Strategi Perusahaan dan Pengembangan Produk

59

BAB IV ANALISIS PERAN HARIAN

KOMPAS DALAM MEMELIHARA PLURALITAS DI INDONESIA

A. Perilaku Peran

Media massa memiliki peran yang cukup besar dalam kehidupan masyarakat. Khususnya surat kabar merupakan media massa tertua yang mampu bertahan hingga saat ini di tengah gempuran media elektronik dan media online. Surat kabar memiliki peran layaknya peran media massa pada umumnya sebagai pemberi informasi, pendidik, maupun hiburan. Namun peran yang paling utama pada surat kabar yaitu sebagai pemberi informasi. 1 Maka, pada bab ini akan diuraikan peran harian Kompas dalam memelihara pluralitas di Indonesia. Dalam pembahasan ini menggunakan teori peran role theory yang terdiri atas perilaku peran, pelaku peran, kedudukan orang yang berperan, serta kaitan antara orang dan perilaku untuk mengetahui peran surat kabar tersebut. Berikut beberapa hal yang berkaitan dengan perilaku peran.

1. Harapan Expectation

Harian Kompas sebagai surat kabar nasional tentunya memiliki peran yang sangat diharapkan oleh masyarakat, khususnya pembaca. Harapan masyarakat atau pembaca pada harian Kompas seperti harapan masyarakat pada media massa umumnya. Harian Kompas diharapkan 1 Elvinaro Ardianto, dkk, Komunikasi Massa: Suatu Pengantar, Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2007, h. 112. mampu mewujudkan harapan pembacanya sebagai media informasi yang menyuarakan suara rakyat. Hal ini sesuai dengan moto harian Kompas “Amanat Hati Nurani Rakyat” yang berarti menyuarakan suara rakyat banyak, semangatnya adalah mengingatkan yang kaya dan menghibur yang papa. Yang mendasari adalah hati nurani bersih menjadi pendorong dan sumber untuk disuarakan ke publik. 2 Dengan berlandaskan moto tersebut, harian Kompas diharapkan dapat mewujudkan harapan masyarakat atau pembacanya. Harapan masyarakat atau pembaca harian Kompas mengenai pluralitas di Indonesia adalah sebagai media yang ikut serta dalam memelihara pluralitas di Indonesia. Selain itu harian Kompas juga diharapkan mampu memberikan pencerahan dan menjunjung tinggi pluralitas di Indonesia. Pluralitas merupakan keberagaman yang tak mungkin terelakkan di Indonesia. Keberagaman suku, agama, ras, dan golongan SARA sudah ada sejak dahulu sebelum negeri ini merdeka. Maka sudah sepatutnya bangsa Indonesia memelihara pluralitas tersebut. Hal ini bertujuan untuk terciptanya kerukunan dan keharmonisan hidup bermasyarakat. Sehingga dapat terwujudnya persatuan bangsa. 3 Inilah harapan masyarakat dan bangsa Indonesia yang harus diwujudkan oleh berbagai elemen bangsa, termasuk surat kabar dalam hal ini harian Kompas. Harian Kompas sebagai media informasi memiliki posisi yang cukup strategis untuk memenuhi harapan masyarakat tersebut. 2 Wawancara via email dengan Wakil Pemimpin Umum Kompas - St. Sularto pada 26 Juni 2011. Jika harapan ini mampu diwujudkan, maka hal ini salah satu yang akan mempersatukan bangsa Indonesia yang plural. Selain itu, dalam peran juga terdapat harapan-harapan yang dimiliki oleh pemegang peran terhadap orang-orang yang berhubungan dengannya dalam menjalankan peran dan kewajibannya. 4 Media massa, surat kabar dalam hal ini harian Kompas juga memiliki harapan-harapan terhadap masyarakat atau pembacanya. Harapan yang dimiliki media tersebut berkaitan dengan harapan masyarakat atau pembaca. Adapun harapan harian Kompas terhadap masyarakat atau pembaca mengenai pluralitas yang ada jangan dimatikan, tetapi dikembangkan bersama. Pluralitas sebagai taken for granted perlu diambil hikmahnya sehingga bersama-sama untuk memajukan Indonesia bersatu atas nama keberagaman. Bhinneka Tunggal Ikha perlu terus dikembangkan, dan inilah batu sendi Indonesia. 5 Realitas pluralitas harus dipakai sebagai dasar kebijakan mengatur dan menyelenggarakan negara ini sekarang dan seterusnya. Kita saksikan banyak negara ingin belajar bagaimana pluralitas di Indonesia dikembangkan. Satu tetapi beragam itulah Indonesia. Miriplah dengan AS bagaimana pluralitas itu dikembangkan di sana. Semua diberi hak yang sama, meskipun plus minus ada juga perasaan kulit hitam itu belum dianggap sama dengan kulit putih. Tetapi dengan kasus Obama misalnya 4 David Berry, Pokok-pokok Pikiran dalam Sosiologi Jakarta: Rajawali Pers, 1983, h. 101. 5 Wawancara via email dengan Wakil Pemimpin Umum Kompas - St. Sularto pada 26 Juni 2011.