b. Wawancara
Wawancara yaitu mendapatkan informasi dengan cara bertanya langsung keadaan responden.
7
Atau proses memperoleh penjelasan untuk mengumpulkan informasi dengan menggunakan
cara tanya jawab bisa sambil tatap muka ataupun tidak tatap muka yaitu melalui media telekomunikasi antara pewawancara dengan
orang yang diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman.
8
Dalam hal ini penulis akan melakukan sesi wawancara kepada beberapa Amil karyawan di Al Azhar Peduli Ummat yang
terjun langsung dan mengetahui kegiatan program Layanan Jenazah Gratis.
c. Dokumentasi
Dokumentasi yaitu metode pengumpulan data kualitatif, sejumlah besar fakta dan data tersimpan dalam bahan yang
berbentuk dokumentasi.
9
Sebagian besar data berbentuk surat, catatan harian, arsip foto, hasil rapat, cinderamata, jurnal kegiatan
dan lain sebagainya. Dalam hal ini penulis meminta data-data yang diperlukan
dalam penelitian kepada Lembaga Amil Zakat Al Azhar Peduli Ummat.
7
Sofian Effendi dan Tukiran, Metode Penelitian Survei Jakarta: LP3ES, 2012, h. 207.
8
V. Wiratna Sujarweni, Metodologi Penelitian ..., h. 31.
9
V. Wiratna Sujarweni, Metodologi Penelitian ..., h. 33.
6. Teknik Analisis Data
Dalam menganalisis data, penulis menggunakan metode deskriptif analisis. Maksudnya adalah analisis gambaran secara
objektif terhadap tema penelitian dengan pendekatan kualitatif, datanya diperoleh melalui wawancara dan pengamatan.
Analisis data yang digunakan dalam penelitian kualitatif ini adalah model analisis data mengalir flow model. Adapun langkah
analisis dalam metode ini, yakni pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.
F. Tinjauan Pustaka
Sebagai bahan pembanding dan bahan kajian dalam penelitian, maka penulis memiliki sumber yang relevan yang dapat membantu penulis
dalam melakukan penelitian. Adapun sumber yang relevan diantaranya: 1.
Skripsi Entak Saeroji 2012 karya mahasiswa Konsentrasi Manajemen ZISWAF, Jurusan Manajemen Dakwah, Fakultas Ilmu Dakwah dan
Ilmu Komunikasi, dengan judul Program Pengentasan Kemiskinan Lembaga Amil Zakat LAZ Al Azhar Peduli Ummat Jakarta Selatan,
yang membahas tentang bagaimana rancangan program pengentasan kemiskinan LAZ Al Azhar Peduli Ummat dan bagaimana realisasi
program pengentasan kemiskinan LAZ Al Azhar Peduli Ummat tahun 2009-2011.
2. Skripsi Chabibullah 2015 mahasiswa Konsentrasi Manajemen
ZISWAF, Jurusan Manajemen Dakwah, Fakultas Ilmu Dakwah dan
Ilmu Komunikasi, dengan judul Strategi Pengentasan Kemiskinan Melalui Program Zakat PRIDE Lembaga Amil Zakat Al Azhar Peduli
Ummat, yang membahas tentang bagaimana strategi Lembaga Amil Zakat Al-Azhar Peduli Ummat dalam upaya pengentasan kemiskinan
melalui Zakat PRIDE, apa saja program pengentasan kemiskinan yang dilakukan Lembaga Amil Zakat Al-Azhar Peduli Ummat melalui
Program Zakat PRIDE dan bagaimana dampak program pengentasan kemiskinan Lembaga Amil Zakat Al-Azhar Peduli Ummat melalui
Program Zakat PRIDE. 3.
Skripsi Aretha Poetry Qonita 2015 mahasiswi Konsentrasi Manajemen ZISWAF, Jurusan Manajemen Dakwah, Fakultas Ilmu
Dakwah dan Ilmu Komunikasi, dengan judul Implementasi Total Quality Management TQM Pada Program FORMULA LAZ Al-Azhar
Peduli Ummat, yang membahas tentang bagaimana konsep implementasi Total Quality Management Program FORMULA menurut
Al-Azhar Peduli Ummat dan menurut teori TQM. 4.
Skripsi Muhamad Nurhadi 2009 mahasiswa Konsentrasi Perbankan Syariah, Program Studi Muamalat Ekonomi Islam, Fakultas Syariah
dan Hukum, dengan judul Pemberdayaan Mustahik melalui Zakat Produktif Studi Kasus pada LAZ Al Azhar Peduli Ummat, yang
membahas tentang bagaimana konsep pemberdayaan mustahik dengan zakat produktif di LAZ Al Azhar Peduli Ummat dan bagaimana tingkat
keberhasilan program tersebut.
Dari beberapa kajian yang telah dibahas, terdapat persamaan dan perbedaan dengan penelitian yang pernah dilakukan. Adapun persamaan
dengan penulis adalah tempat atau lembaga penelitian yang sama yaitu di Lembaga Amil Zakat Al Azhar Peduli Ummat. Sedangkan perbedaannya
adalah objek penelitian yang akan diteliti yaitu Program Layanan Jenazah Gratis LJG, yang belum pernah ada penelitian tentang program tersebut.
G. Sistematika Penelitian
Untuk mempermudah dan sekaligus agar pembahasan dapat dilakukan secara terarah dan sistematis, maka penulis membagi atas lima
bab. Adapun uraian kelima bab tersebut sebagai berikut: BAB I Pendahuluan
terdiri dari Latar Belakang Masalah, Pembatasan dan Perumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Metode
Penelitian, Tinjauan Pustaka dan Sistematika Penelitian. BAB II Landasan Teori
terdiri dari Konsep Pendayagunaan Zakat dan Konsep
Lembaga Amil Zakat. BAB III Gambaran Umum Lembaga terdiri dari
Sejarah, Alamat, Visi Misi, Struktur Organisasi, Objek dan Grand Strategi, Moto dan Jati Diri, Budaya dan Nilai Kelembagaan dan Apresiasi
atau penghargaan LAZ Al Azhar Peduli Ummat. BAB IV Hasil Penelitian
terdiri dari bagaimana pendayagunaan zakat melalui Program Layanan Jenazah Gratis pada Lembaga Amil Zakat Al Azhar Peduli
Ummat serta faktor pendukung dan penghambat dalam pelayanan Program
Layanan Jenazah Gratis LJG. BAB V Penutup terdiri dari kesimpulan dan saran.
BAB II TINJAUAN TEORITIS
A. Konsep Pendayagunaan Zakat
1. Pengertian Pendayagunaan Zakat
P endayagunaan berasal dari kata “daya” yang berarti kemampuan
melakukan sesuatu dan “guna” yang berarti manfaat
10
adapun pengertian pendayagunaan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yaitu
pengusahaan agar mampu mendatangkan hasil yang bermanfaat.
11
Sedangkan pengertian pendayagunaan lainnya yaitu pengusahaan agar mampu menjalankan tugas dengan baik.
12
Sedangkan zakat menurut bahasa berasal dari kata zakaa, yang artinya bertambah dan berkembang.
13
Sedangkan dalam rumusan fikih, zakat diartikan sebagai sejumlah harta tertentu yang diwajibkan Allah
untuk diserahkan kepada orang-orang yang berhak menerimanya dengan persyaratan tertentu.
14
Zakat dari segi istilah fikih berarti “Sejumlah harta tertentu yang diwajibkan Allah diserahkan kepada orang-
orang yang berhak” di samping
10
http:hasanismailr.blogspot.co.id200906pengertian-pendayagunaan-zakat.html, diakses pada tanggal 27 juni 2016, pukul 15.16 WIB.
11
Syarifudin, Kamus Praktis Bahasa Indonesia Tangerang Selatan: Scientific Press, 2013, h. 93.
12
N. Oneng Nurul Bariyah, Total Quality Management Zakat, h. 80.
13
Muhammad Taufik Ridlo, Zakat Profesi Perusahaan Ciputat: IMZ Building, 2007, h. 3.
14
Masdar F. Mas’udi, Reinterpretasi Pendayagunaan ZIS Jakarta: Piramedia, 2004, h. 6.
berarti “Mengeluarkan jumlah tertentu itu sendiri.”
15
Ibnu Taimiah berkata, “Jiwa orang yang berzakat itu menjadi bersih dan kekayaannya
akan bersih pula: bersih dan bertambah maknanya.”
16
Dari penjelasan di atas penulis dapat menyimpulkan yang dimaksud pendayagunaan zakat yaitu kemampuan untuk melakukan
sesuatu yang bermanfaat dengan dana zakat.
2. Golongan yang Berhak Menerima Zakat
Orang-orang yang berhak menerima zakat berarti sama dengan orang yang berhak untuk mendapatkan pendayagunaan dari zakat tersebut.
Diantara orang yang berhak menerima zakat dikenal dengan sebutan mustahik. Mustahik zakat terdiri dari delapan golongan asnaf, yang telah
diatur dalam Surat At-Taubah ayat 60 yang artinya:
ِرلآ ىف ْم ب لق ةفَل ْلآ ْيلع يل عْلْآ يكس ْلْآ ءآرقفْلل تقدَصلا ميكح ميلع هآ هآ ِم ةضيرف ليبَسلآ ْبآ هآ ليبس ىف يمرغْلآ ق
“Sesungguhnya zakat-zakat itu hanyalah untuk orang- orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para
mualaf yang dibujuk hatinya, untuk memerdekakan budak, orang- orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan orang-orang yang
sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan
Allah dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.” QS. At- Taubah: 60.
17
15
Yusuf Qardawi, Hukum Zakat Jakarta: PT Pustaka Litera Antar Nusa, 1999, cet-lima, h. 34.
16
Yusuf Qardawi, Hukum Zakat … h. 35.
17
Departemen Agama RI, Al- Qur’an dan Terjemahnya Bandung: CV Penerbit
Diponegoro, 2000, h. 156.
Berikut penjelasan delapan asnaf yang berhak menerima zakat, yaitu: 1
Fakir, ialah orang yang tidak mempunyai barang yang berharga dan tidak mempunyai kekayaan dan usaha sehingga dia sangat perlu
ditolong keperluannya.
18
Pemuka ahli tafsir, Tabari yang dikutip oleh Yusuf Qardawi menegaskan bahwa yang dimaksud dengan fakir yaitu
orang yang dalam kebutuhan, tapi dapat menjaga diri tidak minta- minta.
19
2 Miskin, ialah orang yang mempunyai barang yang berharga atau
pekerjaan yang dapat menutup sebagian hajatnya akan tetapi tidak mencukupinya, seperti orang memerlukan sepuluh dirham tapi hanya
memiliki tujuh dirham saja.
20
Menurut Tabari yang dikutip oleh Yusuf Qardawi, yang dimaksud miskin ialah orang yang dalam kebutuhan,
tapi suka merengek-rengek dan minta-minta.
21
3 Amil, ialah orang yang ditunjuk untuk mengumpulkan zakat,
menyimpannya, membaginya kepada yang berhak dan mengerjakan pembukuannya.
22
Menurut Yusuf Qardawi, Amil zakat ialah mereka yang melaksanakan segala kegiatan urusan zakat, mulai dari para
pengumpul sampai kepada bendahara dan para penjaganya. Juga mulai dari pencatat sampai kepada penghitung yang dicatat keluar masuk
zakat dan membagi kepada para mustahiknya.
23
18
Pedoman Zakat Jakarta: Proyek Pembinaan Zakat dan Wakaf, 1985, h. 121.
19
Yusuf Qardawi, Hukum Zakat … h. 511.
20
Pedoman Zakat … h. 122.
21
Yusuf Qardawi, Hukum Zakat … h. 511.
22
Pedoman Zakat … h. 122.
23
Yusuf Qardawi, Hukum Zakat … h. 545.