Perumusan Masalah Tujuan dan Manfaat Penelitian

2004 dan e-Registration terhadap Kepatuhan Wajib Pajak mencantumkan NPWP dalam Validasi SSB BPHTB. b. Untuk mengetahui dan mendeskripsikan apakah terdapat pengaruh yang signifikan setelah adanya Peraturan Dirjen Pajak No.35 Tahun 2004, e-Registration dan kepatuhan Wajib Pajak mencantumkan NPWP dalam Validasi SSB BPHTB terhadap pembuatan kartu NPWP. 2. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian yang diperoleh adalah sebagai berikut: a. Bagi Penulis Dengan adanya penelitian ini penulis dapat mengetahui telah diterapkannya Peraturan Dirjen Pajak No.35 Tahun 2004 dan program e-Registration yang merupakan wujud dari reformasi peraturan dan modernisasi perpajakan yang digunakan dalam pemenuhan kewajiban perpajakan secara online dalam usaha penertiban administrasi perpajakan. b. Bagi Direktorat Jendaral Pajak dan Kantor Pelayanan Pajak KPP Memberi masukan kepada Direktorat Jendaral Pajak dan Kantor Pelayanan Pajak KPP tentang seberapa maksimal penerapan Peraturan Dirjen Pajak No.35 Tahun 2004 dan pelayanan yang diberikan kepada Wajib Pajak dengan berbagai program yang diluncurkan dalam proses pemenuhan kewajiban perpajakan bagi 9 wajib pajak. dalam usaha penertiban administrasi perpajakan sebagai wujud dari reformasi perpajakan. c. Bagi Pembaca Penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu bacaan untuk menambah wawasan pengetahuan dan dapat dijadikan sebagai masukan bagi penelitian lebih lanjut pada bidang perpajakan serta dalam rangka untuk pengembangan ilmu. 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Pajak

1. Definisi Dalam ilmu perpajakan yang mendasari adalah peraturan yang tercantum dalam Undang-Undang yang dikeluarkan Direktorat Jendral Pajak. Terdapat beberapa pendapat mengenai definisi Pajak, diantaranya: Definisi Pajak yang dikemukakan oleh Prof. DR. Rochmat Soemitro, SH. “Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan Undang- Undang yang dapat dipaksakan dengan tidak mendapat jasa timbal balik kontraprestasi yang langsung dapat ditunjukan, dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum” Siti Resmi, 2007:1. Kemudian definsi diatas disempurnakan oleh R. Santoso Brotodiharjo, 2004:5, sebagai berikut: “Pajak adalah peralihan kekayaan dari pihak rakyat kepada kas negara untuk membiyai pengeluaran rutin dan “surplusnya” digunakan untuk public saving yang merupakan sumber utama untuk membiayai public investment”. Definisi pajak yang dikemukakan oleh S. I. Djajadiningrat. “Pajak sebagai suatu kewajiban menyerahkan sebagian dari kekayaan ke kas negara yang disebabkan suatu keadaaan, kejadian, dan perbuatan yang memberikan kedudukan tertentu. Tetapi bukan sebagai hukuman, menurut peraturan yang ditetapkan pemerintah serta dapat dipaksakan, tetapi tidak ada jasa timbal balik dari negara secara langsung, untuk memelihara kesejahteraan umum” Siti Resmi, 2007:1. 11 Definisi Pajak yang dikemukakan oleh Prof. Dr. P. J. A. Adriani, 2006:2 “Pajak adalah iuran kepada negara yang dapat dipaksakan yang terutang oleh yang wajib membayarnya menurut peraturan- peraturan, dengan tidak mendapat prestasi kembali, yang langsung dapat ditunjuk dan yang gunanya adalah untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umum berhubungan dengan tugas negara untuk menyelenggarakan pemerintahan”. Ciri-ciri yang melekat pada Definisi Pajak: 1. Pajak dipungut berdasarkan atau dengan kekuatan Undang-Undang serta aturan pelaksanaannya. 2. Dalam pembayaran pajak tidak dapat ditunjukan adanya kontraprestasi individual oleh pemerintah. 3. Pajak dipungut oleh negara baik pemerintah pusat maupun daerah. 4. Pajak diperuntukan bagi pengeluaran-pengeluaran pemerintah, yang bila dari pemasukannya masih terdapat surplus, dipergunakan untuk membiayai public investment. 2. Fungsi Pajak Terdapat 2 fungsi pajak, diantaranya: a. Fungsi Budgetair sumber keuangan negara Artinya pajak merupakan salah satu sumber penerimaan pemerintah untuk membiayai pengeluaran rutin atau pengeluaran pembangunan. 12