membiarkan mereka memainkan peran aktif dalam penciptaan monopoli.
63
e. Sekularisasi
Sekularisme di Indonesia telah berlangsung ketika zaman Belanda yang diperkenalkan melalui sistem sekolah modern.
64
Pasca kemerdekaan,
kelompok-kelompok muslim
nasionalis merasa
dikhianati oleh sekularis. Hal ini terlihat dari jabatan politik yang dikuasai sekularis. Akibatnya nasionalis religius menantang sekularis
demi mendapatkan kekuasaan. Kaum nasionalis religius beranggapan bahwa tidak mungkin
memisahkan Islam dari negara politik. Sebab kemerdekaan yang diraih bangsa Indonesia melalui nasionalisme Islam, dan bukan melalui
nasionalisme sekuler atau bukan pemersatu dari agama lain. Nasionalis muslim menginginkan sistem sosial dan hukum berdasarkan pada
hukum Islam. Akan tetapi, Islam tidak bisa menjadi bagian dari politik resmi di bawah rezim Soeharto.
65
Kemudian di awal 1990-an Islam mulai mendapat tempat di parlemen dan kabinet. Langkah ini disambut gembira oleh mayoritas
Muslim sebagai simbol kesuksesan setelah perjuangan panjang melawan non-Muslim. Muslim menyadari bahwa tanpa kekuasaan
politik, seseorang tidak dapat menciptakan sebuah budaya baru untuk
63
Andi Faisal Bakti, “Communication and Violence: Communicating Human Integrity Characteristics is Necessary for Horizontal Conflict Resolution in Indonesia,” h. 86.
64
Andi Faisal Bakti, “Communication and Violence: Communicating Human Integrity Characteristics is Necessary for Horizontal Conflict Resolution in Indonesia,” h. 89.
65
Andi Faisal Bakti, “Communication and Violence: Communicating Human Integrity Characteristics is Necessary for H
orizontal Conflict Resolution in Indonesia,” h. 89.
diri sendiri. Perjuangan ini tidak akan pernah berhenti sampai umat Islam yakin bahwa mereka telah memperoleh kembali kekuasaan.
f. Modernisasi
Modernisasi di kalangan umat Islam telah menimbulkan perpecahan umat, khususnya dengan Muslim tradisional. Kaum
modernis dipengaruhi oleh seorang teolog Mesir, Muhammad Abduh yang ajarannya dikenal sebagai Wahhabisme. Sedangkan kaum
tradisionalis dipengaruhi oleh ulama tradisional Mesir, Mekkah, dan Madinah.
66
Kaum modernis mendirikan Muhammadiyah 1912 dan Al- Irsyad 1914 yang cukup berpengaruh di Indonesia. Modernis
cenderung ketat dalam aturan dan mengadopsi nilai-nilai modern. Sedangkan kaum tradisionalis mendirikan Nahdlatul Ulama atau NU
1926 yang terdiri atas kyai dan ulama tradisional. Tradisionalis cenderung terbuka dan toleran terhadap tradisi lokal.
67
g. Maskulinasi
Maskulinasi berkaitan dengan gender. Perempuan Asia Tenggara bekerja bersama-sama dengan laki-laki. Tugas perempuan tidak hanya
terbatas pada pekerjaan rumah tangga. Namun pada umumnya perempuan di Indonesia bekerja sebagai ibu rumah tangga, mengurus
anak, dan melayani suami. Dalam tempat kerja masih terdapat diskriminasi terhadap kaum perempuan.
68
66
Andi Faisal Bakti, “Communication and Violence: Communicating Human Integrity Characteristics is Necessary for Horizontal Conflict Resolution in Indonesia,” h. 90.
67
Andi Faisal Bakti, “Communication and Violence: Communicating Human Integrity Characteristics is Necessary for Horizontal Conflict Resolution in Indonesia,” h. 91.
68
Andi Faisal Bakti, “Communication and Violence: Communicating Human Integrity Characteristics is Necessary for Horizontal Conflict Resolution in
Indonesia,” h. 91.