Operasional Variabel METODOLOGI PENELITIAN

yang terkait akan menandatangani dan memberikan nomor pada lembar SSB. 2 Nomor Pokok Wajib Pajak adalah suatu sarana dalam administrasi perpajakan yang dipergunakan sebagai tanda pengenal diri atau identitas wajib pajak, oleh karena itu kepada setiap wajib pajak hanya diberikan satu Nomor Pokok Wajib Pajak. Pencantuman NPWP adalah proses pemberian nomor dalam administrsi perpajakan yang dipergunakan sebagai tanda pengenal diri atau identitas wajib pajak, dan juga dipergunakan untuk menjaga ketertiban dalam membayar pajak dan dalam pengawasan administrasi perpajakan. 3 Peraturan Dirjen Pajak No.35 adalah Peraturan tentang Kewajiban Pemilikan Nomor Pokok Wajib Pajak dalam rangka Pengalihan Hak atas Tanah danatau Bangunan dengan ini, peraturan ini secara tidak langsung menjaga ketertiban dalam pembayaran pajak dan untuk pengawasan kelengkapan administrasi perpajakan. 4 e-Registration adalah Layanan yang disediakan Direktorat Jenderal Pajak agar wajib pajak dapat mendaftar NPWP beserta lampirannya secara elektronik on-line dan real time melalui aplikasi penerimaan pendaftaran berbasis Web. 5 Kepatuhan Wajib Pajak WP adalah kepatuhan Wajib Pajak BPHTB yang terdaftar pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Serpong dalam validasi SSB mencantumkan NPWP atau sifat patuh atau ketaatan dalam melaksankan kewajiban perpajakan. 73 6 Dampak kebijakan Peraturan Dirjen Pajak No.35 dan e-Registration Sasaran Reformasi administrasi perpajakan yang tertuang dalam Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor 35 dan e-Registration adalah untuk meningkatkan kepatuhan wajib pajak, seperti yang dinyatakan oleh Toshiyuki 2001:42 bahwa target akhir administrasi perpajakan adalah untuk meningkatkan kepatuhan wajib pajak. Untuk itu penulis melakukan penelitian dalam rangka ingin mengetahui, apakah dengan adanya Peraturan Dirjen Pajak No.35 dan e-Regitration jumlah wajib pajak yang membuat kartu NPWP meningkat, atau sebaliknya, serta kepatuhan dalam menggunakan NPWP dalam setiap aktifitas administrasi perpajakan. 74

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A . Gambaran Umum Kantor Pelayanan Pajak Pratama Serpong

1. Sejarah Kantor Pelayanan Pajak Pratama Serpong

Seiring dengan Visi Misi Direktorat Jendaral Pajak, peranan pelayanan sangat penting terutama kepada masyarakat wajib pajak, sebagaimana diketahui bahwa objek Pajak Bumi dan Bangunan PBB dan Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan BPHTB meliputi semua lapisan masyarakat, sehingga secara nasional mempunyai nilai strategis dan mencerminkan kegotong royongan seluruh unsur masyrakat dalam pembiayaan pembangunan. Pada awalnya KPP Pratama Serpong hanya melayani kegiatan yang tidak terkait dengan Pajak Bumi dan Bangunan, namun karena adanya tuntutan permintaan dari masyarakat, dan untuk mencapai target pendapatan Pajak Bumi dan Bangunan di wilayah Tangerang khususnya, maka di bukalah Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan di KPP Pratama Serpong. Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan bertugas melaksanakan kegiatan operasional Direktorat Jenderal Pajak di bidang Bumi dan Bangunan, dan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan dalam daerah wewenangnya berdasarkan kebijakan teknis yang ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Pajak, dalam melaksanakan tugasnya, Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan menyelenggarakan fungsinya antara 75 lain mengolah data Pajak Bumi dan Bangunan serta Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan.

2. Visi dan Misi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Serpong

Visi dan Misi yang terdapat pada KPP Pratama Serpong guna mencapai target Penerimaan Pajak: • Visi KPP Pratama Serpong Menjadi Model Pelayanan Prima yang mendorong kepatuhan masyarakat Wajib Pajak yang akan menciptakan keberhasilan dalam menghimpun penerimaan negara dari sektor pajak. • Misi Fiskal KPP Pratama Serpong Mengamankan rencana penerimaan pajak dengan Efektifitas dan Efesiensi Tinggi di Wilayah Serpong. • Misi Kelembagaan KPP Pratama Serpong Meningkatkan kinerja berkelanjutan dalam rangka Teknokrasi Perpajakan dan Optimalisasi Pelayanan Publik. KPP Pratama Serpong Berlokasi di JL Raya Serpong Sektor VIII Blok 405 No.4 BSD-Tangerang, pada awalnya KPP Pratama Serpong, wilayah kerjanya mencangkup 8 wilayah kecamatan, namun untuk mengefisienkan dan mengefektifitaskan kinerja pelayanan maka sejak setahun yang lalu, wilayah kerja KPP Pratama Serpong khususunya Pelayanan PBB, hanya mencangkup 4 kecamatan, sedangkan 4 kecamatan lain dipecah wilayah kerjanya ke KPP Tiga Raksa. 76