Penilaian Evaluation dan Sanksi Sanction

Dengan idealisme dan semangatnya, harian Kompas ingin memberikan informasi yang objektif kepada masyarakat. 48 Bagi harian Kompas kebenaran merupakan prinsip pertama yang disampaikan dan sumber dependensi. Mengritik dengan penuh pengertian, dan ada saatnya maju, ada saatnya mundur atau menyamping, asal tujuan tercapai dan bukan nabrak tembok jurnalisme kepiting. 49 Dalam pemberitaan terkait pluralitas, harian Kompas selalu mengajak masyarakat untuk memelihara pluralitas di Indonesia. Penilaian dan sanksi yang berasal dari luar external harian Kompas mengenai pemberitaan ini terdapat pada komentar pembaca. Pembaca menilai harian Kompas selalu up date dalam menyajikan pemberitaan terkait pluralitas. Hal ini senada dengan pernyataan wakil pemimpin umum harian Kompas yaitu pluralitas sebagai referensi Kompas dalam mencoba ikut serta mencerdaskan kehidupan bangsa. 50 Kemudian dari penilaian tersebut, timbullah sanksi yang diberikan masyarakat melalui banyaknya pembaca harian Kompas. Ini terbukti dari besarnya oplah harian Kompas yang mencapai 600.000 per hari. Sehingga menjadikan harian Kompas sebagai surat kabar nasional terbesar di Indonesia. 51 Demikian juga ada penilaian dan sanksi dari dalam internal harian Kompas terkait pemberitaan pluralitas. Harian Kompas menyadari dirinya sebagai surat kabar nasional tentunya memiliki peran yang besar 48 Kompas Gramedia, The Strongest of Foundations, diakses pada 25 Mei 2011 dari http:hr.kompasgramedia.comCompanyProfile.php?id=201010051546. 49 Wawancara via email dengan Wakil Pemimpin Umum Kompas - St. Sularto pada 26 Juni 2011. 50 Wawancara via email dengan Wakil Pemimpin Umum Kompas - St. Sularto pada 26 Juni 2011. 51 Kompas Gramedia, The Strongest of Foundations, diakses pada 25 Mei 2011 dari http:hr.kompasgramedia.comCompanyProfile.php?id=201010051546. sebagai media informasi dan edukasi terkait pluralitas di Indonesia. Bahkan wakil pemimpin umum Kompas mengatakan jika pluralitas ini diabaikan oleh berbagai elemen bangsa, termasuk media, maka Indonesia akan tercabik-cabik seperti kasus Rwanda misalnya. Dari penilaian ini muncullah sanksi dari dalam harian Kompas untuk menyajikan pemberitaan pluralitas secara aktual setiap ada kesempatan. 52 Hal ini merupakan salah satu cara untuk mencerdaskan masyarakat demi menjaga pluralitas di tengah keberagaman suku, agama, ras, dan golongan SARA.

B. Pelaku Peran

Pelaku peran adalah orang-orang yang mengambil bagian dalam interaksi sosial tersebut. Pelaku peran terbagi dalam 2 golongan yaitu aktor subjek dan target sasaran. Hubungan subjek dan target dalam hal ini nampak pada hubungan harian Kompas dengan masyarakat atau pembacanya. 1. Subjek pelaku Subjek pelaku dalam peran yaitu orang yang sedang berperilaku menuruti suatu peran tertentu. Subjek dapat berupa individu-individu atau pun kumpulan individu kelompok. Secord dan Backman menyatakan bahwa subjek menempati posisi pusat dalam perannya. 53 Hal ini disebabkan subjeklah yang mewujudkan suatu perilaku dalam upaya melaksanakan perannya. Pada peran harian Kompas dalam memelihara pluralitas di Indonesia, terdapat beberapa subjek yang berperan di dalamnya. Secara 52 Wawancara via email dengan Wakil Pemimpin Umum Kompas - St. Sularto pada 26 Juni 2011. 53 Sarlito Wirawan Sarwono, Teori-teori Psikologi Sosial, Jakarta: PT. Rajawali Pers, 2003, Cet. Ke-8, h. 234-235. umum subjek yang berperan dalam hal tersebut adalah institusi media massa yaitu harian Kompas. Harian Kompas merupakan surat kabar nasional terbesar di Indonesia yang telah banyak menerbitkan artikel pemberitaan. Berita yang diterbitkan beragam mulai dari berita regional, nasional, hingga internasional. Isi pemberitaannya pun beragam mengenai politik, ekonomi, sosial budaya, bisnis dan keuangan, sains, dan olahraga. Harian Kompas memiliki konsen yang cukup besar dalam pemberitaan terkait pluralitas di Indonesia. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya pemberitaan terkait pluralitas yang disajikan harian Kompas. Bahkan harian Kompas menerbitkan 9 artikel pemberitaan terkait pluralitas dalam 3 hari berturut-turut, yakni pada tanggal 16-18 Februari 2011. Senada dengan pernyataan wakil pemimpin umum Kompas yaitu sejak awal harian ini didirikan memang sudah menyadari posisi pluralitas di Indonesia. 54 Secara khusus, subjek yang ikut berperan dalam pemberitaan tersebut adalah orang-orang yang ada pada harian Kompas dan terlibat di dalamnya. Di antaranya pimpinan harian Kompas, semua tim redaksi, wartawan, maupun tokoh ahli yang menjadi narasumber dalam pemberitaan tersebut. Beberapa tokoh ahli yang terlibat yaitu Komaruddin Hidayat, Moeslim Abdurrahman, Musdah Mulia, Djohan Effendi, Benny Sosetyo, Jewangu, Hassan Asari, Amin Abdullah, Magnis Suseno, Sudhamek. 55 Selain narasumber perorangan, harian Kompas juga 54 Wawancara via email dengan Wakil Pemimpin Umum Kompas - St. Sularto pada 26 Juni 2011. 55 Wawancara via email dengan Wakil Pemimpin Umum Kompas - St. Sularto pada 26 Juni 2011. menghadirkan narasumber dari berbagai organisasi massa seperti Nahdlatul Ulama NU, Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia ICMI, Indonesian Conference on Religion and Peace ICRP, dan Setara Institute.

2. Target sasaran

Target sasaran adalah orang yang mempunyai hubungan dengan subjek pelaku dan perilakunya. Target dalam komunikasi massa disebut khalayak komunikasi komunikan. Khalayak komunikasi massa bersifat heterogen, yaitu terdiri atas berbagai lapisan masyarakat yang berbeda. Pada umumnya khalayak komunikasi dikelompokkan berdasarkan faktor usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, latar belakang budaya, agama, dan tingkat ekonomi. Khalayak komunikasi massa juga terdiri atas jumlah yang besar, seperti pendengar radio, penonton televisi, dan pembaca koran. Sehingga suatu pemberitaan media massa dapat ditangkap oleh khalayak di berbagai tempat. 56 Pengenalan atas karakteristik pembaca tersebut untuk memudahkan media tersebut dalam mengelola dan menyusun kebijakan redaksional secara tepat, baik mengenai jenis informasi maupun cara penyajian informasi itu. 57 Oleh karena itu media massa harus mampu mengidentifikasi karakteristik pembaca secara tepat agar tujuan komunikasi dalam menyampaikan informasi dapat tercapai. Dalam hal ini, target sasaran pemberitaan terkait pluralitas yaitu masyarakat atau pembaca harian Kompas khususnya. Pembaca tentunya 56 Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2007, h. 75-76. 57 Ashadi Siregar dan Rondang Pasaribu, Bagaimana Mengelola Media Korporasi- Organisasi, Yogyakarta: Kanisius, 2000, h. 52-54.