Modernisasi Maskulinasi Pluralitas di Indonesia

Pada saat itu semua partai sudah mempunyai media, dan permintaan itu dimaksudkan juga oleh Ahmad Yani untuk membendung hegemoni PKI. Kemudian Frans Seda menemui Petrus Kanisius Ojong dan Jakob Oetama agar mempersiapkannya. Namun Ojong dan Jakob semula keberatan sebab kondisi sosial politik ekonomi tidak mendukung. Mereka bersedia kalau usulan mereka agar koran baru itu adalah koran umum dan bukan koran partai. Tetapi dikonsep sebagai Indonesia kecil, dalam arti membangun sebuah Indonesia yang majemuk dari berbagai hal. Usulan mereka disetujui Frans Seda, Kasimo, dan tokoh-tokoh partai Katolik lainnya. 3 Pada awalnya surat kabar baru itu bernama Bentara Rakyat. Penggunaan nama tersebut dimaksudkan untuk menunjukkan kepada masyarakat bahwa pembela rakyat yang sebenarnya bukanlah PKI. Kemudian ketika Frans Seda menghadap presiden Soekarno di Istana Merdeka, Bung Karno mengusulkan nama Kompas yang berarti sebagai penunjuk arah dan jalan dalam mengarungi lautan dan hutan rimba. Jadilah koran itu bernama Kompas, sedangkan Bentara Rakyat dipakai sebagai nama penerbit koran tersebut. 4 Maka pada tanggal 28 Juni 1965 terbitlah Kompas di tengah usaha untuk menembus situasi keterbatasan informasi yang terjadi pada saat itu. Kompas berkantor di Jakarta Pusat dengan tiras awal sebanyak 4800 eksemplar. Sejak tahun 1969 Kompas merajai penjualan surat kabar secara nasional menjadi 63.747 eksemplar. Pada tahun 1980-an oplah Kompas mencapai 600.000 eksemplar. Bahkan pada saat ulang tahun Bung Karno ke 100, oplah Kompas mencapai 3 Wawancara via email dengan Wakil Pemimpin Umum Kompas - St. Sularto pada 26 Juni 2011. 4 FA Santoso, Sejarah, Organisasi, dan Visi Misi Kompas, diakses pada 01 Juli 2011 dari Pusat Informasi Kompas. 750.000 eksemplar dalam edisi khusus. Pembaca koran ini mencapai 2,25 juta orang di seluruh Indonesia. 5 Dengan idealisme dan semangat untuk memberikan informasi yang objektif kepada masyarakat, Kelompok Kompas Gramedia KKG mengkhususkan diri untuk bergerak di bidang media komunikasi, baik melalui media cetak maupun media audio visual. 6 Kemudian pada sekitar tahun 1980-an, Kelompok Kompas Gramedia mulai melakukan diversifikasi usaha, di luar bidang utamanya. Selain untuk mendukung usaha inti di bidang komunikasi, pengembangan ini juga dimaksudkan untuk memperluas lapangan pekerjaan sejalan dengan usaha pemerintah untuk mengatasi masalah ketenagakerjaan di Indonesia. Seperti kebanyakan surat kabar yang lain, harian Kompas dibagi menjadi tiga halaman bagian, yaitu bagian depan yang memuat berita nasional dan internasional, bagian berita bisnis dan keuangan, serta bagian olahraga. Seiring dengan pesatnya pertumbuhan dan perkembangan bisnis perusahaan, secara struktur organisasi Kelompok Kompas Gramedia terbagi atas berbagai kelompok usaha SBU berdasarkan jenis usahajasa layanan yang dilkukan seperti: Kelompok Percetakan, Kompas, Majalah, Gramedia Pustaka Utama GPU, Penerbitan dan Multi Media MMSP, Perdagangan dan Industri, Hotel Santika, Media Olahraga Medior, Pers Daerah, Radio Sonora, P.T Kompas Cyber Media. Pada saat ini tercatat kurang lebih 12.000 orang karyawan 5 FA Santoso, Sejarah, Organisasi, dan Visi Misi Kompas, diakses pada 01 Juli 2011 dari Pusat Informasi Kompas. 6 Kompas Gramedia, The Strongest of Foundations, diakses pada 25 Mei 2011 dari http:hr.kompasgramedia.comCompanyProfile.php?id=201010051546.