding rumahnya yang baru dipasang batu bata pun hancur. Alhamdulillah tidak ada korban jiwa dalam
musibah ini, namun musibah angin puting beliung ini membuat warga Desa Cipelang secara psikologis Trauma dan takut akan adanya musibah seperti ini lagi. Setelah kejadian tersebut
pak Sumitra menutup reruntuhan dinding rumahnya dengan terpal pemberian dari salah satu warga desanya. Namun ketika hujan turun rembesan air tetap bisa masuk sehingga
membasahi dalam rumah serta lantai rumahnya yang masih tanah. Alhamdulillah ketika Amil Al-azhar Peduli Ummat datang bersilaturahmi ketempak
beliau, dia tetap masih bisa tersenyum dan seperti layaknya tidak merasakan kesedihan dengan ujian yang merobohkan dinding rumahnya dan hanya ditutupi sementara dengan
terpal. Setelah bertemu dan bercerita panjang lebar dengan Amil APU dan diakhir pertemuan itu Apu turut prihatin dengan musibah yang dialami pak Sumitra serta Sedikit banyaknya Ikut
berpartisipasi meringankan apa yang telah pak Sumitra alami. Dengan partisipasi APU dalam bentuk material bangunan dengan harapan pak Sumitra dapat segera membangun dan
merenovasi kerusakan rumah yang disebabkan oleh musibah angin puting beliung tersebut. Mudah mudahan semua Amil APU diberikan kesehatan dan keberkahan hidup oleh
Allah Swt serta APU tetap bermanfaat untuk Ummat …. Begitu doa pak Sumitra untuk para
Amil Apu ketika berpisah dengan beliau.
3. Alm.Bapak Abdul Bakri
Bapak Abdul Bakri Mengalami sakit komplikasi hampir lima tahun, pekerjaannya sebagai kuli bangunan tetap dijalani meski sakit yg dialami oleh beliau ditutup tutupi agar dia
bisa membuat kelurga senang dan bisa menutupi kebutuhan sehari harinya meskipun usianya telah menginjak ke 66 tahun. Sejak ditinggal Mati oleh istrinya Pak Bakri hidup menumpang
dengan anaknya yang perempuan di Krukut, Kec.Limo-Depok. Menantunya berprofesi sebagai Securty diperumahan. sementara anak nya yang perempuan ini hanya bekerja
serabutan sebagai Kuli nyuci dan gosok. Semenjak setahun terakhir Sakit komplikasi yang diderita oleh pak Bakri membuat
dia tidak sanggup dan kuat lagi bekerja sebagai kuli bangunan, berobatnya pun cuma mengandalkan puskesmas terdekat. Setelah berusaha dengan berobat dari hari ke hari sakit
yang dideritanya tak kunjung sembuh juga dan akhirnya Allah Swt memanggil beliau. Anak dan cucunya sangat sedih dengan meninggalnya Pak Bakri. Lebih menyedihkan lagi mereka