sesudah dilakukan penyuluhan adalah 6.50. Pekerja cleaning service pada
kelompok kontrol sesudah dilakukan penyuluhan rata-rata skor perubahan pengetahuannya adalah 0.21. Dari uji statistik diperoleh nilai probabilitas sebesar
0.000, artinya pada alpha 5 terdapat perbedaan rata-rata skor perubahan pengetahuan pekerja
cleaning service sesudah dilakukan penyuluhan antara kelompok intervensi dengan pekerja
cleaning service pada kelompok kontrol.
5.3.7 Pengaruh Media Leaflet Terhadap Perubahan Pengetahuan Pekerja Cleaning
Mengenai Potensi Bahaya Dermatitis Kontak dan Bahayanya
Analisis ini digunakan untuk mengetahui pengaruh dari pemberian media
leaflet Potensi bahaya Dermatitis kontak dan pencegahnnya terhadap perubahan skor pengetahuannya. Perbedaan perubahan skor pengetahuan pekerja
cleaning service sesudah penyuluhan dapat dilihat pada tabel 5.8 dibawah ini.
Tabel 5.11 Pengaruh Media Leaflet Terhadap Perubahan Pengetahuan Pekerja Cleaning
Service Mengenai Potensi Bahaya Dermatitis Kontak dan Pencegahannya
Berdasarkan tabel diatas, diketahui rata-rata skor perubahan pengetahuan pekerja
cleaning service pada kelompok intervensi sesudah dilakukan penyuluhan adalah 6.50 dengan standar deviasi 2.975. Pekerja
Kelompok Mean
SD PValue
N
Intervensi 6.50
2.975 0.00
48 Kontrol
0.21 1.301
47
cleaning service pada kelompok kontrol sesudah dilakukan penyuluhan rata- rata skor perubahan pengetahuannya adalah 0.21 dengan standar deviasi 1.301.
Dari uji statistik diperoleh nilai probabilitas sebesar 0.000, artinya pada alpha 5 artinya terdapat pengaruh media
leaflet terhadap perubahan pengetahuan mengenai potensi bahaya dermatitis kontak dan pencegahannya.
5.3.8 Paparan Sumber Informasi dan Hubungan Sosial
Sumber informasi yang didapatkan pekerja cleaning service
mengenai sudah pernah atau belum mendapatkan informasi mengenai penyakit dermatitis kontak dan pencegahannya dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 5.12 Paparan sumber Informasi yang diterima pekerja
cleaning service sebelum dilakukan penyuluhan Potensi Bahaya Dermatitis
Kontak dan Pencegahannya Kelompok Informasi
Pernah Tidak
Pernah Keterangan
Intervensi Dermatitis
kontak 2 orang
46 orang Mendapatkan informasi
mengenai penyakit dermartitis kontak dari keluarga atau
kerabat dekat.
Penggunaan sarung
tangan saat bekerja
12 orang 36 orang
Berdiskusi dengan teman
Langkah Cuci tangan
yang baik dan benar
13 orang 35 orang
Mendapatkan informasi dari penyuluhan kesehatan
Berdasarkan tabel diatas, pada kelompok intervensi pekerja yang sudah pernah mendapatkan informasi mengenai penyakit dermatitis kontak sebanyak 2
orang dan mendapatkan informasi tersebut dari keluarga dan kerabat dekat yang pernah mengalami penyakit tersebut. Pekerja yang mengetahui informasi mengenai
penggunaan sarung tangan saat bekerja sebanyak 12 orang mendapatkan informasi tersebut dari teman kerja. Sedangkan pekerja yang mengetahui langkah cuci tangan
yang baik dan benar pada kelompok kontrol sebanyak 13 orang, mendapatkan informasi tersebut dari pengalaman penyuluhan yang sebelumnya pernah diikuti
mengenai kesehatan kerja. Pada kelompok kontrol, pekerja
cleaning service hanya ada 5 orang yang mengetahui langkah cuci tangan yang baik dan benar. Mereka mendapatkan
informasi tersebut melalui iklan televisi mengenai sabun kesehatan. Informasi yang mereka dapatkan hanya sekilas dan berdurasi beberapa detik saja, sehingga mereka
tidak pernah menerapkan dalam kegiatan sehari-hari.
Kelompok Informasi Pernah
Tidak Pernah
Keterangan
Kontrol Dermatitis
kontak 47 orang
- Penggunaan
sarung tangan saat
bekerja 0 orang
47 orang -
Langkah Cuci tangan
yang baik dan benar
5 orang 42 orang
Mendapatkan informasi dari iklan televisi sabun kesehatan
84
BAB VI PEMBAHASAN
6.1. Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dan menggunakan data primer yang diperoleh melalui instrumen kuesioner. Dalam penelitian ini terdapat
keterbatasan-keterbatasan manusia baik sebagai subyek maupun sebagai obyek penelitian yang tidak dapat dihindari. Dengan keterbatasan ini, diharapkan dapat
dilakukan perbaikan untuk penelitian yang akan datang. Adapun keterbatasan dalam penelitian ini yaitu : tempat kegiatan dilakukan di dalam ruangan
meeting sehingga peneliti kesulitan untuk mempraktekan secara langsung mengenai langkah cuci
tangan yang baik dan benar menngunakan air yang mengalir, sabun cair, dan lap kering. Sehingga pekerja
cleaning service hanya mengikuti gerakan dan langkah cuci tangan yang diperagakan peneliti tanpa menggunakan air yang mengalir, sabun,
dan lap kering.
6.2 Gambaran Karakteristik Pekerja Cleaning Service UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta
Penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 95 pekerja cleaning service
yang bekerja di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Sample dibagi menjadi dua kelompok, yaitu 48 orang kelompok intervensi dan 47 orang menjadi kelompok
kontrol. Pada penelitian ini, karakteristik pekerja cleaning service dilihat dari jenis