105
derajat martabat masyarakat, meningkatkan derajat kesehatan, dan meningkatkan martabat keluarga itu. Melalui program SANIMAS masyarakat dapat
meningkatkan derajat kesehatan dan harga diri.
4.3 Pelaksanaan Program SANIMAS di Kelurahan Bagan Deli
Program Sanitasi Berbasis Masyarakat telah dimulai pada tahun 2006 di Sumatera Utara dengan prakarsa Satuan Kerja Pengembangan Infrastuktur
Penyehatan Lingkungan Permukiman Satker PPLP Dinas Tata Ruang dan Permukiman Sumatera Utara. Pola penyelenggaraan SANIMAS dilakukan oleh
Kelompok Swadaya Masyarakat KSM dengan difasiitasi oleh Tenaga Fasilitator Lapangan TFL yang memiliki kemampuan teknis dan sosial kemasyarakatan,
mulai dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, monitoring, dan evaluasi. Pada prinsipnya, keseluruhan tahapan mulai dari perencanaan,
implementasi konstruksi, pengawasan hingga operasi pemeliharaan semuanya dilakukan oleh masyarakat. Pemberdayaan masyarakat melalui program
SANIMAS ini berupaya menjadikan masyarakat sebagai aktor utama didalam seluruh proses dengan tujuan agar fasilitas yang terbangun dapat memberikan
manfaat yang berkelanjutan. Proses penentuan lokasi yang membutuhkan SANIMAS diseleksi terlebih
dahulu. Perencanaan pertama yaitu pemerintah kota, khususnya dalam penelitian ini adalah Pemerintah Kota Medan, mengusulkan kepada pemerintah pusat untuk
penanganan daerah-daerah yang masih banyak BABS. Lalu pemerintah kota menyiapkan daftar panjang longlist daerah BABS. Tim fasilitator menyeleksi
Universitas Sumatera Utara
106
lokasi menjadi daftar pendek short list. Kuota yang disediakan ternyata tidak banyak. Kalau di kota itu ada sepuluh lokasi yang daerahnya BABS, maka tim
fasilitator akan melakukan survei. Dari survei tersebut, akan diperolehlah beberapa lokasi saja yang menjadi short list.
Lokasi-lokasi dalam daftar pendek kemudian dikompetisikan atau diseleksi kembali dengan melihat kesiapan lahan. Lahan harus merupakan
kontribusi dari masyarakat atau pemerintah kota. Kalau tidak ada lahan, maka tidak akan diberikan program SANIMAS. Makanya dari sepuluh lokasi yang
menjadi short list, diadakanlah seleksi kampung. Maksudnya adalah dari satu kuota lokasi sesuai anggaran yang ada, diperebutkan oleh beberapa lokasi.
Selanjutnya, masyarakat pun diundang untuk sosialisasi supaya diberitahu tentang program SANIMAS. Dengan sosialisasi, masyarakat akan dibukakan dan
mengetahui apa dan bagaimana SANIMAS karena disitulah pendekatan yang tanggap terhadap kebutuhan masyarakat Demand Responsive Approach. Setelah
sosialisasi, tim melakukan RPA Rural Participatory Action atau isitilahnya survei kampung cepat berupa kompetisi memperebutkan satu lokasi tadi dengan
menggunakan metode focus group discussion. Kalau sudah didapatkan satu lokasi yang memang bersedia menyediakan lahan dan mengerti program SANIMAS, tim
akan melakukan simulasi program SANIMAS bagi lokasi tersebut. Kemudian, barulah dibentuk Kelompok Swadaya Masyarakat KSM yang
dipilih oleh masyarakat di sekitar lokasi SANIMAS itu sendiri. Yaitu seperti KSM Bunga Tanjung di Lorong Ujung Tanjung I Lingkungan V Kelurahan Bagan
Universitas Sumatera Utara
107
Deli. Anggota KSM adalah sukarelawan yang bersedia bekerja demi kebutuhan masyarakat bersama tanpa diupah. KSM inilah yang merencanakan apa yang mau
dibangun. KSM tidak bekerja sendirian, tetapi didampingi oleh Tim Fasilitator Lapangan yaitu pejabat pelaksana program SANIMAS dari Dinas Tarukim.
Akhirnya, program pun dilaksanakan dan yang bekerja masyarakat itu sendiri. Berikut ini merupakan susunan pengurus KSM Bunga Tanjung yang
mengerjakan Program SANIMAS di Lingkungan V Kelurahan Bagan Deli Kecamatan Medan Belawan.
Tabel 5.1 : Nama Pengurus KSM Bunga Tanjung
Sumber : Wawancara, 2014
Didalam merencanakan apa yang hendak dibangun di Lingkungan V, anggota KSM tidak serta merta mengambil keputusan sendiri karena mereka pun
tetap bertanya kepada masyarakat tentang apa yang harus dibangun sesuai dengan kebutuhan masyarakat seperti yang dilakukan Bapak Sumarno selaku Ketua KSM
Bunga Tanjung yakni menanyaan apa kemauan masyarakat supaya dia merasa 1.
Ketua : Sumarno
2. Sekretaris
: Nazaruddin 3.
Bendahara : Nurrehan
4. Tim Perencana
: Supiani 5.
Tim Pelaksana : Lela
6. Tim Pengawas
: Umar 7.
Panitia Pengadaan : Ramlah
8. Seksi Operasi dan Pemeliharaan
: Syafaridah
Universitas Sumatera Utara
108
lebih baik. Jadi, upaya mereka adalah menanyakan apa kebutuhan masyarakat di Lingkungan V tersebut.
Setelah memperoleh saran dan respons positif dari masyarakat, maka pembangunan pun segera dilakukan. Pada masa pembangunan, menurut Bapak
Sumarno, masyarakat turut serta membantu meskipun kadang kala saja. Bantuan dari masyarakat bermacam-macam. Ada yang memberikan makanan dan
minuman, rokok, sekadar semangat bahkan doa supaya pekerjaan mereka lancar. Begitulah yang dialami selama masa pengerjaan program SANIMAS dalam
bentuk MCK+ selama 100 hari. Selama pekerjaan dilakukan, Pejabat Pembuat Komitmen yang mengurusi
pelaksanaan program SANIMAS di Kelurahan Bagan Deli tetap memantau pembangunan bersama-sama tim pengawas yang telah dibentuk hingga
pembangunan selesai dikerjakan. Berikutnya, pengelolaan operasional dan pemeliharaan sarana yang telah ada tetap diserahkan kepada masyarakat itu
sendiri tanpa campur tangan pemerintah daerah. Pengelolaan operasional ditanggungjawabi oleh satu orang yaitu Bapak
Nazaruddin sebagai Kepala Lingkungan yang bertepatan lokasi SANIMAS disamping rumahnya. Bapak Nazaruddin bertanggung jawab untuk membayar
biaya listrik setiap bulan, mengganti bola lampu apabila rusak, menjaga dan membersihkan sarana MCK. Masyarakat sebagai pengguna sarana memang tidak
diwajibkan untuk membayar setiap kali menggunakan MCK. Namun, karena
Universitas Sumatera Utara
109
masyarakat menyadari ada biaya operasional yang harus ditanggung, maka masyarakat mau memberikan uang kepada pihak penanggung jawab.
Uang yang diberikan kepada penanggung jawab sesuai dengan kemampuan masing-masing orang. Ada yang membayar Rp 1.000 per orang
setiap kali menggunakan MCK, atau Rp 10.000 setiap bulan. Lalu uang yang terkumpul digunakan untuk membayar beban listrik atau bila bersisa, uang
tersebut disisihkan untuk dapat digunakan bila suatu waktu ada kerusakan. Dari hasil wawancara dengan informan, mereka mengaku tidak keberatan kalau
memberikan uang tersebut karena itu juga digunakan hal yang wajar dan diketahui oleh masyarakat bersama. Malah ada masyarakat yang rela membayar karena
merasa sangat senang sudah ada MCK yang bagus di lingkungannya.
Gambar 4.2 dan 4.3 : Ketua KSM Bunga Tanjung Di Depan Bangunan MCK+ di Lorong Ujung Tanjung Kiri dan Bangunan MCK++ Tahun 2013
di Lingkungan IV
Sumber : Observasi, 22-04-2014 Dokumentasi Zudika
Universitas Sumatera Utara
110
BAB V ANALISIS DATA
Didalam BAB ini, penulis menganalisis data, yaitu penyusunan data secara sistematis yang diperoleh dari hasil wawancara, observasi, catatan lapangan dan
dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori-kategori, lalu menjabarkan dan menyusunnya ke dalam unit-unit sehingga dapat dipahami
baik oleh peneliti sendiri maupun orang lain.
5.1 Analisis Evaluasi Program Sanitasi Berbasis Masyarakat SANIMAS
Dalam penelitian ini, evaluasi program SANIMAS diukur dari data-data temuan di lapangan yang telah diklasifikasikan sebelumnya ke dalam indikator-
indikator dalam teori evaluasi kebijakan publik. Kemudian indikator-indikator tersebut dianalisis untuk mengonfirmasi jawaban informan dengan data sekunder.
5.1.1 Efektivitas
Indikator efektivitas digunakan untuk melihat apakah hasil dari suatu program yang sudah terlaksana sesuai dengan tujuan yang ditetapkan. Atau
dengan kata lain, adakah keterkaitan antara hasil yang ada dengan hasil yang diharapkan sesuai tujuan? Berdasarkan visi dan misi Program SANIMAS,
program ini bertujuan agar masyarakat dan para pemangku kepentingan mengerti dan memahami penyediaan prasarana dan sarana air limbah melalui
Universitas Sumatera Utara