mengenai langkah cuci tangan yang baik dan benar, sehingga dalam kesehariannya pekerja  hanya  cuci  tangan  jika  telapak  tangan  pekerja  nampak  kotor  yang  terlihat
oleh  kasat  mata.  Pekerja cleaning  service    tidak  menggunakan  alat  pelindung  diri
karena  tidak  disediakan  oleh  pihak  universitas  UIN  Syarif  Hidayatullah  Jakarta, selain  itu  pekerja  merasa  terganggu  dalam  melakukan  pekerjaannya  jika
menggunakan sarung tangan. Pekerja cleaning service  menggunakan sarung tangan
dalam  bekerja  jika  melakukan  pekerjaan  yang  kotor  seperti  merapihkan  taman kampus yang bersentuhan langsunng dengan tanah.
6.3 Pengetahuan Pekerja Cleaning Service pada Kelompok Intervensi
Berdasarkan  hasil  diperoleh  bahwa  rata-rata  skor  pengetahuan  pekerja cleaning  service    penyuluhan  mengenai  potensi  bahaya  dermatitis  kontak  dan
pencegahannya  pada  kelompok  intervensi  sebelum  dilakukan  penyuluhan  adalah 8.06  kemudian  sesudah  penyuluhan  terjadi  peningkatan  rata-rata  skor
pengetahuan  yaitu  menjadi  14.56.  Hasil  uji  T  dependen  menunjukkan Pvalue  =
0.000  yang  artinya  ada  perbedaan  yang  bermakna  antara  skor  pengetahuan mengenai  potensi  bahaya  dermatitis  kontak  dan  pencegahannya  pada    pekerja
cleaning service yang mendapatkan penyuluhan kelompok intervensi.
Hasil  penelitian  ini  sesuai  dengan  beberapa  hasil  penelitian  sebelumnya. Penelitian  Saefullah  1997
yang  menunjukkan  bahwa  terdapat  perbedaan  bermakna antara  nilai  rata-rata  pengetahuan
pre-test  sebelum  penyuluhan  dengan  nilai  rata-
rata  pengetahuan post-test  setelah  penyuluhan  Pvalue  =  0.000.  Penelitian
Notoatmodjo 1988 membuktikan bahwa jumlah ibu yang mempunyai pengetahuan
baik  pada  kelompok  permainan  dan  kelompok ceramah meningkat  secara  bermakna setelah penyuluhan.
Penelitian Agustin 2003 , menunjukkan terdapat perbedaan rata-
rata nilai pre-test dan post-test Pvalue = 0.000, dimana terdapat peningkatan sebesar
4,61 poin. Selain  itu,  dalam  penyuluhan  juga  terdapat  diskusi  kelompok  secara
sederhana  antara  para  responden  mengenai  langkah-langkah  cuci  tangan  yang  baik dan  benar.  Setelah  seluruh  responden  pada  kelompok  intervensi  mempraktekkan
urutan  langkah  cuci  tangan  yang  baik  dan  benar,  fasilitator  penyuluh  memberikan penjelasan  dan  memperbaiki  urutan  langkah  cuci  tangan  tersebut  jika  terdapat
kekeliruan pada responden tanpa menyatakan para responden tersebut salah. Dengan demikian dapat dikatakan diskusi sederhana ini cukup efektif.
Sebelum  dilakukan  penyuluhan  pada  kelompok  intervensi,  rata-rata  pekerja cleaning  service  benar  menjawab  soal-soal  mengenai  definisi  dermatitis  kontak,
bahan  sarung  tangan  yang  digunakan  untuk  bekerja,  sabun  yang  tepat  digunakan untuk  mencuci  tangan,  dan  mengenai  ciri-ciri  air  bersih.  Soal  yang  paling  banyak
salah sebelum dilakukan penyuluhan adalah soal mengenai gejala dermatitis kontak, penyebab  dermatitis  kontak  soal  mengenai  definisi  mencuci  tangan  yang  baik  dan
benar  serta  soal  menjodohkan  gambar  mengenai  langkah-langkah  mencuci  tangan. Sedangkan  setelah  dilakukan  penyuluhan  pada  kelompok  intervensi,  rata-rata  soal
pilihan  ganda  yang  paling  banyak  dijawab  dengan  benar  adalah  soal    mengenai definisi  dermatitis  kontak,  gejala  dermatitis  kontak,  penyebab  dermatitis  kontak,
bahan  sarung  tangan  yang  cocok  untuk  bekerja,  jenis  sabun  yang  digunakan  cuci tangan, dan soal mengeai ciri-ciri air bersih.
Pada  soal  menjodohkan  gambar  soal  hanya  1  dari  48  peserta  penyuluhan yang  menjawab  dengan  benar  langkah  urutan  mencuci  tangan  yang  baik  dan  benar.
Pekerja cleaning  service  banyak  yang  tepat  menjawab  soal  pilihan  ganda  no
4,5,6,7,dan 8. Sedangkan soal no 1,2,3 dan 4 lebih banyak yang menjawab salah. Hal ini diduga karena gambar yang ditampilkan pada gambar pilihan sekilas terlihat sama,
sehingga  dapat  membuat  pekerja  salah  memilih  jawaban  yang  tepat.  Gambar  soal mengenai menjodohkan gambar dapat dilihat pada lampiran 1 dan 2.
Pada  kelompok  intervensi,  skor  pengetahuan  responden  meningkat sekuruhnya  100,  tidak  ada  yang  menurun  satu  pun.
Menurut  UNICEF  2002, orang  akan  lebih  mudah  percaya  terhadap  sebuah  informasi  dan  mau
mempraktekannya  apabila  mereka  dianjurkan  untuk  berdiskusi  membahas  isi informasi  yanng  disampaikan,  dan  bilamana  perlu  mengajukan  pertanyaan  untuk
memperoleh  kejelasan  tentang  pemahaman  mereka  sendiri  tentang  apa  yang  perlu dilakukan,  kapan  pelaksanaan  yang  tepat  dan  alasan  mengapa  perlu  dilakukan  hal
tersebut.
6.4 Pengetahuan Pekerja Cleaning Service pada Kelompok Kontrol