2 Seksi
Subbagian Umum
11 - 7 4 - 3 Seksi
Pedanil 13 - 9 4 -
4 Seksi DAI 7 -
3 4 - 5
Seksi Penetapan
7 - 2 5 -
6 Seksi
Penerimaan 5 -
2 3 -
7 Seksi
Penagihan 7 -
3 4 -
8 Seksi
Keberatan dan
Pengurangan 5 -
2 3 -
9 Jabatan
Fungsional 2 -
- 2 - Jumlah
58 -
28 29
1
sumber: Seksi Subbagian Umum KPP Pratama Serpong
Tugas Kantor Pelayanan PBB Pratama serpong adalah salah satu unit organisasi pelaksana fungsi Direktorat Jendaral Pajak yang dalam
pelaksanaan tugasnya di bawah Kantor Wilayah DJP Banten yang melaksanakan sebagian tugas pokok di bidang administrasi penerimaan
negara dari sektor PBB dan BPHTB dalam wilayah wewenangnya berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku untuk wilayah
kerja.
80
Tabel 4.2 Wilayah Kerja KP PBB Pratama Serpong
NO KECAMATAN KELURAHAN
1 SERPONG 1.
CIATER 2.
RAWA BUNTU 3.
CILENGGANG 4.
LENGKONG GUDANG TIMUR
5. MEKAR WANGI
6. BUARAN
7. LENGKONG GUDANG
8. PAKULONAN
9. PAKUALAM
10. JELUPANG
11. LENGKONG WETAN
12. RAWA MEKAR JAYA
13. LENGKONG KARYA
14. SERPONG
15. PONDOK JAGUNG
2 PAMULANG 1.
PONDOK CABE ILIR 2.
BENDA BARU 3.
PONDOK BENDA 4.
BAMBU APUS 5.
PONDOK CABE UDIK 6.
KEDAUNG
81
3 PONDOK AREN
1. PONDOK AREN
2. JURANG MANGU TIMUR
3. PERIGI BARU
4. PONDOK KACANG BARAT
5. PONDOK KARYA
6. PONDOK BETUNG
7. PONDOK KACANG TIMUR
8. PERIGI
9. JURANG MANGU BARAT
10. PONDOK PUCUNG
11. PONDOK JAYA
4 CIPUTAT 1.
CIPAYUNG 2.
CIPUTAT 3.
SARUA 4.
PONDOK RANJI 5.
JOMBANG 6.
SAWAH BARU 7.
SAWAH 8.
CEMPAKA PUTIH 9.
REMPOA 10.
PISANGAN 11.
SARUA INDAH 12.
CIRENDEU 13.
RENGAS
Sumber: Help Desk PBB
KP PBB
Pratama Serpong
mempunyai fungsi
dalam melaksanakan tugasnya antara lain:
a. Pendapatan objek dan subjek pajak dan penilain objek Pajak Bumi
dan Bangunan.
82
b. Pengolahan dan penyajian data Pajak Bumi dan Bangunan dan Bea
Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan. c.
Penetapan Pajak Bumi dan Bangunan dan Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan.
d. Penatausahaan piutang pajak, penerimaan, penagihan, serta
penyelesaian, restitusi pajak bumi dan bangunan dan Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan.
e. Penyelesaian Keberatan, Pengurangan, dan Penatausahaan Banding.
f. Pembetulan surat ketetapan pajak
g. Pengurangan Sanksi Pajak.
h. Pemeriksaan sederhana dan penetaapan sangsi Pajak Bumi dan
Bangunan dan Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan.
i.
Pelaksanaan administrasi KP PBB. Adapun jenis pelayanan mengenai Pajak Bumi dan Bangunan di
KP PBB Pratama Serpong, yaitu terlampir Lampiran 1.
Untuk memperlancar pelayaan tersebut, maka wajib pajak harus mematuhi tata cara pengajuan permintaan pelayanan Pajak Bumi dan
Bangunan sebagai berikut: a.
Pelayanan PBB di ajukan tertulis oleh Wajib Pajak, kecuali hal yang sifatnya konsultasi. Dalam hal Wajib Pajak berhalangan, dapat
memberikan kuasa kepada orang lain yang ditunjuk dengan surat kuasa.
83
b. Permintaan pelayanan harus didukung oleh dokumen yang
dipersyaratkan sesuai jenis pelayanan. c.
Berkas permintaan pelayanan diserahkan langsung kepada lokrtpetugas di tempat Pelayanan Satu Tempat PST atau dikirim Via
Kantor Pos.
B. Hasil Dan Pembahasan 1. Analisis Kualitatif
Data-data yang berhasil dikumpulkan sebagai bahan pendukung dalam analisis kualitatif dapat diikhtisarkan sebagai berikut:
a. Sampel yang diperoleh dalam penelitian ini yaitu berjumlah 50 sampel
yang merupakan termasuk wilayah kerja Kantor Pelayanan Pajak Pratama Serpong.
b. Data yang terseleksi menjadi objek penelitian tersebut, diperoleh dari
data yang diinput oleh salah satu pihak bagian Pengolahan Data dan Informasi perpajakan yang ada di Kantor Pelayanan Pajak Pratama
Serpong. Data yang diperoleh dibagi dalam beberapa jenis data, yaitu: 1
Pencantuman NPWP pada saat melakukan validasi SSB BPHTB yang dilakukan wajib pajak yang mewakili tiap-tiap kelurahan,
yang termasuk wilayah kerja KPP Pratama Serpong. Data berdasarkan setelah penerapan Peraturan Dirjen Pajak No.35 dan e-
Registration.
84
2 Jumlah pembuatan kartu NPWP pada wajib pajak yang mewakili
tiap-tiap kelurahan yang termasuk wilayah kerja Kantor Pelayanan Pajak Pratama Serpong. Data berdasarkan setelah penerapan
Peraturan Dirjen Pajak No.35 dan e-Registration. 3
Jumlah Wajib Pajak yang mewakili tiap-tiap kelurahan yang termasuk wilayah kerja Kantor Pelayanan Pajak Pratama Serpong
yang melakukan pendaftaran secara online. Data berdasarkan setelah penerapan Peraturan Dirjen Pajak No.35 dan e-
Registration. 4
Jumlah Wajib Pajak yang terdaftar dan mewakili tiap-tiap kelurahan yang termasuk wilayah kerja Kantor Pelayanan Pajak
Pratama Serpong. Hasil dari penelitian berdasarkan analisis kualitatif berupa
Penerapan Peraturan Dirjen Pajak No.35, e-Registration terhadap kepatuhan Wajib Pajak mencantumkan NPWP dalam Validasi SSB
serta dampaknya dalam pembuatan kartu NPWP adala sebagai berikut: a.
Mekanisme Pendaftaran NPWP secara online e-Registration. 1 Wajib Pajak masuk ke aplikasi e-Registration lewat http:
www.pajak.go.id .
2 Membuat Account Wajib Pajak. 3 Login ke Aplikasi e-Registration.
4 Mengisi Formulir Permohonan Registrasi Wajib Pajak.
85
5 Mengirimkan Formulir Permohonan Registrasi Wajib Pajak secara elektronis.
6 Mencetak Formulir Permohonan Registrasi Wajib Pajak dan Menandatanganinya.
7 Mencetak Surat Keterangan Terdaftar SKTS. 8 Untuk Mencetak Kartu NPWP, Wajib Pajak dapat Mengirim
Formulir Permohonan Registrasi yang telah ditandatangani dan SKTS dengan melampirkan persyaratan lainnya ke KPP tempat
Wajib Pajak mendaftarkan diri. b. Keamanan dan Jaminan Terhadap Data
DJP memberikan jaminan bahwa data pendaftran yang dikirmkan melaui e-Registration tidak akan mengalami perubahan atau
kerusakan selama proses pengiriman. DJP telah menyiapkan perangkat pengaman data berupa:
a. File yang terkirim tidak langsung masuk dalam database atau bank
data hal diatas dapat memperkecil resiko kerusakan ynag terjadi dalam perjalanan menuju bank data yang ada yang ada di DJP.
b. Sistem pengacakan data selama dalam proses pengiriman Data angka atau huruf diubah oleh sistem menjadi sebuah kode
yang acak proses enkripsi kemudian pada saat data tiba di komputer server kode acak tersebut kembali dirubah menjadi data
angka dan huruf yang dapat dimengerti proses deskripsi.
86
c. Dampak Positif dan Negatif
Dampak Negatif Sistem manual: 1
Bagi Wajib Pajak Sistem manual memiliki kebutuhan yang tinggi akan waktu,
personel dan biaya, Wajib Pajak harus mengantarkan SKTS ke KPP untuk dapat kartu NPWP.
2 Bagi Kantor Pelayanan Pajak KPP
a Menerima berkas yang begitu banyak.
b Memasukan data ke dalam database komputer secara
manual . c
Mengirimkan ke DJP melalui internet. Dampak positif e-Registration:
1 Proses pendaftran NPWP yang cepat
2 Data Pendaftaran NPWP dengan tingkat akurasi yang lebih
tinggi. 3
Efisiensi personel dan biaya.
2. Analisis Kuantitatif A. Deskripsi Objek Penelitian
Objek penelitian dengan cara mengumpulkan data dan informasi yang berkaitan dengan penerapan peraturan Dirjen Pajak No.35 dan e-
Registration yang berpengaruh terhadap Kepatuah Wajib Pajak mencantumkan NPWP dalam melakukan Validasi SSB BPHTB serta
87
dampaknya terhadap pembuatan kartu NPWP yang ada di wilayah kerja KPP Pratama Serpong, diambil sampel sejumlah 50 kelurahan yang masuk
wilayah kerja KPP Pratama Serpong. Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan, kemudian
dilanjutkan dengan melakukan pengolahan data. Pengolahan data ini menggunakan metode pengujian sebagaimana disajikan berikut ini:
Pengujian Kepatuhan Wajib Pajak, dan Dampak Terhadap Pembuatan Kartu NPWP Menggunakan Metode Path Analysis
Kepatuhan Wajib Pajak dalam mencantumkan NPWP dalam Validasi SSB BPHTB dan dampak terhadap pambuatan kartu NPWP
dibagi menjadi dua, yaitu pada saat sebelum adanya Peraturan Dirjen Pajak No.35, pendaftran NPWP secara manual sebelum e-Registration
dan pada saat setelah adanya Peraturan Dirjen Pajak No.35, pendaftran NPWP secara elektronik setelah e-Registration. Kepatuhan dilihat dari
Jumlah Wajib Pajak yang mencantumkan NPWP dalam Validasi SSB BPHTB per-kelurahan yang terdaftar di KPP Pratama Serpong dari tahun
ke tahun. Begitu pula dampak Peratuaran Dirjen Pajak No.35, e- Registration terhadap pembuatan kartu NPWP dilihat dari Jumlah NPWP
per-kelurahan yang terdaftar di KPP Pratama Serpong dari tahun ke tahun. Pendaftaran NPWP secara manual yaitu Wajib Pajak, mendaftar
NPWP sesuai domisilinya langsung. Dalam pendaftran NPWP secara Manual terdapat interaksi langsung antara Wajib Pajak dengan aparat
pajak fiskus. Dalam pendaftaran NPWP harus disertai seluruh lampiran
88
yang mendukung dalam pengisian pendaftaran NPWP, lampiran pendukungnya berjumlah sangat banyak sehingga pendaftran NPWP ini
sedikit merepotkan. Pendaftaran NPWP secara elektronik e-Registration yang
merupakan fasilitas dari Direktorat Jenderal Pajak yang diharapkan dapat memberikan kemudahan pada Wajib Pajak dalam pendaftaran NPWP.
Berikut ini disajikan hasil olah data dan kategori kepatuhan Wajib Pajak mencantumkan NPWP dalam melakukan Validasi SSB serta
dampaknya terhadap pembuatan kartu NPWP:
Tabel 4.3 Rincian Jumlah Sampel Penelitian
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Serpong
No Nama WPPKP Peraturan
DJP No35 X1
e- Registration
X2 Kepatuhan
WP Y1
Pembuatan kartu NPWP
Y2 1
P.Cabe Ilir
788 792 792 800 2 B.Baru
796 802
802 700
3 P.Benda 800
806 808
650 4 Pam.Timur
806 812
814 530
5 Pam.Barat 816
818 826
528 6 B.Apus
818 824
828 535
7 P.Cabe Udik
824 826
834 545
8 Kedaung 828
838 840
550 9
Cipayung 840 850 856 555
10 P.Ranji 852
862 872
560
89
11 Sarua 860
864 882
570 12 Ciputat
862 872
892 580
13 Jombang 868
882 898
580 14 Rengas
878 890
910 590
15 Sawah Baru
896 906
920 595
16 Sawah 900
908 938
600 17 Cempaka
Putih 908
920 948
595 18 Rempoa
894 904
936 610
19 Pisangan 900
908 946
615 20 Sarua
Indah 908
914 954
630 21 Cirende
910 918
956 635
22 P.Aren
918 924 966 640 23 J.Mangu
Timur 922
934 970
580 24 P.Btung
930 938
980 560
25 P.Kcang Timur
938 946
992 550
26 J.Mangu Barat
940 950
1000 600
27 P.Pucung 946
954 1010
660 28 P.Jaya
952 958 1016 680
29 Perigi 954
960 1020 700 30 Perigi
Baru 962
964 1028
705 31 Pndk.
Kacang Barat
964 966 1032 720 32 P.Karya
966 972
1036 730
90
33 Pndk.Kacang 972
974 1044
735 34
Ciater 976 978 1052 740
35 R.Buntu 978
980 1054
750 36 Cilenggang
980 986
1062 760
37 L.Gudang T
982 994
1070 780
38 Mekar Wangi
986 996
1074 785
39 Buaran 998
1008 1088 790
40 L.Gudang 1002
1008 1094
800 41 Pakulonan
1008 1010
1102 810
42 Jelupang 1012 1014 1108 815
43 L.Wetan 1016
1018 1112
820 44 R.Mekar
Jaya 1018
1020 1116
835 45
L.Karya 1022 1024 1120 840
46 Serpong 1024
1026 1124
845 47 P.Jagung
1026 1028
1130 900
48 P.Jagung T
1030 1030
1136 845
49 Paku Jaya
1032 1032
1140 885
50 Pakualam 1038
1034 1148
750
S
umber : Data Sekunder yang diolah
91
B. Pengujian Hipotesis
Pada tabel 4.3 di atas dapat diuji dengan metode analisis jalur path analysis, analisis jalur merupakan perluasan dari analisis regresi linier
berganda atau analisis jalur adalah penggunaan analisis regresi untuk menaksir hubungan kausalitas antar variabel yang telah ditetapkan
sebelumnya berdasarkan teori Imam Ghozali, 2005:160, antara lain
sebagai berikut: a. Uji Koefisien Determinasi
Pengujian koefisien determinasi dilakukan untuk melihat seberapa jauh variabel-variabel independen, yaitu Peraturan DJP No.35 X1 dan e-
Registration X2 dalam menjelaskan variabel dependen, yaitu: Kepatuhan wajib pajak Y1. Hasil uji koefisien Adjusted R Square disajikan pada
tabel 4.4.
1. Sub- Struktur 1
Y =
ρ
x
1
y X
1
+
ρ
x
2
y X
2
+
ρ
yE
1
X
1
X
2
Y
ρ
X
1
y
ɛ
1
r
12
ρ
X
2Y
ρ
y
E
Sumber: Riduwan Gambar 4.1
Hubungan Struktur X1 dan X2 terhadap y
92
Tabel 4.4 Hasil Uji Koefisien Determinasi
Model Summary
a Predictors: Constant, e-Registration x2, Penerapan Peraturan DJP X1 Model
R R Square
Adjusted R Square Std. Error of the
Estimate 1
,999a ,998
,998 4,884
b. Dependent Variabel: Kepatuhan Wajib Pajak Y Sumber : Data sekunder yang diolah
Pada tabel 4.4 menunjukan bahwa nilai koefesien Adjusted R Square adalah sebesar 0,998, hal ini berarti 99,8 variabel kepatuhan
wajib pajak mencantumkan NPWP dalam melakukan validasi SSB dapat dijelaskan oleh peraturan DJP No.35 dan e-Registration. Sedangkan
sisanya 100 - 99,8 = 0,2 dijelaskan oleh faktor – faktor lain diluar penelitian ini, dengan adanya peraturan DJP No.35 memaksa wajib pajak
untuk memiliki NPWP, sedangkan e-Registration mempermudah seseorang untuk memiliki membuat NPWP.
Seperti telah di bahas dalam bab sebelumnya variabel faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak ada 3 yaitu, aspek yuridis, aspek
psikologis kesadaran, dan aspek sosilologis, berdasarkan penelitian sebelumnya oleh Marcus STAN, 2005 kesadaran dari wajib pajak sendiri
sangat berperan dalam mempengaruhi kepatuhan wajib pajak yaitu mencapai 14, hal ini diperkuat oleh kondisi nyata di lapangan yang di
hadapi penulis bahwa kesadaran dari wajib pajak mempengaruhi kepatuhan wajib pajak, jadi selain peraturan DJP No.35 dan e-Registration
kepatuhan wajib pajak mencantumkan NPWP dalam melakukan validasi SSB juga dipengaruhi kesadaran wajib pajak itu sendiri yang mencapai
93
0,2. Angka koefisien korelasi R pada tabel 4.4 sebesar 0,999 menunjukan bahwa hubungan antara peraturan DJP No.35, e-Registration
dengan kepatuhan wajib pajak mencantumkan NPWP dalam melakukan validasi SSB adalah kuat karena memiliki nilai koefisien korelasi diatas
0,5, dan hasil ini sejalan dengan penelitian sebelumnya oleh Marcus STAN, 2005.
b. Pengujian secara individual sub struktur 1 Uji t
a. Penerapan Peraturan Dirjen Pajak No 35 berpengaruh secara signifikan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Mencantumkan
NPWP dalam Validasi SSB. Hipotesis statistik
Ha :
ρ
x
1
y 0 H0 :
ρ
x
1
y = 0 Hipotesa bentuk kalimatnya :
Ha : Penerapan Peraturan Dirjen Pajak No 35 berpengaruh
secara signifikan terhadap kepatuhan Wajib Pajak mencantumkan NPWP dalam Validasi SSB.
Ho : Penerapan Peraturan Dirjen Pajak No 35 tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap kepatuhan Wajib
Pajak mencantumkan NPWP dalam Validasi SSB.
b. e-Registation berpengaruh secara signifikan terhadap kepatuhan wajib Pajak Mencantumkan NPWP dalam
Validasi SSB.
94
Hipotesis statistik Ha :
ρ
x
2
y 0 H0 :
ρ
x
2
y = 0 Hipotesa bentuk kalimatnya:
Ha : e-Registration berpengaruh secara signifikan terhadap kepatuhan Wajib Pajak Mencantumkan NPWP dalam
Validasi SSB. Ho :
e-Registration tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kepatuhan Wajib Pajak Mencantumakan NPWP
dalam Validasi SSB.
Tabel 4.5 Coefficientsa
Hasil Uji Parameter Individual Uji Statistik t
Model Unstandardized
Coefficients Standardize
d Coefficients
t Sig.
B Std. Error
Beta 1
Constant -342.893
10.216 -33.565
.000 Peraturan
1.827 .189
1.266 9.670
.000 eregistration
-.394 .193
-.267 -2.042
.047 a Dependent Variable: Kepatuhan Wajib Pajak Y
Sumber : Data sekunder yang diolah
Tabel koefesien merupakan hasil pengujian antara variabel dependen kepatuhan wajib pajak mencantumkan NPWP pada saat
melakukan validasi SSB dengan variabel independen secara individu parsial yang dilakukan uji t, hasil pengujian tersebut adalah:
1 Hasil pengujian variabel Peraturan DJP No.35 mempunyai nilai signifikan 0,000 lebih kecil dari nilai probabilitas 0,05 atau nilai 0,000,
95